Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Meteora, Sebuah Negeri di Awan

18 Oktober 2019   08:25 Diperbarui: 19 Oktober 2019   14:41 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Great Meteoron Monastery | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kerinduan (atau keingintahuan) manusia terhadap Sang Pencipta sepertinya menjadi naluri dasar dari manusia. Berbagai jejak sejarah membuktikannya. Dan berbagai cara dilakukan.

Ada beberapa yang memilih untuk mengabdikan seluruh hidupnya untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Menjauhi kehidupan duniawi. Memilih menjalani kehidupan monastik.

Monastik sendiri, ada beberapa tipe. Eremitic, bagi yang memilih untuk menyendiri, menyepi, menjauh dari kehidupan duniawi, pergi ke tempat-tempat sepi agar bisa terbebas dari gangguan dan godaan. Pertapa, sebutan dalam bahasa Indonesia.

Ilustrasi negeri di awan | Sumber: athenstourgreece.com
Ilustrasi negeri di awan | Sumber: athenstourgreece.com
Skete, biasanya terdiri atas dua atau tiga orang, dimana satu orang menjadi pemimpin. Skete akan berkumpul dengan skete lainnya secara berkala.

Dan tipe terakhir adalah cenobitic, yaitu terdiri atas sekumpulan orang yang membentuk komunitas, dimana mereka akan tinggal dan beraktivitas bersama dalam suatu tempat. Salah satu tempat untuk melakukan ini adalah biara. Perlu digarisbawahi, penggunaan kata biara tidak diasosiasikan dengan agama tertentu.

Untuk dapat menjalankan kegiatan spiritual dengan baik, maka tempat yang dipilih pun tidak sembarangan. Dalam banyak kebudayaan, tempat yang dipilih biasanya berada di tempat yang tinggi. Seperti di gunung. Semakin tinggi, semakin dekat ke langit. Langit seringkali diasosiasikan dengan tempat Sang Ilahi.

Dalam mitologi Yunani, tempat dewa-dewa digambarkan berada di Gunung Olympus. Mungkin ini adalah salah satu latar belakang mengapa terdapat banyak biara di Meteora, Yunani. Kota terdekatnya adalah Kalambaka, yang lokasinya sekitar 4 jam dari Athena.

Meteora terdiri atas kumpulan pilar batu paras yang mencuat di atas dataran Thessalian. Terbentuknya formasi ini akibat aktifitas geologi dalam kurun waktu yang sangat lama.

Ketinggian bebatuan ini rata-rata 300 meter, dan beberapa ada yang mencapai 550 meter. Hamparan bebatuan dengan bentuk dan ketinggian yang beragam, sangat menggagumkan. Keberadaan biara di puncak bebatuan yang menjulang tinggi itu semakin menambah kesan magis ketika kita memandangnya.

Meteora, dalam bahasa Yunani berarti "melayang di udara", dan frasa ini dengan tepat menggambarkan biara-biara ini. Lokasinya di puncak bebatuan yang kadang tertutup kabut, membuatnya seperti melayang di udara. 

Kapan tepatnya pertama kali pertapa datang ke Meteora, tidak ada yang tahu pasti. Salah satu jejak tertua yang dapat ditelusuri adalah goa yang terdapat di bebatuan Aghio Pnevma, dimana didalamnya terdapat kapel yang dibangun oleh pertapa yang bernama Varnavas, yang hidup pada abad ke-10.

Masa keemasan Meteora adalah pada abad ke 14 sampai 16, dimana terdapat lebih dari 24 biara di sini. Salah satu pemicunya adalah berkaitan dengan sejarah kejatuhan Konstantinopel.

Pada tahun 1453, Ottoman Turki menaklukan Konstantinopel yang mengakibatkan kejatuhan Kerajaan Byzantium. Kekalahan ini, membuat Yunani yang tadinya menjadi bagian dari Kerajaan Byzantium, menjadi bagian dari Kerajaan Ottoman.

Keadaan ini yang juga menjadi latar belakang banyak biarawan yang memilih tinggal di Meteora, yaitu untuk bersembunyi dari kejaran tentara Ottoman.

Menjejakan kaki di Meteora, rasanya setiap orang akan setuju dan mengerti mengapa banyak biara yang dibangun di sini. Meteora memang luar biasa. Spektakular.

Sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Indah. Menakjubkan. Sureal. Hanya sedikit kata yang bisa menggambarkannya. Meteora adalah lokasi yang prima bagi para biarawan.

Tempatnya yang terisolasi dari dunia luar, sangat mendukung upaya untuk fokus mempelajari kehidupan spriritual. Pemandangan seperti lukisan yang terhampar, yang menjadi pemandangan sehari-hari, akan menjadi pengingat setia atas keberadaan Sang Ilahi.

Meteora tidak hanya menakjubkan dilihat dari luar, bagian dalam dari biara ini juga tak kalah mengagumkannya. Kita bisa melihat keindahan seni Byzantium di sini. Seni Byzantium sebagian besar berkaitan dengan ekspresi keagamaan.

Salah satu ciri khas seni Byzantium adalah menterjemahkan ajaran gereja ke dalam bentuk-bentuk artistik, seperti patung, mosaik dan lukisan. Kita dapat melihat karya seni ini dalam berbagai fresco yang terdapat di keenam biara yang ada di Meteora.

Seni Byzantium pada bagian dalam The Holy Monastery of Varlaam Sumber: Dokumentasi Pribadi
Seni Byzantium pada bagian dalam The Holy Monastery of Varlaam Sumber: Dokumentasi Pribadi
The Great Meteoron Monastery. Biara terbesar dan tertua dari keenam biara yang ada di Meteora. Dibangun pada sekitar tahun 1340 oleh Saint Athanasios Meteorites.

Di bagian dalam Biara ini terdapat halaman yang indah, yang juga sangat nyaman untuk tempat istirahat. Katedral utamanya dihias dengan lukisan fresco yang indah.

The Great Meteoron Monastery | Sumber: Dokumentasi Pribadi
The Great Meteoron Monastery | Sumber: Dokumentasi Pribadi
The Holy Monastery of Varlaam. Nama biara ini didapat dari nama biarawan pertama yang menetap di sini. Biarawan Varlaan membangun biara ini pada tahun 1350. Biara ini adalah biara kedua terbesar.

Ketika pertapa pertama kali menetap di biara, satu-satunya cara untuk mengakses biara adalah dengan menggunakan jaring atau keranjang yang ditarik dengan tali ke atas (juga untuk turun ke bawah).

Di biara inilah kita bisa melihat sistem "lift" tersebut. Mengingat tingkat bahaya yang tinggi, banyak yang menanyakan perihal penggantian talinya (karena pasti akan aus dimakan usia dan pemakaian).

Dan salah satu anekdot terkenal di Meteora adalah mengenai tali ini, yaitu bahwa tali hanya diganti begitu Tuhan menentukan tali itu putus. Wah!

The Holy Monastery of Roussanou.  Asal nama biara ini sampai sekarang masih belum jelas. Salah satu kemungkinan adalah didapat dari nama pertapa pertama yang tinggal di tebing ini.

Katedral utama biata ini dibangun pada akhir abad ke-16. Seperti halnya beberapa biara di Meteora, biara ini juga mengalami rusak parah akibat Perang Dunia Kedua. Sejak tahun 1988, biara ini menjadi tempat tinggal para biarawati.

The Holy Monastery of Roussanou | Sumber: traveleering.com
The Holy Monastery of Roussanou | Sumber: traveleering.com
Holy Monastery of St. Stephen. Biara ini adalah yang paling mudah dicapai. Tidak perlu naik tangga. Cukup menyebrang jembatan untuk sampai ke biara ini.

Dibangun pada sekitar abad ke-12, dan kemudian direnovasi pada abad ke-15. Biara ini memiliki dua Katedral dan sekarang ini pengelolaan biara dilakukan oleh para biarawati.

Courtyard Holy Monastery St. Stephen | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Courtyard Holy Monastery St. Stephen | Sumber: Dokumentasi Pribadi
The Holy Trinity Monastery (Agia Triada). Biara ini dibangun pada tahun 1488 oleh biarawan yang bernama Dometios. Lokasi biara ini paling dramatis, di atas bebatuan yang curam. Dan karenanya paling sulit dicapai.

Dari bawah kaki tebing, untuk naik sampai ke atas, pengunjung harus naik sekitar 140 anak tangga. Di biara ini kita dapat melihat lukisan fresco yang dibuat dari tahun 1741. Biara ini sempat digunakan sebagai setting film James Bond (For Your Eyes Only).

The Holy Trinity Monastery (Agia Triada)
The Holy Trinity Monastery (Agia Triada)
The Holy Monastery of Saint Nicholas of Anapafsas. Biara ini dibangun pada akhir abad ke-14. Asal nama biara ini ada dua teori. Teori pertama adalah berasal dari nama penyandang dana biara ini, Anapafsas.

Dan teori kedua, adalah karena lokasi biara ini adalah yang pertama akan dilewati/disinggahi oleh peziarah dan digunakan sebagai tempat istirahat sebelum lanjut ke biara lainnya.

"Istirahat" dalam bahasa Yunani disebut anapafsis. Keunikan biara ini juga, karena lahan datarnya yang terbatas, biara ini dibangun vertikal ke atas. Akses ke setiap lantai dapat dicapai melalui tangga yang terletak di halaman tengah biara.

The Holy Monastery of Saint Nicholas of Anapafsas | Sumber: Dokumentasi Pribadi
The Holy Monastery of Saint Nicholas of Anapafsas | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Para Biarawan yang tinggal di biara, tidak hanya menghabiskan waktu dengan berdoa, tetapi mereka juga bekerja. Karena biara itu mandiri. Dalam artian, segala kebutuhan diusahakan dipenuhi sendiri.

Para biarawan di Meteora, bercocok tanam dengan menanam jagung, kentang dan anggur. Hasilnya, bisa dipakai untuk keperluan sendiri atau dijual dan dibelikan barang kebutuhan lainnya.

Di samping itu, terutama pada abad pertengahan, biara memegang peranan penting dalam menyalin naskah dan dokumen sehingga kita dapat melihat bagaimana sejarah dan kehidupan pada masa itu.

Pada masa itu, para biarawan adalah sedikit dari kalangan yang bisa baca dan tulis. Biara di Meteora sempat mendirikan sekolah keagamaan, dimana hal ini membuat ajaran Ortodoks dan juga pemakaian bahasa Yunani tetap terjaga.

Hal ini merupakan hal yang penting, karena keberadaan bahasa inilah yang membuat mereka sadar dan membangkitkan rasa nasionalisme mereka, sehingga mereka berjuang demi kemerdekaannya.  

Berada di Meteora, samar-samar mengalun di benak saya lagu "Negeri di Awan" karya Kla Project, yang liriknya terasa pas menggambarkan Meteora.
***
Kau mainkan untukku
Sebuah lagu tentang negeri di awan
Dimana kedamaian menjadi istananya
Dan kini tengah kaubawa
Aku menuju kesana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun