Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Patung "Little Mermaid", Kisahnya Setragis Cerita Dongengnya

11 Desember 2020   12:17 Diperbarui: 11 Desember 2020   13:43 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Little Mermaid. Salah satu dongeng klasik karya pengarang asal Denmark, Hans Christian Andersen yang terkenal di seluruh dunia. Cerita yang sedih namun sekaligus indah. 

Ditulis pada tahun 1836, menceritakan tentang seorang putri duyung yang menyelamatkan seorang pangeran yang tenggelam dengan membawanya ke pantai dan menungguinya hingga ada yang datang menemukan si pangeran. Adalah seorang gadis yang menemukan pangeran tersebut. 

Sang pangeran pun beranggapan bahwa gadis inilah yang menolongnya. Putri duyung yang sudah terlanjur jatuh cinta kepada Pangeran merindukan untuk bisa bersama dengannya. Ia pun pergi ke tukang sihir agar bisa menjadi manusia. Oleh tukang sihir ia diberikan ramuan. 

Namun ia harus merelakan suara dan ekor duyungnya untuk "ditukar" dengan sepasang kaki agar ia menjadi manusia. Juga tukang sihir memberikan syarat bahwa putri duyung harus berhasil menikahi pangeran, apabila tidak berhasil maka ia akan lenyap menjadi buih di lautan. 

Putri duyung yang sudah terlanjur jatuh cinta pun menyanggupi persyaratan yang sesungguhnya sangat berat tersebut. Putri duyung yang sekarang menjadi manusia, berhasil bertemu dan bersama dengan pangeran. 

Namun Pangeran memilih gadis yang dianggap menyelamatkannya sebagai pasangan hidupnya. Putri duyung pun patah hati. Sesuai perjanjian dengan tukang sihir bila ia gagal maka ia akan menjadi buih. 

Namun kakak putri duyung berhasil menemukan cara untuk menghindarinya, yaitu dengan membunuh pangeran, maka putri duyung masih bisa kembali menjadi duyung. Walaupun demikian, cintanya pada sang pangeran tulus. Ia memilih untuk lenyap menjadi buih di lautan.

Pada tahun 1909, kisah ini diadaptasi dalam sebuah pertunjukan balet di Royal Danish Theatre, Copenhagen, Denmark. Salah satu penontonnya, yaitu Carl Jacobsen, sangat terkesan. 

Ia pun meminta Edvard Eriksen, seorang pematung, untuk membuatkan patung putri duyung tersebut dengan menggunakan Ellen Price, sang ballerina pemeran putri duyung sebagai modelnya. Namun Ellen Price tidak setuju untuk berpose tanpa pakaian, karenanya hanya kepalanya saja yang dijadikan model untuk patung ini, sedangkan untuk badan ia menggunakan istrinya sendiri sebagai model.

Setelah patungnya jadi, baik Carl Jacobsen dan Edvard Eriksen mencoba mencari tempat yang pas untuk memajangnya. Ukuran patung ini terbilang kecil, hanya setinggi 120 cm. 

Agar patung ini "terlihat", diputuskanlah untuk diletakkan di atas tumpukan batu dan lokasi yang dipilih adalah di tepi pelabuhan Langelinie, tak jauh dari beberapa tempat historis di Copenhagen, seperti The Fortress of Kastellet, The Royal Danish Playhouse dan The Royal Residence of Amalienborg Palace. Pada 23 Agustus 1913, patung the Little Mermaid resmi dipamerkan untuk umum dan sejak saat itu menjadi salah satu simbol kota Copenhagen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun