Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Patung "Little Mermaid", Kisahnya Setragis Cerita Dongengnya

11 Desember 2020   12:17 Diperbarui: 11 Desember 2020   13:43 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan masuk menuju The Fortress of Kastellet | Sumber: dokpri
Jalan masuk menuju The Fortress of Kastellet | Sumber: dokpri
Tragisnya cerita dongeng The Little Mermaid sepertinya berpengaruh terhadap patungnya. Pada tahun 1964 untuk pertama kali, patung ini dipenggal. Hingga 30 tahun tidak ada yang tahu dimana kepalanya berada, sampai perlu dibuatkan pengganti kepala yang hilang ini. 

Baru pada tahun 1997 Jrgen Nash, salah satu anggota grup politik Situationist, mengaku bahwa ia yang melakukannya. Pada 1984, tangan Little Mermaid dipotong oleh pemabuk dan kali ini untungnya tangannya dikembalikan (tak perlu menunggu hingga 30 tahun). 

Tahun 1998, kembali patung ini dipenggal. Kali ini oleh kaum feminis radikal. Kepala patung ini ditemukan 2 hari kemudian dan dipasang kembali.

Tahun 2003, dengan menggunakan bahan peledak, patung ini dilepaskan dari batu tempatnya diletakkan. Tak jelas motifnya kali ini, namun ada yang beranggapan hal ini berkaitan dengan protes anti perang karena keterlibatan pemerintah Denmark dalam perang Irak. Tahun 2004, Little Mermaid dipakaikan burqa sebagai bentuk protes menentang permintaan Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa. 

Pada Mei 2017, patung ini dicat merah, tulisan "Denmark defend the whales of the Faroe Islands" ditaruh di depan patung ini. Vandalisme yang terbaru adalah pada Januari 2020, dimana batu tempat patung ini berada, dicat dengan tulisan "Free Hong Kong" dan juga pada Juli 2020, saat munculnya kasus George Floyd yang memicu demonstrasi anti rasis. Patung ini divandalis dengan tulisan "racist fish"

Patung, walaupun ia diam, tak bergerak, namun ia bisa memiliki berbagai fungsi dan nilai. Nilai keagamaan, budaya, keindahan, ekonomi dan juga politik. Dalam hal keagamaan, patung dibuat sebagai simbol yang berfungsi dalam ritual keagamaan. 

Dari segi budaya, patung berfungsi sebagai pengingat akan peristiwa atau orang yang penting, yang berguna untuk memberikan pelajaran hidup. Keberadaan patung jelas akan memperindah lingkungan sekitarnya, yang membuat orang datang untuk menikmatinya. 

Hal ini tentunya akan memberikan kontribusi ekonomi terhadap lingkungan tersebut. Patung juga bisa memilki nilai politis. Dibuat untuk memperingati pahlawan yang berjasa atau bisa juga dibuat oleh pihak yang sedang berkuasa untuk melegitimasi wewenangnya. 

Patung dengan nilai inilah yang paling sering dijadikan sasaran apabila sedang ada protes. Kejadian perusakan patung saat demonstrasi di Amerika Serikat belum lama ini adalah salah satu contohnya.

Cenderamata Patung Little Mermaid yang banyak dijual di sekitar lokasi patung | Sumber: dokpri
Cenderamata Patung Little Mermaid yang banyak dijual di sekitar lokasi patung | Sumber: dokpri
Patung Little Mermaid tidak memilki nilai politis. Namun sering dijadikan sasaran vandalisme. Mengapa? Salah satu sebabnya adalah popularitasnya. 

Jutaan wisatawan mengunjungi patung ini. Sehingga sekecil apapun yang terjadi padanya, pasti akan mampu menarik perhatian dan menjadi berita besar. Karenanya banyak yang memanfaatkannya untuk menyatakan sikap atau protes, untuk memastikan bahwa pesannya akan sampai dan terdengar luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun