Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ampuhnya Kucing Hitam sebagai Sarana Protes di Riga

5 Februari 2021   12:15 Diperbarui: 7 Februari 2021   11:10 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Great Guild Hall Riga (Sumber: dokpri)
The Great Guild Hall Riga (Sumber: dokpri)

Tak heran bila para pedagang hendak masuk dalam organisasi ini, termasuk si pedagang kaya ini. Namun sebagai organisasi yang berpengaruh dan bergengsi, tentunya tak sembarang bisa masuk. Si pedagang kaya ini pun tak lolos. Ia ditolak mentah-mentah. 

Penolakan ini jelas membangkitkan amarah si pedagang ini. Tak hanya harga dirinya yang terluka, tetapi ia juga khawatir akan kelancaran usahanya. Layaknya orang yang sedang dendam kesumat, ia pun memikirkan bagaimana caranya membalas dendam. 

Entah mungkin karena memang pedagan ini memiliki karakter yang unik, cara membalas dendamnya pun unik. Bila orang lain (pada jaman dulu) mungkin umumnya membalas dendam dengan berbagai cara seperti membuat organisasi tandingan, menghasut anggota organisasi tersebut, menjebak atau bahkan yang lumayan extreme dengan meracuni, namun pedagang ini memilih untuk meminta pematung membuatkan dua patung kucing hitam. 

Patung kucing ini kemudian ditaruh di atas atap rumahnya. Menaruh patung kucing di atas atap tentunya tidak masalah. Nah, yang menjadi masalah adalah posisi si patung kucing ini. Bagian (maaf) pantat kucing ini dibuat menghadap ke bangunan The Great Guild Hall tersebut. 

Wah, bisa dibayangkan betapa marahnya para tuan-tuan yang berkuasa itu. Pedagang inipun dibawa ke pengadilan. Jelas kasus ini kasus yang unik dan tidak mudah dipecahkan. 

Setelah berlarut-larut tak kunjung selesai, akhirnya kedua belah pihak memilih untuk sepakat, dimana sang pedagang akan mengubah posisi patung kucing hingga bagian belakangnya tidak menghadap ke bangunan The Great Guild hall dan para pengurus organisasi ini memutuskan untuk menerima pedagang dalam organisasi mereka. 

Mengapa si pedagang kaya tersebut memilih patung kucing hitam, tak ada yang tahu pasti alasannya. Namun, kucing hitam memang memiliki reputasi yang unik. Banyak yang percaya bahwa kucing hitam berhubungan dengan hal-hal magis. 

Para pakar berpendapat kalau mitos tentang kucing hitam di Eropa bermula pada abad pertengahan. Dari cerita rakyat tentang kisah tentang seorang ayah dan anak yang kebetulan betemu dengan kucing hitam. 

Mereka melempar batu ke kucing itu dan kucing yang terluka itu lari ke rumah seorang wanita yang dicurigai seorang nenek sihir, dan entah kebetulan, ketika wanita itu keluar rumah keesokan harinya, wanita itu berjalan pincang dan memar. 

Orang-orang pun mencurigai kucing hitam itu adalah samaran wanita penyihir. Kucing hitam sering dianggap sebagai samaran nenek sihir, atau sebagai hewan peliharaan nenek sihir atau juga sebagai iblis berbentuk hewan yang dikirim oleh nenek sihir untuk memata-matai manusia. Sepanjang abad ke-13 sampai abad ke-17 terdapat banyak perburuan nenek sihir dan pembunuhan kucing hitam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun