Seperti halnya Petra, Wadi Rum dikenal dunia juga atas jasa “orang luar”. Bila Petra diketemukan oleh penjelajah Swiss, Wadi Rum dikenal dunia luar melalui tulisan Thomas Edward Lawrence, seorang arkeolog, diplomat, pejabat militer dan penulis asal Inggris.
Keterlibatannya dalam Pemberontakan Arab (yang memberontak terhadap kekaisaran Ottoman) pada tahun 1916, membuatnya sering berada di Arab untuk bertemu dengan para nasionalis Arab dan menyusun strategi untuk melawan kekaisaran Ottoman.
Ia menerbitkan beberapa tulisan, salah satunya adalah "Seven Pillars of Wisdom", yang merupakan autobiografinya selama masa ia menjadi perwira pada saat periode Pemberontakan Arab.
Kisahnya yang luar biasa ini, menjadi inspirasi pembuatan film dengan judul "Lawrence of Arabia". Film yang dibuat pada tahun 1962 ini didasarkan atas kisah hidup T.E. Lawrence.
Wadi Rum luas. Luasnya mencapai 742 km2, sedikit lebih luas dibanding Jakarta (yang luasnya 661 km2). Ada beberapa cara menjelajah Wadi Rum. Bisa menggunakan unta atau menggunakan Jeep.
Berbeda dengan pengalaman kami di Sahara, kali ini kami mencoba menjelajah menggunakan Jeep. Pengemudi Jeep kami juga merangkap sebagai pemandu. Kami berhenti di beberapa tempat menarik.
Khaz’ali Canyon, di tempat ini kami bisa melihat petroglyph dan juga prasasti yang menggambarkan karakter manusia dan hewan.
Lawrence's House, walaupun tak seorang pun pasti apakah ini betul rumahnya T.E. Lawrence, namun ada cerita kalau ia pernah tinggal dan menyimpan senjata di sini.
Selain rumah, juga ada Lawrence's Spring. Tempat yang dianggap sebagai tempat mandinya T.E. Lawrence selama masa Pemberontakan Arab.
Burdah Rock Bridge, batu dengan bentuk melengkung dan merupakan batu lengkung tertinggii di sini, dengan ketinggian mencapai 80 meter.
Mushroom Rock (Batu Jamur) adalah satu ikon Wadi Rum. Batu ini mendapatkan namanya karena bentuknya yang memang seperti jamur.