Mohon tunggu...
Vischa CandraSuparno
Vischa CandraSuparno Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi - UIN Jkt

Mahasiswa Jurnalistik, FDIKOM, UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rasionalitas dalam Keislaman: Memahami Aliran Mu'tazilah dengan Mendalam

30 Desember 2023   01:11 Diperbarui: 30 Desember 2023   01:16 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam, sebagai agama yang kaya dengan sejarah dan tradisi intelektual, mencakup beragam aliran pemikiran yang memberikan sumbangan signifikan terhadap pemahaman agama dan filsafatnya. Salah satu aliran yang menonjol adalah Mu'tazilah, yang dikenal karena penekanannya pada rasionalitas dalam pemahaman keislaman.

Mu'tazilah, adalah salah satu aliran pemikiran dalam Islam, aliran ini dikenal sebagai kelompok yang menekankan rasionalitas dalam pemahaman terhadap agama islam. Mu'tazilah bukan hanya sekedar aliran teologis, namun juga mewakili semangat kritis dan rasional dalam memahami ajaran agama. Sesampainya di Kufah, Irak pada abad ke-8, kaum Mu'tazila menantang kaum tradisionalis dengan menolak konsep ketetapan Allah swt. Mereka percaya bahwa akal sehat adalah alat terpenting untuk memahami kebenaran agama dan menekankan pentingnya keadilan Ilahi.

Pemahaman  mendalam terhadap kaum Mu'tazilah tidak hanya membuka pintu terhadap kompleksitas teologi Islam, namun juga memberikan wawasan mengenai peran rasionalitas dalam memahami kebenaran agama. Pemahaman yang lebih mendalam tentang Mu'tazilah memungkinkan kita untuk mempertimbangkan keseimbangan yang tepat antara wahyu ilahi dan akal manusia, dan bagaimana rasionalitas dapat menjadi panduan ketika mengeksplorasi nilai-nilai keislaman.

kita akan menjelajahi 5 prinsip dasar Mu'tazilah yang dikenal sebagai ( Al-Ushul Al-Khamsah) Mu’tazilah  dan melihat bagaimana rasionalitas menjadi pondasi utama dalam pengembangan pemikiran mereka. Menurut Abu Al-Husain Al-Khayyat, seseorang belum bisa diakui sebagai anggota Mu`tazilah kecuali jika sudah mengakui dan menerima lima dasar ajaran Mu`tazilah (Al-Ushul Al-Khamsah). 5 prinsip tersebut adalah at-tauhid, al-adl, al-wa`du wal wa`id, al-manzilah bainal manzilatain, dan amar makruf nahi munkar. 

1. At-Tauhid 

At-Tauhid, merupakan prinsip utama Mu'tazilah yang menekankan keesaan dan kesatuan Allah. Mereka memahami bahwa Tuhan adalah satu-satunya keberadaan yang unik dan tak terbagi. 

2. Al-Adl

Al-Adl, merupakan prinsip keadilan Allah, yang menjadi ciri khas Mu'tazilah. Mereka meyakini bahwa Allah adalah yang adil dan tidak mungkin berlaku zalim. Paham ini menolak ide predestinasi mutlak yang menyatakan bahwa segala sesuatu telah ditentukan sejak awal dan menekankan bahwa keadilan Allah harus ditegakkan. 

3. Al-Wa`du Wal Wa`id

Al-wa`du wal wa`id, merupakan Prinsip yang mencakup ide bahwa Allah memberikan janji dan ancaman kepada manusia berdasarkan perbuatan mereka. Konsep pahala dan siksaan adalah bagian integral dari kehidupan akhirat, dan Mu'tazilah meyakini bahwa janji dan ancaman tersebut haruslah diterapkan secara adil sesuai dengan perbuatan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun