Pada tahun 1993, Paus John Paul II berkunjung ke tempat ini dan menyatakan bahwa tempat ini merupaan tempat bagi harapan, damai, kasih dan pengorbanan.
Perhentian berikutnya, sudah masuk ke negara Latvia. Perhentian pertama kami di Latvia adalah Istana Rundale, salah satu bangunan termegah dengan gaya arsitektur Barok di Baltik. Perhentian terakhir sebelum masuk ke kota Riga adalah Salaspils Memorial Ensemble. Lokasi memorial ini dulunya adalah kamp lapas pekerja paksa.
Monumen-monumen ukuran raksasa dengan makna simbolik yang kuat serta suara detak jantung yang diperdengarkan di lokasi ini, menggoreskan kesan yang mendalam bagi yang mengunjungi. Dari tempat ini, tur membawa kami langsung ke kota Riga. Kami tiba di Riga sekitar pukul 9 malam.Â
Hari berikutnya, kami mengisi waktu dengan berkeliling kota tua Riga. Sama seperti Vilnius, kota tua Riga juga dapat dengan mudah dijelajahi dengan berjalan kaki.
Beberapa tempat yang menarik di kota tuanya adalah "Town Hall Square" Kota Riga, di mana di sini kita dapat melihat "House of Blackheads" yang ikonik. Berikutnya adalah "Three Brothers", salah satu kompleks rumah tertua di Riga, dimana kita bisa melihat contoh arsitektur asli Latvia. Tak lupa berkunjung ke "St. Peter’s Church and Bell Tower".
Dan terakhir, yang tak boleh terlewatkan, adalah "The Cat House". Sebuah bangunan dengan patung kucing di atas atapnya. Walaupun bangunannya indah, yang lebih menarik adalah kisah mengenai keberadaan patung kucing diatasnya.
Bangunan ini secara tidak resmi menjadi simbol kota Riga. Kita bisa menjumpai berbagai cenderamata yang berbentuk kucing di atas atap.Â
Dari Riga, kembali kami mengambil Tour Bus dari operator tur yang sama, kali ini dengan jurusan Riga ke Tallinn, ibukota Estonia. Pertama kami berhenti di Sigulda, untuk melihat satu-satunya jalur Bobsleigh di Baltik.
Sesuai dengan namanya, Bobsleigh adalah olahraga dengan menggunakan sleigh/papan luncur yang dikendarai oleh 2 atau 4 orang dalam suatu jalur. Bobsleigh akan meluncur dari tempat tinggi dimana kecepatannya bisa mencapai 150 km/jam.
Dari Sigulda, kami berkunjung ke Cesis, sebuah kota tua dengan reruntuhan kastil yang indah. Perhentian berikutnya adalah Gauja National Park. Di sini, kami trekking di sepanjang tebing yang indah, sambil memetik (dan memakan) berbagai buah-buahan berry yang banyak ditemukan di sepanjang jalur trekking. Kota berikut yang kami singgahi adalah Valga. Kota perbatasan antara negara Latvia dan Estonia.
Di sini kami berkunjung ke Valga Military Museum, untuk belajar tentang sejarah perang di Latvia dan Estonia. Kota terakhir yang kami kunjungi dalam tur ini adalah Viljandi. Salah satu kota terindah di Estonia. Tur berakhir di Tallinn, dan sama seperti tur sebelumnya, tur ini juga berlangsung selama 12 jam.