Di tempat ini, paket kita akan disimpan selama 1 minggu, dan bila sampai habis masa tunggunya dan tidak ada yang mengambilnya, maka akan dikirim balik ke si pengirim.
Berdasarkan survey, memang masalah terbesar dalam belanja online adalah keterlambatan pengiriman. Mungkin inilah yang menjadi salah satu pertimbangan perusahaan pengiriman untuk menitipkan barang di tetangga, sebagai salah satu solusi.
Suatu sistem yang menurut saya, efektif. Bagi Pak Pos, ia “berhasil’ mengantarkan barang walaupun tidak langsung ke si pembeli. Bagi si pembeli, ia tetap bisa mendapatkan barangnya sesegera mungkin walaupun pada saat itu ia sedang tidak di tempat. Cara ini juga menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap orang lain.
Masing-masing pihak percaya satu sama lain. Percaya akan integritas orang lain (baca: tetangga), bahwa mereka akan menerima paket kita tanpa keinginan untuk mencari tahu apa isi paketnya.
Dan sebaliknya, tetangga juga percaya bahwa barang yang dititipkan bukanlah barang yang bisa membawa masalah baginya. Satu hal lagi, dengan cara ini sedikit banyak membantu untuk bersosialisasi dengan tetangga. Terutama untuk negara-negara yang masyarakatnya lebih individualistis.
Memang betul adanya pepatah “Lebih baik punya tetangga yang baik daripada punya teman tapi jauh”. Sebuah frasa yang sering sekali digunakan di Belanda.
Jadi, bila sering belanja online tapi sering tidak di tempat dan ingin barang cepat terima, berbaik-baiklah dengan tetangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H