Ada beberapa profesi yang hari ini muncul namun tak pernah terbayangkan bahkan sama sekali, di 5-10 tahun sebelumnya. Â Contohnya, kreator konten. Entah bagaimana awal mulanya, kreator konten (content creator) pada akhirnya menjadi sebuah profesi yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Artinya ada earning yang bisa menghidupi dan bahkan menjanjikan.
Aku sendiri pun tak pernah terpikirkan akan muncul profesi ini, apalagi terpikirkan akan menjadi salah satu di antaranya. Apakah kalian juga demikian?
Pertama kali terjun ke dunia kreator konten di tahun 2018, saat itu posisiku sebagai fresh graduate dengan anak usia bayi. Memutuskan menjadi ibu rumah tangga, membuat duniaku berbeda 180 derajat dari sebelumnya yang gemar berpetualang kesana kemari. Hingga akhirnya aku yang memang hobi menulis dan ngeblog, memutuskan menjadi kreator konten. Blog dan media sosial khususnya Instagram menjadi platform pilihanku.
Kini, tahun 2023. Artinya sudah hampir lima tahun terjun ke dunia yang "mengubah hidupku" ini.
"Wait.. mengubah hidup? Emang apa aja yang berubah?"
Pertama, menjadi kreator konten membuatku merasa hidupku lebih bersemangat.
Aku, sejak usia remaja, adalah tipikal yang "ngga bisa diam". Semasa SMA selain belajar duduk di kelas, aku juga aktif berorganisasi. Hal ini lebih lebih di masa kuliah, bisa dibilang 30% kuliah, 70% organisasi, hahaha.
Ada semacam perasaan bahagia ketika aku bisa menjadi produktif versiku yaitu dengan belajar dan berbagi.
Kedua, punya circle sesama blogger & content creator. What a priceless! Buat buibuk kayak aku tuh punya circle di luar sebuah anugerah banget. Yang dulunya bisa bebas kesana kemarin, bertemu siapapun dan kapanpun, saat sudah menikah dan punya anak, perubahan pun terjadi. Buibuk pasti relate deh sama aku kan?
Namun menjadi kreator konten membuatku bisa berelasi dengan teman sesama blogger dan kreator konten. Bukan sekadar rumpi namun kami juga saling mengisi dan berbagi.
Ketiga, dapat pengalaman mengunjungi berbagai tempat. Memang, semasa single dulu dengan hobi backpscker-an dari satu tempat ke tempat lain, aku bisa menjelajahi berbagai tempat. Tapi nyatanya ketika sudah menjadi ibu, aku tetap bisa melakukannya. Meskipun tidak 100% sama persis.
