Mohon tunggu...
Nurvita Dwi Anjani
Nurvita Dwi Anjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mataram

sejak kecil saya suka membaca buku cerita dan berbagai majalah yang diberikan Bapak. sejak saat itu saya suka untuk menceritakan apa yang telah saya baca. oleh sebab itu, saya ingin belajar melalui kompasiana ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Tari Kreasi Modern x Serune Samawa oleh Kampus Mengajar 7 SDN 22 AMPENAN

1 Juli 2024   21:31 Diperbarui: 1 Juli 2024   21:45 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
penampilan di festival Literasi Numerasi/dokpri

         Seni tari merupakan salah satu bentuk kebudayaan daerah yang mengandung banyak nilai nilai kebudayaan yang kental akan nilai sosial, budaya, filosofis, dan spiritualnya. Nilai nilai kebudayaan dari setiap gerakan tari mampu mendeskripsikan identitas suatu daerah. Kepribadian siswa dalam pembentukan karakter melalui seni tari memiliki tujuan sebagai bentuk eksistensi pembelajaran seni tari tradisional di sekolah dalam membentuk proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, komunikatif, dan estetis (Ayu Retnoningsih, 2017). 

        Latar belakang munculnya tari kreasi di Indonesia bermula dari improvisasi tari rakyat dan tari klasik. Tari kreasi merupakan suatu kombinasi gerakan yang memiliki kebebasan penuh dalam berekspresi. Munculnya tari kreasi ini karena adanya panduan gerakan dari berbagai daerah atau masuknya gerak tari dari negara lain. Terbentuknya tari kreasi ini juga dipengaruhi oleh gaya tari daerah lain atau negara lain maupun hasil dari kreativitas penciptanya. Tari kreasi di Indonesia terbentuk dari para seniman yang menciptakan variasi-variasi untuk tari tradisional        Latar belakang munculnya tari kreasi di Indonesia bermula dari improvisasi tari rakyat dan tari klasik. Tari kreasi merupakan suatu kombinasi gerakan yang memiliki kebebasan penuh dalam berekspresi. Munculnya tari kreasi ini karena adanya panduan gerakan dari berbagai daerah atau masuknya gerak tari dari negara lain. Terbentuknya tari kreasi ini juga dipengaruhi oleh gaya tari daerah lain atau negara lain maupun hasil dari kreativitas penciptanya. Tari kreasi di Indonesia terbentuk dari para seniman yang menciptakan variasi-variasi untuk tari tradisional. 

Beberapa sekolah di sekitar Ampenan dan Mataram, Nusa Tenggara Barat, masih terdapat beberapa sekolah yang belum memperkenalkan penguatan karakter melalui seni tari. Dalam beberapa sekolah pengenalan budaya tari masih kurang maksimal dikarenakan rendahnya kesadaran untuk melestarikan budaya daerah. Oleh sebab itu, diperlukan adanya ketegasan dari orang sekitar dalam ketercapaian penguatan karakter dan pengenalan budaya, terutama di sekolah dasar. Untuk itu, melalui program Kampus Mengajar 7 ini penulis ingin melestarikan budaya dan meningkatkan karakter siswa melalui seni tari di SDN 22 Ampenan. Diharapkan dengan adanya pelestarian budaya ini, siswa siswi bisa mengenal lebih banyak lagi tarian tarian di indonesia.

Nilai- nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui pelatihan tarian kreasi di SDN 22 Ampenan yaitu :

  • Kreatif, Kreativitas siswa menjadi hal yang urgent untuk ditingkatkan, karena hal ini merupakan salah satu tuntutan abad 21. Kreativitas yang muncul dapat dikembangkan melalui proses pelatihan tarian kreasi yang dilaksanakan di  SDN 22 Ampenan. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa siswa yang mengikuti pelatihan dari kelas 4 dan 5 mengalami peningkatan pada segi kreativitas membuat gerakan-gerakan baru dari tarian kreasi yang dilatihankan.
  • Rasa ingin tahu, Melalui pelatihan tari kreasi, siswa mampu menggali rasa ingin tahunya tentang tarian yang sesuai dengan usianya. Media teknologi internet yang digunakan mempermudah proses penggalian informasi oleh siswa dan mahasiswa dalam mencari informasi gerakan yang mudah diingat dan sesuai dengan musik dari tarian kreasi yang telah disepakati.
  • Mandiri,  Kemandirian siswa dilihat saat siswa mempentaskan tarian kreasi mereka pada kegiatan di hari memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2024, pada kegiatan perpisahan kelas 6 dan pada kegiatan pengambilan video dokumentasi tarian kreasi oleh mahasiswa kampus mengajar. Siswa secara mandiri menyiapkan busana tarian yang telah disepakati bersama, busana yang digunakan adalah pakaian adat Sasak yaitu Lambung dan tambahkan perlengkapan lain seperti ikat kepala dan selendang.
  • Disiplin, Sikap disiplin siswa dimulai sejak pelatihan tari ke-3 , hal ini ditunjukan dengan siswa yang datang latihan di sekolah, pada jam yang telah di tentukan bersama yaitu pada saat jam pulang sekolah atau paling lambat jam 1 siang. Siswa dengan antusias datang kesekolah untuk latihan tari kreasi.
  • Cinta Tanah Air, Pembelajaran sikap cinta tanah air dapat diartikan salah satu komponennya adalah tari. Melalui penerapan tari, siswa akan dapat menerapkan bentuk bentuk pelestarian budaya daerah. Dengan adanya pelatihan tari maka akan menumbuhkan apresiasi terhadap seni dalam mengenal jati dirinya sekaligus memahami identitas bangsanya. Sehingga kelak siswa lebih bangga menghargai, mengenal, serta menjaga budaya sebagai jati diri bangsanya. Bentuk kebanggaan siswa ini merupakan salah satu pendorong siswa untuk mau melestarikan serta mempelajarinya secara mendalam dan mencintai tanah airnya.
  • Bekerja  sama, Peranan pelatihan tarian kreasi, mampu menumbuhkan sikap kerja sama siswa baik pada tahap perencanaan, tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Pada tahap perencanaan siswa dan mahasiswa kampus mengajar  secara bersama-sama merencanakan tarian yang digunakan, tempat latihan dan apa saja yang diperlukan saat latihan. Dilanjutkan dengan tahap persiapan, siswa bekerja sama menyiapkan kelas yang digunakan sebagai tempat pelatihan tarian kreasi. Hingga pada tahap pelaksanaan kegiatan tarian kreasi, siswa bekerja sama dalam menghapal gerakan, menghapal ketukan-ketukan musik sebagai pertanda masuknya gerakan lain dan bekerja sama saling mengingatkan bila ada siswa yang melupakan gerakan

Dalam melestarikan budaya, menumbuhkan kesadaran dalam pelestariannya lah yang paling penting disini. Dikarenakan tanpa adanya kesadaran dari dalam diri, maka pelaksanaan pelestarian budaya juga tidak akan berjalan baik. Hal yang paling penting yang harus pertama dimiliki adalah menumbuhkan kesadaran serta rasa memiliki akan budaya tersebut, sehingga dengan rasa memiliki serta mencintai  budaya  sendiri,  orang  akan  termotivasi  untuk  mempelajarinya, sehingga  budaya  akan  tetap  ada  karena  pewaris kebudayaannya  akan  tetap terus ada. 

talent tari /dokpri
talent tari /dokpri

Adapun rangkaian kegiatan selama pelaksanaan tari, diantaranya

  • Pra-persiapan. Metode pra-persiapan dilakukan dengan kegiatan observasi dan wawancara yang dapat mengumpulkan informasi seputar pengembangan karakter di SDN 22 Ampenan. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan menanyakan ke kepala sekolah di SDN 22 Ampenan, dari hasil wawancara bahwa  pengembangan karakter melalui tari sudah ada sebelumnya, namun untuk saat itu sedang terhenti dikarenakan suatu hal. Dari hasil wawancara tersebut, penulis mulai melakukan persiapan dengan mentargetkan program pengembangan karakter melalui tari. Target utama penulis terhadap program ini adalah untuk memperkenalkan budaya tari ke siswa siswi di sdn 22 ampenan dan memupuk kerjasama kelompok serta percaya diri
  • latihan/dokpri
    latihan/dokpri
  • Persiapan. Setelah mendapatkan hasil wawancara dan izin dari kepala sekolah, langkah selanjutnya adalah memulai mencari solusi agar pelaksanaan pengembangan karakter melalui tari dapat terlaksana kembali. Penulis mulai mendata dari kelas 4 dan 5 yang ingin mengikuti tari. Dari pendataan tersebut terdapat 7 siswa dan untuk kelas 5 terdapat 8 siswa. Penulis mulai membuatkan jadwal temu untuk latihan tari, yaitu dihari jumat dan sabtu sepulang sekolah selama 30 menit. Di tahap persiapan ini, bentuk bentuk tari dan gerakan kreasi mulai disiapkan. Untuk gerakan dapat menyesuaikan musik namun masih terdapat makna kebudayaannya. Tari yang disarankan adalah tari Kreasi Modern dan Tari Kreasi Paris Barantai dari Kalimantan. Dalam tahap persiapan ini kami juga mentargetkan waktu tampil dan persiapan kostum siswa.
  • Pelaksanaan.Penerapan tari kreasi ini dibagi menjadi dua kelompok. Untuk kelompok A yaitu kelompok kelas 4 yang akan menampilkan Tari Kreasi Modern dan untuk kelas 5 menggunakan tari Paris Barantai. Untuk kegiatan yang kami lakukan adalah dengan melatih kekompakkan siswa siswi melalui sebuah permainan, kemudian memperkenalkan gerakan gerakan kepada siswa siswi dengan menyesuaikan ritme dan irama musik. Dalam hal ini, kami membebaskan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat gerakan tari yang ingin digunakan. Jadi komunikasi kami tidak hanya terjadi dalam satu arah dan melatih rasa percaya diri siswa untuk menyampaikan pendapat.  
    penampilan di festival Literasi Numerasi/dokpri
    penampilan di festival Literasi Numerasi/dokpri
  • Penutup. Selama pelaksanaan, kami mempunyai target 1 bulan untuk melatih siswa dalam menari. Dikarenakan siswa sangat antusias untuk mengikuti tari jadwal yang kami tetapkan telah dirombak dengan menjadikan 1 minggu menjadi 3 kali. Siswa sangat senang bisa berlatih tari, mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap gerakan gerakan tari yang baru. Untuk melatih rasa mandiri dan cinta tanah air siswa, kami menambah gerakan tarian dengan tari modern yang telah penulis ciptakan. Hal itu justru membuat siswa merasa semangat dalam mengikuti pelatihan tari. Hasil dari pelatihan tari tersebut, kami sudah menampilkan sebanyak 5 kali, yaitu di Hari pendidikan tanggal 2 Mei, saat Perpisahan kelas 6, dan saat pengambilan dokumentasi youtube.Dari beberapa persembahan yang sudah dilakukan oleh talent tari kami, mereka masih belum puas terhadap tariannya. Mereka sangat antusias dan siap untuk dilatih menari dan ditampilkan di hadapan banyak orang. Talent kami yang awalnya merasa ragu dan malu saat ingin tampil sekarang merasa bahwa hal itu merupakan hal yang harus dibanggakan dan ditingkatkan.

Pengembangan karakter melalu tari kreasi ini mendapatkan apresiasi penuh dari kepala sekolah. Kepala sekolah sangat senang sekali dengan adanya Kampus Mengajar dalam menghidupkan SDN 22 Ampenan lagi. "Dengan adanya program kampus mengajar, SDN 22 AMPENAN sekarang menjadi lebih berwarna dengan kegiatan kegiatan yang baru", tuturnya.

Dari kegiatan pengabdian masyarakat melalui pelatihan tari  menggunakan tarian kreasi modern yang telah dilaksanakan di SDN 22 Ampenan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, dapat disimpulkan bahwa pelatihan tari ini berjalan lancar sesuai harapan untuk membentuk atau memperbaiki pendidikan karakter siswa. Melalui pelatihan tari, peserta dapat membina pendidikan karakter yang tepat diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, melalui pelatihan tari, peserta mampu membedakan perilaku baik dan buruk, mampu membangun kerjsama yang baik, mampu mendisiplinkan diri, mampu bersikap mandiri, mampu mengembangkan kreatifitasnya dan mampu mencerminkan sikap cinta tanah air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun