Â
Abstrak: Artikel ini membahas tentang apa yang dimaksud dengan merdeka belajar yang sesungguhnya.  Merdeka belajar merupakan program kebijakan baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri  Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Pendidikan merdeka belajar merupakan respon terhadap kebutuhan sistem pendidikan pada era Revolusi Industri 4.0. Merdeka belajar adalah sebuah gagasan yang membebaskan para guru dan siswa dalam menentukan sistem pembelajaran. Pendidikan di Indonesia selama ini hanya menekankan pada aspek pengetahuan dari pada aspek keterampilan. Merdeka belajar juga menekankan pada aspek pengembangan karakter yang sesuai dengan nilia -- nilai bangsa Indonesia. Ki Hadjar Dewantara memandang pendidikan sebagai pendorong bagi perkembangan siswa, yaitu pendidikan mengajarkan untuk mencapai perubahan dan kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar. Merdeka belajar merupakan salah satu bentuk implementasi nilai -- nilai pembentuk karakter bangsa dimulai dari pembenahan sistem pendidikan dan metode belajar.
Kata kunci: Merdeka Belajar; Nadiem Anwar Makarim; Pendidikan Berkarakter; Ki Hadjar Dewantara.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses untuk mendewasakan manusia dan memanusiakan manusia. Keberhasilan proses pendidikan sangat tergantung dengan beberapa faktor. Faktor - faktor pendidikan itu adalah pendidik, anak didik, materi, metode, dan sarana prasarana. Pendidikan memiliki tujuan untuk mencetak generasi yang cerdas dalam karakter yang berbudi baik. Tidak hanya itu, pendidikan juga mendorong perubahan menuju hal yang lebih baik dari generasi ke generasi. Melalui pendidikan ini, diharapkan dapat melahirkan hal- hal yang inovatif, kreatif serta mencetak generasi yang mampu membawa perubahan. Ki Hajar Dewantara memiliki konsep tentang pendidikan yang didasarkan pada asas kemerdekaan, yang memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan dari Tuhan Yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Siswa harus memiliki jiwa merdeka dalam artian mereka secara lahir dan batin serta tenaganya. Jiwa yang merdeka sangat diperlukan sepanjang zaman agar bangsa Indonesia tidak didikte oleh negara lain. Ki Hajar Dewantara memiliki istilah sistem among, yakni melarang adanya hukuman dan paksaan kepada anak didik karena akan mematikan jiwa mereka serta mematikan kreativitas nya(Dwiarso,2010). Belum lama ini, menteri Pendidikan dan kebudayaan meluncurkan gerakan baru "Merdeka Belajar" yaitu kemerdekaan dalam berpikir. Dalam perubahan kurikulum pendidikan ini, diharapkan bisa merubah tatanan masa depan untuk pemuda - pemuda Indonesia dalam menyikapi perubahan yang akan datang.
PEMBAHASAN
Merdeka belajar adalah kemampuan berpikir siswa yang kreatif dalam mencari pengetahuan dari berbagai sumber. Siswa bisa bebas memilih belajar dari berbagai sumber belajar dan bebas dari tekanan. Merdeka belajar menjadi salah satu program inisiatif dari menteri pendidikan yang ingin menciptakan suasana belajar yang bahagia, baik bagi murid maupun para guru. Ada empat pokok kebijakan baru "merdeka belajar" Kemendikbud RI yaitu : Ujian Nasional (UN) akan diganti oleh asesmen kompetensi minimum dan survei karakter, ujian sekolah berstandar nasional (USBN) akan diserahkan ke sekolah, penyederhanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), sistem zonasi diperluas (tidak termasuk daerah 3T).
Tujuan dari merdeka belajar adalah agar para guru, siswa serta orang tua bisa mendapatkan suasana yang menyenangkan. Diharapkan dari merdeka belajar guru dan siswa dapat merdeka dalam berpikir sehingga hal ini dapat diimplementasikan dalam inovasi guru dalam menyampaikan materi kepada siswa, tidak hanya itu siswa juga dimudahkan dalam belajar karena siswa dimudahkan dalam berinovasi dan kreativitas dalam belajar. Sejalan dengan konsep mereka belajar yang digagaskan oleh Kemendikbud bangsa Indonesia juga memiliki tokoh pelopor pendidikan, yakni Ki Hajar Dewantara yang sering kita kenal sebagai bapak pendidikan melalui gagasan dan pemikiran beliau pendidikan di Indonesia menjadi lebih terarah dan memiliki pondasi yang lebih jelas. Salah satu tujuan dari pendidikan di Indonesia, yaitu pentingnya generasi yang cerdas dan berkarakter. Fungsi dari program merdeka belajar yaitu : diharapkan bisa membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan bahagia, hal ini tentunya akan mempengaruhi kualitas pembelajaran lebih baik. Suasana belajar yang menyenangkan bukan saja dapat meningkatkan semangat belajar siswa, melainkan juga para guru hingga orang tua pun bisa merasakannya.
Selain dampak positif, terdapat juga dampak negatif dalam perubahan kurikulum merdeka belajar ini: yang pertama dalam perubahan USBN dan UN terdapat beberapa sekolah yang belum siap dalam membuat sebuah sistem penilaian sendiri karena adanya kekurangan fasilitas dan kuantitas dari guru itu sendiri, selain itu standar penilaian yang digunakan secara nasional dari akibat penghapusan Ujian Nasional (UN) ini juga belum jelas sehingga dapat menjadi sebuah masalah baru, yang kedua dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ada sisi negatif yang perlu dicermati dengan adanya rencana ini, di mana dengan memberikan kebebasan kepada guru dalam penyusunan akan sangat riskan, hal ini disebabkan guru selama ini sangat tergantung pada petunjuk teknis dan belum secara mandiri dapat membuat RPP tetapi lebih kepada copy paste, yang ketiga dalam zonanisasi dampak negatif dengan adanya sistem zonasi ini adalah timbulnya dampak semangat yang menurun dari si anak ingin masuk sekolah di SMP atau SMA karena tidak dapat masuk sekolah yang mereka inginkan karena adanya sistem zonasi ini.
PENUTUP
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia membutuhkan perubahan untuk memperbaiki mutunya, merdeka belajar merupakan suatu langkah yang tepat untuk mencapai pendidikan yang ideal yang sesuai dengan kondisi saat ini dengan tujuan mempersiapkan generasi yang tangguh, cerdas, kreatif, dan memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Merdeka belajar juga memiliki relevansi dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang mempertimbangkan aspek keseimbangan cipta, rasa, dan karsa. Merdeka belajar memberi kebebasan pada siswa dan guru untuk mengembangkan bakat dan keterampilan yang ada di dalam diri, karena selama ini pendidikan lebih menekankan pada aspek pengetahuan. Kurikulum merdeka belajar ini memiliki kelebihan - kelebihan dalam manajemen pendidikan yang mempermudah proses pendidikan dan mendorong inovasi siswa dan sekolah dalam meraih hasil yang lebih baik. Kurikulum merdeka belajar memiliki kelemahan karena mutu pendidikan yang belum merata, paradigma dunia pendidikan Indonesia yang masih belum berubah, dan kecenderungan pola yang mengikuti sistem pasar. Implementasi merdeka belajar dapat dilakukan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, atas serta pendidikan tinggi. Dengan merdeka belajar ini, siswa diharapkan lebih banyak praktek implementasi nilai-nilai karakter bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dan di lingkungan sekitar. Untuk tercapainya pendidikan yang ideal dan sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia menjadi tanggung jawab dan kesadaran bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Aina, D. (2020). Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Karakter.p.Vol3.
Insamodra, A. (2020). Dampak Positif dan Negatif dari Wacana Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Indosenia.
Pendi, Y (n.d.). Merdeka Belajar yang Tercantum dalam Kompetensi Guru Bahasa inggris SMP Negeri 01 Sedayu.p. Vol1.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H