Mohon tunggu...
Vissadila Tololiu
Vissadila Tololiu Mohon Tunggu... Guru - amatullaah

keberkahan waktu dan kebahagiaan ada ketika al qur'an menjadi kekasihmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekasih Terindah

4 Februari 2020   09:16 Diperbarui: 4 Februari 2020   09:10 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Mendambakan kehidupan yang sepurna dan dihiasi dengan kebahagiaan merupakan suatu hal yang mungkin tak bisa luput dari manusia. Memilki setumpuk harta, tahta, kelengkapan keluarga, atau barang-barang koleksi yang mahal mungkin menjadi sesuatu yang wah dan diinginkan setiap orang. Namun, bagi sebagian orang memiliki kekasih idaman yang sempurna itu lebih dari cukup.

      Beginilah dunia, dengan hakikatnya yang tidak hanya membuat manusia buta, tapi juga membuat manusia tertatih-tatih meraihnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Allah dalam surat al imran yang artinya:

      "telah dihiasi kepada manusia kecintaan hawa nafsu terhadap wanita, anak-anak, harta yang berlimpah dari emas dan perak, kuda yang paling baik, hewan ternak dari unta, sapi, kambing, dan tanah yang subur. Dan itulah bunga kehidupan dunia dan perhiasannya yang fana, dan hanya kepada Allahlah sebaik-baik balasan dan tempat kembali yaitu surga".

       Dunia dengan kenikmatannya membuat manusia terkadang lupa dengan Rabb yang telah memberikan rahmat-Nya. Menyibukkan diri dengan berbagai pekerjaan, keluarga, kerabat, berseluncur di media social tanpa batas waktu, mdmbuat manusia mengira bahwa kebahagiaan yang selama ini dicarinya ada pada semua itu. Namun, tidak. Semua hal tersebut bahkan hanya memberikan kepuasan sementara dan membuat manusia semakin haus dengan hawa nafsunya.

       Dunia tidak akan pernah membiarkan kita  terus menerus dalam ketaatan. Namun, jika kita memiliki pagangan yang kuat dan  dasar yang kokoh, maka keistiqomahan akan dapat kita jaga.

       Jika diibaratkan, maka dunia seperti seorang wanita cantik, dan  para lelaki sebagai penghuninya. Kemanapun dia pergi dan dimanapun dia berada, para lelaki akan mengikutinya, meskipun ketika ia masuk ke dalam sebuah lubang, maka mereka akan tetap masuk bersamanya. Dengan semua kefanaannya, dunia dapat menyihir siapapun untuk berpaling kepadanya dan meninggalkan kesibukan demi mencari kehidupan yang kekal.

       Ketika iblis di keluarkan dari surga, ia berjanji di hadapan Allah subhaanahu wata'aala, akan menggoda dan menyesatkan anak adam hingga tibanya hari kiamat.

      Berbeda dengan kehidupan kita pada hari ini, yang mungkin terlalu condong dengan dunia, kehidupan para sahabat Rosulullah sholallaahu 'alaihi wasallam dihiasi dengan ketaatan kepada Allah. Mereka memang tidak seperti kebanyakan orang di zaman sekarang yang menghatamkan hafalan al qur'annya dengan cepat, namun, mereka menghapalkan ayat demi ayat dengan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, dan tidak akan berpindah dari satu ayat ke ayat yang lain sebelum mereka mengamalkan satu ayat yang sudah dihapal.

       Jika menoleh pada kehidupan para sahabat rosulullah sholallaahu alaihi wasallam, kita bisa mengambil banyak contoh dan pelajaran dari mereka yang mungkin tidak memiliki gelar master, doctor, professor, atau gelar lainnya yang mungkin banyak dimiliki oleh orang-orang dizaman sekarang, namun sepanjang hidupnya mereka berusaha dan berlomba-lomba di jalan Allah, hingga akhirnya meninggal dan membawa gelar : radhiallaahu anhu yang membuat mereka dimuliakan dan diabadikan jejaknya dalam sejarah.

       Namun, dibalik kesuksesan para sahabat, mereka mempunyai banyak rahasia yang  membuat mereka tetap istiqomah dan bersemangat, meraih akhirat dan menggenggam dunia dengan tangannya.

       Kunci terbesar keberhasilan mereka adalah dengan menjadikan Al qur'an sebagai kekasih. Al qur'an membuat seorang umar bin khotob yang tadinya sangat membenci islam menjadi seseorang pembela islam hanya dengan mendengarkannya. Utsman bin affan dengan kecintaannya dan kesetiaannya terhadap Al qur'an hingga ia dibunuh dan Al qur'an bersamanya.

       Al qur'an kekasih idaman yang akan tetap setia selama tetap di jaga dengan hati yang tulus, menaungimu di hari ketika matahari tinggal sejengkal diatas kepalamu. Membacanya menumbuhkan rindu, mentadabburinya seolah engkau dekat dngan Rabbmu.

       Ketika manusia sibuk mencari hakikat kebahagiaan dalam hidupnya, maka sesungguhnya kebahagiaan itu ada dirumahnya sendiri, entah dipojok lemari ia diletakkan, di atas meja, di dalam gudang atau di dalam lemari tua yang dibiarkan berdebu tanpa pernah dibuka sedikitpun.

       Ia tidak dapat bersuara, namun seandainya kita tahu bahwa sesungguhnya ia sangat ingin kita mendengar jeritan bahwa betapa rindunya ia dengan kedua tangan yang dulu memegang dan membukanya, serta kedua mata dan mulut yang melihat dan membacanya dengan menghadirkan ketenangan di dalam hati, bergiringnya waktu kini berpaling menyibukkan diri dengan sebuah benda kotak yang di dalamnya ada banyak hal yang membuatnya tak kenal waktu saat bermain dengannya dan meninggalkan hakikat kebahagiaan yang selama ini ia cari.

       Seiring berkembangnya zaman dan teknologi manusia kini mendapatkan segala sesuatu dengan mudah. Hanya dengan mengetik di layar handphone apa saja yang diinginkan dengan badan yang terbaring di atas kasur atau sedang duduk santai diteras rumah ia bisa mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan, entah itu berbagai berita, makanan, atau barang-barang yang diinginkan.namun hal ini membuat manusia semakin malas, hingga jika di Tanya : "sudah membaca Al qur'an hari ini ?" pasti jawabannya :"saya akan membacanya nanti karena saya sangat sibuk. Aplikasi Al qur'an sudah ada di hp saya, jadi saya dapat membacanya kapanpun saya mau tanpa harus membawa mushaf lagi".

       Apakah membawa sebuah mushaf kecil merupakan suatu beban ? sedangkan handphone yang dimainkan tanpa mengenal batasan waktu belum tentu bisa menyelamatkan dari panasnya api neraka.

      Jika kita menjadikan Al qur'an sebagai kekasih, meluangkan waktu untuk membaca dan mentadabburinya, membacanya dalam setiap sholat, duduk berdua dengannya di sepertiga malam, mengulangnya ketika sedang duduk bersantai, maka kita tidak akan pernah merugi. Akan datang hari dimana Al qur'an akan berkata kepada Allah ta'ala : "dia adalah orang yang semasa di dunia membacaku, maka berikanlah ia syafaat".

       Menjadikan hari-hari kita bersama Al qur'an  tidak membuat urusan dunia menumpuk dan terasa sulit, bahkan akan menjadikan keberkahan dan memudahkan segala urusan. Namun jika kita jadikan Al qur'an hanya untuk dunia, membacanya hanya agar didengar oleh manusia, menghapalkannya demi bisa mendapatkan gelar hafidz, penghargaan,  dan untuk mendapatkan pujian manusia, maka Al qur'an akan menjadi musibah dan menjadi sebab masuk ke dalam neraka. Ketika Allah memanggil seorang qori di hari kiamat dan berkata :"kamu adalah seorang qori ?" berkatalah ia :" ya Allah saya adalah seorang qori" kemudian dikatakan kepadanya "tidak kamu berbohong. Kamu menjadi seorang qori agar orang-orang menyebutmu seorang qori". Pada akhirnya dimasukkanlah qori tersebut ke dalam neraka. Allahul musta'an.

Ya, begitulah al qur'an, kekasih terindah yang sering terlupakan.

 

Oleh: vissadila tololiu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun