Tulisan di atas merupakan pesan yang saya tulis dalam catatan pribadi saya sekitar awal bulan April lalu, ketika semua orang masih benar-benar dilanda rasa takut dan khawatir akan kondisi pandemi covid-19. Tepatnya sebelum muncul banyaknya penyataan-pernyataan konspirasi yang membuat saya bergidik geli. Terangnya sebelum rasa optimisme yang saya miliki bergulat dengan segala bentuk skandal yang hadir akhir-akhir ini.Â
Saya sengaja mengunggah pernyataan lama saya di bulan Desember agar bisa menjadi pengingat untuk diri saya supaya saya tetap memiliki rancangan optimisme di tahun selanjutnya. Walaupun sebenarnya saya cukup sadar bahwa optimisme awal besar kemungkinannya tidak akan benar-benar sama dengan realisasi perjalanan.Â
Akan tetapi paling tidak berdasarkan pernyataan lama saya ini ada optimisme awal yang ternyata bisa dijalankan. Menjadi pribadi fleksibel ialah satu-satunya contoh nyata yang saya rasakan bahwa ternyata optimisme awal bisa berujung pada realisasi perjalanan.Â
Oleh karena itu, dari sini saya belajar bahwa mungkin di tahun depan rancangan optimisme saya akan lebih banyak menitikberatkan pada optimisme internal yang bisa saya kontrol daripada harus membentuk optimisme eksternal yang sifatnya berkaitan dengan banyak pihak dan sulit untuk dikontrol. Entah mengapa saya ingin lebih meminimalisasi munculnya rasa kecewa saya yang berasal dari perbedaan optimisme awal dan realisasi perjalanan di tahun yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H