Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Berhenti Belanja karena Kereta Mau Lewat di Pasar Maeklong

15 November 2019   08:36 Diperbarui: 16 November 2019   13:02 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta mau lewat dan orang sibuk mengambil foto dan video (Dok. pribadi)

Salah satu hal yang menjadi magnet bagi orang untuk datang ke Thailand adalah belanja. Mulai dari belanja baju sampai belanja makanan. Tempatnya pun beragam, bisa di mal yang nyaman atau di pasar berbaur dengan penduduk setempat.

Di antara berbagai pasar yang ada di Thailand, ada satu pasar yang menarik perhatian wisatawan. Namanya Pasar Kereta Maeklong atau dalam bahas Thai disebut talad rom hub. 

Talad artinya pasar, rom artinya payung dan hub artinya menutup. Bisa diartikan pasar payung ditutup. Nama yang sesuai dengan keadaannya. Sekilas pasar ini sama seperti pasar pada umumnya.

Pedagang menata barang dagangan di lapaknya. Pembeli sibuk memilih dan berbelanja barang yang diperlukan. Juga layaknya pasar di tempat yang dianugerahi sinar matahari yang berlimpah, di pasar ini, para pedagang melindungi diri dan juga barang dagangannya dari panas matahari yang menyengat dengan memasang atap tenda.

Yang membedakan pasar ini dengan pasar lainnya, adalah: jangan kaget, apabila sedang melihat atau menawar barang, tiba-tiba pedagang dengan sigap menutup atap tenda dan membereskan barang dagangannya.

Wah ada apa ini? Apa karena lokasinya "liar" tak berizin sehingga harus main "kucing-kucingan" dengan petugas? Ternyata bukan. Para pedagang ini membereskan dagangannya karena, lokasi dagangan mereka akan dilintasi kereta.

Nah, pertanyaan berikutnya, kok bisa pasar dan stasiun kereta bisa saling "tumpang tindih" di satu tempat? 

Mari kita menggali sejarahnya. Pasar Maeklong berlokasi di Provinsi Samut Songkram, di mana karena lokasinya yang berada di teluk, membuat mata pencaharian utama penduduk di sini adalah dari perikanan. Penduduk menjual hasil tangkapannya di pasar ini. Pasar ini merupakan salah satu pasar ikan terbesar di Thailand. 

Pada awal tahun 1900, pemerintah memutuskan untuk membangun jalur kereta untuk memudahkan pengiriman barang dari daerah ini ke daerah lainnya di Thailand.

Ikan tetap menjadi dagangan utama di Pasar Maeklong (Dok. pribadi)
Ikan tetap menjadi dagangan utama di Pasar Maeklong (Dok. pribadi)
Karena tidak adanya peraturan yang jelas, pemerintah tidak bisa sembarangan menggusur atau memindahkan pasar yang sudah terlebih dahulu ada. Sehingga diputuskanlah, jalur kereta akan dibangun melintasi pasar.

Mungkin bagi sebagian kalangan, hal ini menimbulkan pertanyaan. Pertanyaan mengenai hak dan wewenang pemerintah untuk menggunakan tanah demi kepentingan umum, ataupun mempertanyakan sikap penduduk setempat yang berkeras untuk menetap. Namun, bila kita melihat dari sisi lain, ada sikap dan karakter positif di kasus ini. Toleransi dan kerja sama.

Pemerintah dan penduduk setempat sama-sama bertoleransi. Pemerintah bertoleransi dengan cara membangun rel kereta tanpa menggusur pasar. Penduduk setempat bertoleransi dengan membiarkan jalur kereta dibangun melintasi pasar mereka. 

Pemerintah dan penduduk setempat bekerja sama agar jalur kereta ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya tanpa mengorbankan pasar sebagai tempat mata pencaharian mereka. Apabila kereta akan lewat, para penjual dengan sigap membereskan dagangan mereka, agar kereta dapat lewat tanpa hambatan.

Setiap hari, ada 8 kali kereta lewat di pasar ini. Membuat para pedagang sangat terlatih dan sistematis mengamankan barang dagangannya. Jarak antar roda kereta dan barang dagangan, hanya berjarak dalam hitungan 1 atau 2 cm. Luar biasa presisinya.


Keadaan ini sudah berlangsung lama dan merupakan hal biasa bagi para pedagang dan penduduk setempat. Namun, bagi yang baru pertama kali melihat, rasanya pasti sepakat kalau kondisi ini tidak biasa dan malah unik. 

Sejak tempat ini "diketemukan", berbondong-bondonglah orang ke sana. Keadaan ini dengan cepat ditanggapi oleh operator tur, yang banyak menawarkan paket ke pasar ini dari Bangkok. 

Kedatangan para wisatawan ini memberi tambahan penghasilan bagi para pedagang. Juga barang dagangan yang ditawarkan lebih bervariasi, tak hanya sayur, buah dan ikan. Tetapi juga souvenir dan keripik durian.

Pedagang menjual berbagai jenis cenderamata (Dok. pribadi)
Pedagang menjual berbagai jenis cenderamata (Dok. pribadi)
Pasar Kereta Maeklong merupakan contoh indahnya toleransi, kerja sama dan itikad baik, yang dalam hal ini antara pemerintah dan penduduk. Suatu hal yang dapat dan patut kita tiru.

Sedikit tips dan catatan bagi yang tertarik berkunjung ke Pasar Kereta Maeklong:

Pasar ini lokasinya sekitar 80 km dari Bangkok. Cara paling mudah ke sana adalah dengan naik taxi, yang dapat ditempuh selama kurang lebih 1.5 jam. 

Selain naik taxi, Anda juga bisa menggunakan van dari Terminal Bis Bangkok (Southern Terminal dan Northern Terminal), perjalanan sekitar 1.5 jam dan diturunkan tepat di depan pasar. Cara lain yang lebih mudah adalah dengan mengambil tur.

Jadwal Kereta Pasar Maeklong (per 2019) adalah sebagai berikut:

  1. Jadwal kedatangan kereta: 8.30, 11.10, 14.30 dan 17.40
  2. Jadwal keberangkatan kereta: 6.20, 9.00, 11.30 dan 15.30

Lokasi pasar ini tidak jauh dari Pasar Apung Damnoen Saduak dan Pasar Apung Amphawa, sehingga bila ke sana, bisa sekaligus mengunjungi tempat-tempat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun