Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Matematika bagi Emak-Emak

5 Maret 2021   12:37 Diperbarui: 8 Maret 2021   18:35 1679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Orangtua juga harus memiliki wawasan dan kemampuan berhitung yang baik agar bisa mendampingi anak-anak belajar dan mengerjakan tugas mata pelajaran Matematika dan mata pelajaran eksakta lainnya.| Shutterstock via edukasi.kompas.com

Sebelumnya perlu saya jelaskan sedikit, artikel ini tidak bermaksud membawa isu gender. Jenis pekerjaan apapun bisa dilakukan siapapun. Tulisan ini hanya catatan pribadi saja.

Matematika. Tak bisa dipungkiri salah satu mata pelajaran yang paling banyak "ditakuti" dan dianggap paling sulit. Aljabar, aritmatika, geometri, trigonometri, kalkulus, statistik adalah "hanya" sebagian yang harus dipelajari di matematika. 

Bayangkan betapa banyak rumus yang harus diingat. Berapa banyak langkah yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan soal matematika. "Kesulitan" ini masih ditambah dengan keraguan akan fungsinya. "memang rumus-rumus ini terpakai dalam hidup sehari-hari?".

Sebetulnya, matematika sangat terpakai dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah sedikit contohnya:

Sumber: St. Francis Xavier College
Sumber: St. Francis Xavier College
Lebih untung mana, diskon 30% atau beli 2 gratis 1?

Kalau tidak kita terlalu pikirkan, ada kecenderungan (sebagian) dari kita akan menganggap sama. Bila kita tahu tentang persentase, maka kita bisa menghitung dan mengetahuinya dengan pasti.

Misalkan X= harga barang, maka harga 3 barang adalah 3X. Beli 2 gratis 1, maka harga barang adalah 2X. Besarnya diskon adalah 3X-2X=X. Jadi persentase diskon adalah X / 3X x  100% = 33.33%

Dari sini kita tahu bahwa diskon 30% tidak sama dengan beli 2 gratis 1, malah besarnya diskon 30% lebih kecil dibanding beli 2 gratis 1. Jadi berikutnya kalau lihat promosi akan tahu mana yang lebih menguntungkan.

Lebih untung mana, beli 2 buah pizza ukuran personal yang isinya 4 potong atau ukuran large yang isinya 8 potong?

Sama seperti sebelumnya, bila melihat sepintas mungkin banyak yang beranggapan kalau ukuran pizza large adalah 2x dari pizza personal. Nah, mari kita coba pastikan secara matematika. 

Untuk menyelesaikan ini, kita perlu mengetahui rumus luas lingkaran. Luas lingkaran adalah konstanta pi dikali dengan kuadrat jari-jari lingkaran (L =   r). 

Diameter pizza regular adalah 20 cm (jari-jarinya 10 cm) dan diameter pizza larga adalah 30 cm (jari-jarinya 15 cm). Jadi luas pizza regular adalah pi x (10)2 = 314.29 cm2 dan luas pizza large adalah pi x (15)2 = 707.14 cm2. 

Bila membeli 2 pizza ukuran personal, maka kita akan mendapatkan pizza dengan luas 2x314.29 = 628.58 cm2. Nah, kita jadi tahu ternyata 1 buah pizza large lebih besar dibanding 2 buah pizza personal.

Personal, Medium dan Large Pizza
Personal, Medium dan Large Pizza

Pilih sekolah dengan uang pangkal besar tapi uang sekolah murah atau sebaliknya?

Waktu sekolah pasti pernah belajar persamaan Y=2+5X. Buat apa sih persamaan ini di kehidupan nyata? Ternyata sangat terpakai. Ini salah satu contohnya. 

Sekolah A menawarkan uang pangkal Rp 20 juta dan uang sekolah Rp 300 ribu. Sekolah B menawarkan uang pangkal 10 juta dan uang sekolah 600 ribu. 

Terlepas dari kualitas, lokasi, dan faktor lainnya, bila kita memiliki 2 pilihan sekolah dan harus membandingkan biayanya, maka kita perlu tahu tentang persamaan dalam matematika.

Biaya uang pangkal adalah tetap dan sekali dibayar. Sedangkan uang sekolah dibayar setiap bulan. Untuk itu persamaan yang diperlukan adalah Y=a+nX, di mana Y adalah total biaya sekolah, a adalah uang pangkal, n adalah berapa kali kita membayar dan X adalah besarnya uang sekolah. 

Jadi biaya untuk sekolah A adalah Rp 20 juta + (3 tahun x 12 bulan) x Rp 300 ribu = Rp 30.800.000,- dan biaya untuk sekolah B adalah Rp 10 juta + (3 tahun x 12 bulan) x Rp 600 ribu = Rp 31.600.000.

Menyesuaikan takaran resep

Pasti pernah dapat resep namun ingin mengurangi/menambah hasilnya. Misalnya dapat resep cookies dengan hasil 24 buah, tapi ingin membuat hanya 6 cookies. 

Nah, perlu kemampuan pecahan di sini. Semua bahan dalam resep perlu dibagi 4. Misal di resep perlu 2 sendok makan gula, maka untuk 6 cookies, hanya perlu 1/2 sendok makan.

Membuat variasi dari bentuk dasar

Hari Valentine banyak beredar kue-kue bentuk hati. Ingin membuat, tapi tak punya loyangnya. Bila kita mengetahui tentang geometri, kita bisa membuat berbagai bentuk dari bentuk dasar. 

Misalnya bentuk hati tadi, bisa dibentuk dari sebuah bujur sangkar dan 2 buah setengah lingkaran. Contoh lain, bila ingin membuat bentuk elips (yang bisa dipakai untuk membuat kue bentuk bola rugby atau kue bentuk telur paskah), kita bisa membuatnya dari sebuah lingkaran yang dipotong sebagian pada bagian tengahnya, dan kemudian potongannya digabungkan.

Bermain geometri dalam membuat kue| Sumber: recipeboy.com dan delish.com
Bermain geometri dalam membuat kue| Sumber: recipeboy.com dan delish.com

Konon, peran seorang ibu itu beragam, mulai dari koki, baker, tukang belanja, manajer keuangan keluarga, guru dan masih banyak lagi. Dari contoh-contoh di atas, terlihat penerapan matematika dalam peran-peran tersebut.

Bukan rahasia lagi adanya anggapan matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Tak hanya bagi anak, tetapi juga bagi orangtuanya. 

Berdasarkan penelitian 89% orangtua menganggap matematika adalah mata pelajaran yang paling sulit (sumber: ndtv). Banyak faktor yang menyebabkannya, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

Kurangnya pemahaman konsep matematika

Banyak murid yang tahu operasi matematika, namun tak benar-benar paham konsepnya. Murid tahu bila 2 x 4 = 8. Namun belum tentu mereka paham konsep perkalian. Apakah 2 x 4 = 8 sama dengan 4 x 2 = 8? 

Kita bisa menggunakan contoh ada 2 grup hewan, grup 1 adalah hewan berkaki 2 dan grup 2 adalah hewan berkaki 4.  

Dua hewan berkaki empat akan menggunakan 2 x 4. Dan empat hewan berkaki dua akan menggunakan 4 x 2. Jumlah total kaki dari masing-masing grup hewan adalah sama, yaitu 8. Namun konsep perkalian dapat dijelaskan di sini.

Landasan belum kuat tetapi sudah harus lanjut ke topik berikutnya

Memberikan landasan yang kuat merupakan hal yang penting. Matematika adalah pembelajaran sekuensial/runut. Jika siswa tidak sepenuhnya memahami konsep pelajaran sebelumnya, kemungkinan akan kesulitan saat konsep yang lebih baru diperkenalkan. 

Misalnya, untuk mengurangi pecahan, siswa perlu mengetahui tentang pembagian terlebih dahulu. Untuk mengerjakan rumus Phytagoras, siswa harus mengetahui tentang akar dan kuadrat. 

Seringkali terjadi siswa belum mengerti sepenuhnya, sudah harus lanjut ke topik berikutnya. Hal ini tentunya membuat makin sulit untuk mengerti topik tersebut.

Anggapan matematika tidak ada "gunanya" dalam hidup sehari-hari

Mempelajari sesuatu yang kita anggap tidak akan terpakai, akan mengurangi motivasi dalam mempelajarinya. Bayangkan saja, bila kita belajar suatu bahasa baru karena akan tinggal/bersekolah yang menggunakan bahasa tersebut maka motivasi kita akan jauh lebih besar dibanding kita belajar bahasa baru tanpa tahu kapan bisa memakainya. 

Matematika adalah subjek yang abstrak. Apabila matematika dapat dihubungkan dengan dunia nyata, dengan kehidupan sehari-hari, maka konsep matematika akan dapat lebih mudah dipahami.

Tak bisa dipungkiri, di masa pandemi di mana anak belajar online di rumah, peran orangtua menjadi lebih penting lagi dalam proses pembelajaran anak. 

Dalam perannya sebagai "guru",  khususnya guru matematika dalam ulasan ini, seorang emak dapat mencoba mengajari anak matematika dengan mencoba mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 

Hal ini mungkin dapat membantu anak untuk mengerti konsep matematika dan kemudian menyukainya. Bila sudah menyukainya, belajar akan lebih mudah pastinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun