Dari hasil penelitian, diketemukan bahwa proses pembuatan roti yang instan adalah salah satu faktornya. Sadar hal akan hal ini, orang pun mulai beralih kembali ke cara pembuatan roti secara tradisional. Â
Pembuatan roti sourdough berbeda dengan pembuatan roti instant. Roti sourdough membutuhkan perhatian dan waktu yang lebih lama. Dan karena hal inilah yang membuatnya jadi lebih sehat dan bergizi. Mari kita simak penjelasan berikut:
Asam Fitat
Asam fitat adalah anti-nutrisi yang ada dalam biji-bijian, serealia, legum, dan kacang-kacangan. Roti terbuat dari tepung gandum yang merupakan golongan serelia.Â
Asam fitat menghalangi penyerapan mineral, zat besi, zinc, dan kalsium. Hal ini akan menyebabkan tubuh kekurangan mineral.Â
Salah satu cara untuk mengurangi asam fitat adalah dengan merendam, melakukan perkecambahan, dan juga fermentasi. Cara yang terakhir adalah yang paling efektif.Â
Fermentasi roti sourdough yang jauh lebih lama dibanding roti biasa, terbukti menurunkan tingkat asam fitat, dimana roti sourdough dapat menghilangkan hingga 62% dibanding dengan roti biasa yang hanya dapat menghilangkan 38%. Bahkan dengan fermentasi sourdough selama 8 jam, hampir seluruh asam fitat dihilangkan.
Prebiotik dan probiotik
Roti Sourdough mengandung prebiotik dan probiotik. Prebiotik adalah serat yang tak dapat dicerna yang merupakan makanan bagi bakteri baik (probiotik) dan ketika bakteri dalam usus memakan prebiotik, bakteri akan melepaskan zat nutrisi ke tubuh kita.Â
Walaupun probitik tidak bertahan dalam proses pemanggangan roti, namun asam laktat yang diproduksi oleh bakteri pada saat proses fermentasi tetap ada. Â
Asam laktat mengandung manfaat antioksidan dan melindungi tubuh dari penyakit. Asam laktat juga mencegah tumbuhnya jamur, sehingga roti sourdough tidak memerlukan bahan pengawet.Â