Mohon tunggu...
visi bestari
visi bestari Mohon Tunggu... Freelancer - jadi diri sendiri

I prefer to be crazy and happy rather than normal and bitter.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Write to be Inspiration

25 Juli 2023   11:34 Diperbarui: 25 Juli 2023   11:38 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Menulis adalah sebuah kata yang sangat familiar kita dengar, kata ini terdengar begitu mudah dilaksanakan, ya, tapi pada praktiknya tidak semua orang mampu menulis, bahkan untuk menulis apa yang sedang dialami juga tidak begitu gampang. Kali ini saya akan berbagi sedikit cara dan manfaat menulis menurut saya.

         Seperti yang sebagain orang percaya bahwa menulis adalah sebuah terapi, terapi jiwa tepatnya untuk menahan diri. Ketika kita kesal, marah, emosi, sedih, kecewa dan sakit hati atau lagi bahagia, kita dapat menuangkan semua perasaan tersebut melalui tulisan. contohnya, ketika sedang marah atau kecewa kita lebih sering langsung merespons dengan sikap yang tidak baik, kita bisa memaki, atau malah memarahi orang yang membuat kecewa. Padahal sebenarnya kita mampu menahan diri, dari pada memusingkannya kita bisa menuangkan perasaan tersebut kedalam sebuah tulisan. ungkapin apapun yang dirasakan, bisa diawali hanya dengan menulis sebuah diary. 

           Kita dapat memulai menulis dari hal-hal kecil yang kita alami, kita lihat, dan dirasakan setiap harinya.
Menulis adalah sebuah bentuk pembelajaran. ketika menulis sesungguhnya kita sedang belajar. Dengan menulis kita dapat merekam jejak-jejak pemahaman, berbagai kebenaran, juga sebagai pengikat ilmu yang telah kita pelajari. 

        Tulisan akan membuat jejak-jejak sejarah. Menulis juga merupakan cara untuk mewariskan mimpi dan cita-cita kepada generasi penerus kita. Seperti kata pepatah lama, “gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan karya". Dari sini kita bisa belajar sebagai seorang manusia apa yang akan dikenang dunia ini dari kita? Hingga pada saatnya kita meninggalkan dunia ini, kita tetap bisa dikenang oleh karena mimpi, pemikiran, harapan serta cita-cita kita.

          Well, tetaplah menulis, tetaplah memiliki jiwa semangat menulis. Menuangkan setiap ide-ide yang kita miliki. Mengungkapkan apa yang kita rasakan serta tetap membagikan isnpirasi kepada siapapun dan dunia. Siapa tahu dengan tulisan- tulisan kita bisa mengubah pola pikir orang lain. Karena dengan menulis kita akan tetap belajar dan dengan belajar kita akan tetap berpikir.

         Seperti sebuah ungkapan “aku berpikir maka aku ada, aku menulis maka aku ada. Lalu apa lagi yang membuat kita menunda untuk menulis, karena dengan menulis kelak orang-orang akan tetap mengingat bahwa ada orang yang meninggalkan karya untuk sepanjang zaman, dan orang tersebut itu adalah Anda. Seperti kata seorang sastrawan Indonesia favorite saya ” Orang boleh pandai setinggi langit, tapi jika ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. 

Menulis adalah bekerja untuk keadadian”.


Promedya saja bilang menulis adalah pekerjaan untuk keabadian, jadi jangan kita tunda lagi, mulai dari kita terdahulu. 

Kau terpelajar cobalah bersetia pada kata hati.

Medan, Salam Menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun