Dari rencana awal dimana kami tiba siang hari, ternyata kami tiba di Islandia sudah sore hari dan langit sudah mulai gelap.Â
Beruntung, lokasi guest house kami dekat dengan pusat kota. Sehingga kami masih bisa jalan kaki ke pusat kota, membeli makan malam di supermarket dan berkeliling sebentar. Namun sudah banyak toko yang tutup.
Merasakan susah (dan seru)-nya berjalan di atas gletser Solheimajokull yang licin dan melihat pemandangan es dan salju yang serba putih.Â
Melihat pasir hitam di Black Sand Beach dan juga bentuk tebing di sekelilingnya yang menakjubkan. Seperti diukir. Juga merasakan serunya berlarian menjauh dari ombak yang kadang-kadang mendadak bisa besar dan kuat.
Dalam perjalanan menuju perhentian terakhir, mulai turun salju, yang makin lama makin besar. Seharusnya kami bisa mencoba berjalan di balik air terjun Seljalandsfoss ini.
Namun salju yang turun, semakin lebat dan angin juga bertiup kencang. Jangankan berjalan dibaliknya, hanya mendekat ke air terjun saja sudah membuat kami basah kuyup. Selesai dari tempat terakhir ini, bis membawa kami kembali ke Reykjavik, dan kami minta untuk diturunkan di pusat kota.
Alhasil, kami pun menghabiskan malam di guest house. Malam hari, kami mendapat kabar dari operator tur Golden Circle, bahwa ada kemungkinan tur kami besok tidak dapat berjalan. Namun untuk kepastiannya menunggu esok pagi.
Hari ketiga. Hal pertama yang kami lakukan adalah menghubungi operator tur Golden Circle. Berharap kalau tur bisa berjalan sesuai rencana. Namun, harapan kami pupus.
Tur dibatalkan karena hujan salju yang lebat semalaman membuat jalan-jalan tertutup salju tebal dan tidak memungkinkan untuk dilewati. Hanya akses ke airport yang masih bisa digunakan, karena akses ini yang diprioritaskan untuk dibersihkan dari tumpukan salju.