Manisnya godaan, pahitnya dampak
 Pernahkah Anda merasa tidak bisa berhenti mengonsumsi makanan manis, bahkan ketika sudah merasa kenyang? Jika ya, Anda mungkin mengalami adiksi terhadap makanan manis. Sama seperti adiksi terhadap zat- zat lain, adiksi makanan manis juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan mengganggu kualitas hidup. Mengonsumsi minuman dan makanan manis memang nikmat. Namun, di balik manisnya rasa, gula menyimpan potensi bahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Adiksi makanan manis, sebuah kondisi di mana seseorang sulit mengendalikan keinginan untuk mengonsumsi makanan atau minuman manis, menjadi masalah kesehatan yang semakin serius.Makanan dengan kandungan gula tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan kanker.Â
Gula adalah karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh. Gula alami ditemukan dalam buah-buahan dan produk susu, dan biasanya tidak berbahaya karena keduanya juga mengandung nutrisi penting lainnya seperti serat dan kalsium. Namun, gula tambahan yang sering terdapat dalam minuman dan makanan manis perlu diperhatikan. Konsumsi gula tambahan yang berlebihan bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Batas konsumsi gula yang direkomendasikan adalah sekitar 54 gram atau 4 sendok makan per hari, yang mencakup total gula dari semua makanan dan minuman yang dikonsumsi, termasuk buah, sayuran, biji-bijian, susu, teh manis, boba, minuman bersoda.donat, atau keik.Â
Â
Lalu, mengapa kita bisa kecanduan gula?Â
Dahulu, nenek moyang manusia mengonsumsi makanan manis dan tinggi kalori sebagai upaya untuk bertahan hidup. Namun, saat ini, banyak orang mencari makanan manis hanya untuk kepuasan rasa. Seiring waktu, kebiasaan ini bisa menyebabkan kecanduan pada makanan manis. Proses kecanduan dimulai ketika otak merespons konsumsi makanan manis. Gula merangsang produksi hormon serotonin dan endorfin, yang memberi efek neurologis yang membuat Anda merasa tenang dan bahagia. Inilah sebabnya Anda merasa senang setelah mengonsumsi makanan seperti es krim, cokelat, atau minuman bubble tea. Lama-kelamaan, otak akan menginginkan lebih banyak gula, yang kemudian mengarah pada keinginan berlebihan akan gula. Selain itu, konsumsi makanan manis dapat menurunkan fungsi hormon leptin, yang seharusnya memberi sinyal kenyang ke otak, sehingga Anda merasa lapar lebih cepat dan ingin terus mengonsumsi makanan manis.
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa gula mempengaruhi senyawa kimia di otak, yang dapat menyebabkan kecanduan. Hal ini sering kali berdampak pada aspek lainnya, seperti lemak tubuh. Salah satu penyebabnya adalah gula merangsang pelepasan senyawa kimia di otak yang berperan dalam menciptakan perasaan bahagia, seperti serotonin dan endorfin. Senyawa-senyawa ini memberikan dorongan energi secara cepat dan biasanya memperbaiki suasana hati.Pemicu kecanduan makanan manis bermacam- macam tergantung setiap individu tetapi memakan makanan manis biasanya dikaitkan untuk meningkatkan energi dan suasana hati.Â
Â
Kecanduan terhadap makanan atau yang sering kita dengar dengan sugar  sculpturing dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan tubuh, yaitu;Â
Obesitas: Gula kosong( gula tambahan) memberikan kalori tanpa nutrisi penting lainnya, sehingga berkontribusi pada penumpukan lemak tubuh.Â
Diabetes Konsumsi gula berlebihan dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah, meningkatkan risiko diabetes tipe 2.Â
Penyakit Jantung Gula dapat meningkatkan kadar trigliserida dan kolesterol jahat, serta meningkatkan tekanan darah, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.Â
Penyakit Hati Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan penyakit hati berlemaknon-alkohol.Â
Penuaan Dini Gula dapat merusak kolagen dan elastin, protein yang penting untuk menjaga kulit tetap kencang dan elastis.Â
Dan masih banyak lagi dampak buruk bagi kesehatan kita, jika kita mengkonsumsi makanan manis berlebih.Â
Â
" Selalu memenuhi keinginan konsumsi makanan manis atau sugar  pining bisa menjadi masalah untuk kesehatan. Untuk menahan keinginan tersebut, sebaiknya jangan biarkan perut terasa lapar, konsumsi buah, dan makan secara teratur. "Â
Namun, selalu memenuhi keinginan mengonsumsi makanan manis atau sugar  pining, akan berujung pada masalah kesehatan seperti diabetes. Terlebih makanan olahan seperti roti, yoghurt, jus, dan kue mengandung gula dalam jumlah banyak. Itulah sebabnya keinginan untuk mengonsumsi makanan manis perlu ditahan.Â
Â
Lantas, bagaimana cara menahan keinginan mengonsumsi makanan manis?
Baca Marker Makanan Perhatikan kandungan gula tambahan pada makanan dan minuman yang Anda konsumsi.Â
Pilih Makanan Olahan Minimal Makanan olahan seringkali mengandung banyak gula tambahan. Prioritaskan makanan utuh seperti buah- buahan, sayuran, dan biji- bijian.
Atur Porsi Batasi konsumsi makanan dan minuman manis.Â
Cari Alternatif Manis Gunakan pemanis alami seperti stevia atau madu dalam jumlah yang sangat sedikit.Â
Kelola Stres Cari cara sehat untuk mengatasi stres, seperti berolahraga, meditasi, atau yoga.Â
Cari Dukungan Bergabung dengan kelompok dukungan atau berbicara dengan ahli gizi dapat membantu Anda mengatasi adiksi gula.Â
Â
Gula sebenarnya bukan musuh, tetapi konsumsi yang berlebihanlah yang menjadi masalah. Dengan memahami bagaimana gula memengaruhi tubuh dan membuat pilihan makanan yang lebih sehat, kita dapat menikmati makanan manis tanpa harus mengorbankan kesehatan. Jangan lupa untuk selalu memastikan asupan gula dalam makanan dan minuman manis yang Anda konsumsi sesuai dengan takaran yang telah dianjurkan. Jika ingin memastikan takaran gula yang sesuai, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter, terlebih jika Anda menderita kondisi medis tertentu, misalnya diabetes.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H