Front stage dan back stage menjadi dua konsep yang ada dalam dramaturgi.
Pertama, front stage. Dalam front stage yang merupakan panggung pementasan yang berguna untuk menafsirkan keadaan atau situasi penyaksian pertunjukan. Front stage ini terbagi lagi ke dalam dua hal.Â
Pertama ada setting yang merupakan keadaan yang dapat dilihat penonton secara fisik dan harus ada ketika aktor ingin menjalankan perannya. Kedua, front personal yang merupakan beragam perabot atau perkakas serta perlengkapan yang menjadi alat untuk menafsirkan perasaan sang aktor. Front personal sendiri terbagi lagi menjadi appearance dan manners. Appearance merupakan penampilan dan manners yang merupakan gaya atau perilaku. Oleh karena itu, biasanya penampilan dan gaya selalu selaras satu sama lain.
Kedua, back stage. Back stage menjadi tempat para aktor untuk bersantai, mempersiapkan diri, mematangkan konsep untuk tampil seperti apa di front stage nanti, dan macam-macam kegiatan yang dilakukan di belakang layar untuk menyempurnakan kesuksesan pertunjukkan yang dilakukan sang aktor sendiri saat berada di front stage. Kemudian, saat di back stage, sang individu akan terlihat karakter aslinya yang tidak sepenuhnya dapat dilihat saat di front stage untuk menumbuhkan citra positif dari para penontonnya.
Impression Management
Menurut Goffman, ada beberapa hal dalam impression management. Pertama, agar penonton tidak mengetahui kepribadian aktor maka sang aktor tersebut akan melangsungkan tindakan-tindakan yang akan mewujudkan sebuah loyalitas dramaturgis. Kedua, menjalankan disiplin dramaturgis dalam rangka mengontrol kesadaran diri serta harmonisasi dari ekspresi muka dan suara.Â
Lalu, sebelum pementasan, aktor akan melakukan skenario pertunjukkan terlebih dahulu agar lebih berhati-hati saat menampilkan dramaturgis. Terakhir, sang aktor akan melakukan metode dan teknik-teknik yang paling banyak disukai untuk mengelola kesan di hadapan penontonnya.
Role Distance
Pandangan Goffman dalam role distance mengilustrasikan bahwa mereka yang berstatus sosial lebih inferior cenderung bertahan dalam memperlihatkan kesenjangan peran yang dimiliki atau yang saat ini terjadi di lingkup sosialnya. Sedangkan, bagi mereka orang yang berstatus sosial tinggi atau superior lebih menampakkan kesenjangan sosial dengan mereka yang berstatus sosial lebih inferior.
TERIMA KASIH. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H