Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bukan di Eropa, Salju Pertama Saya Turun di Maroko, Afrika

26 Juli 2019   08:28 Diperbarui: 26 Juli 2019   12:38 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak pernah membayangkan, kalau pengalaman salju pertama saya, saya dapatkan di Afrika. Tepatnya di Maroko. Dalam bayangan saya, Afrika itu identik dengan panas, safari dan eksotik. Bayangan yang sebetulnya tidak salah, hanya masih ada yang kurang, ya tentang salju itu.

Maroko terletak di ujung utara benua Afrika, yang membuatnya termasuk dalam kategori iklim subtropik dan karenanya memiliki empat musim. Walaupun iklimnya tak sekeras negara-negara yang lokasinya lebih atas darinya, namun musim dingin di Casablanca, Ibu Kota Maroko bisa mencapai 8 derajat. Terlebih di daerah pegunungan, bisa semakin rendah temperaturnya.

Maroko adalah salah satu negara yang dilintasi pegunungan Atlas, di samping Aljazair dan Tunisia. Titik tertinggi pegunungan Atlas, yaitu Toubkal, berlokasi di Maroko dan mencapai ketinggian 4.167 meter. Tak jauh dari Toubkal, terdapat ski resor Oukaimeden.

Layaknya ski resor, di sini juga terdapat berbagai fasiltas yang berhubungan dengan ski. Seperti tempat penyewaan alat-alat ski, restoran dan penginapan. Namun ski resort Oukaimeden unik. 

Biasanya ski resor yang berada di Eropa mempunyai fasilitas yang modern dan peraturan yang jelas. Penyewaan alat-alatnya pun resmi. Berbeda dengan Oukameden, pengunjung bisa menyewa berbagai perlengkapan ski, baik dari tempat-tempat yang resmi, maupun dari penyewaan yang digelar di jalan. 

Mengingatkan saya akan pedagang kaki lima di Indonesia yang kadang menggelar dagangannya di trotoar. Pengunjung tinggal memilih dari tumpukan sepatu-sepatu boot atau papan ski  yang usianya sudah tidak muda lagi. Dengan  50 dirham (sekitar Rp 70.000) pengunjung sudah dapat menyewa peralatan ski.

Penyewaan berbagai peralatan ski
Penyewaan berbagai peralatan ski

Kami pun ikut memilih peralatan di antara tumpukan tersebut. Setelah mendapat yang dirasa pas, kami pun mulai mencoba ski pertama kami. Ternyata tidak mudah. Walaupun sudah memilih medan yang paling landai, tetap saja kesulitan menjaga keseimbangan. Setelah beberapa saat, kami pun menyerah dan memutuskan untuk mencoba aktivitas lainnya.

Layaknya ski resort lainnya, di sini juga terdapat fasilitas chair lift untuk membawa kita sampai ke puncak. Namun saat kami datang, chair lift-nya sedang tidak berfungsi. Berikutnya, kami menyewa kereta luncur. 

Dengan biaya 20 dirham (Rp 30.000) bisa pakai sepuasnya. Kereta luncurnya sederhana, terbuat dari papan kayu, yang dilengkapi dengan tali. Biasanya yang memakai anak-anak. Orang tua akan menarik tali kereta luncur tersebut. Sederhana. Namun menjadi unik dan malah berkesan vintage.

Pemandangan dari kamar hotel
Pemandangan dari kamar hotel
Karena sedang musim dingin, malam pun cepat datangnya. Tak terasa langit sudah mulai gelap. Kami pun memutuskan untuk ke hotel dan beristirahat. Keesokan paginya, ketika membuka jendela kamar, kami dihadiahi pemandangan yang luar biasa. Semuanya putih. Tertutup salju. Melihat ini, kami pun bergegas keluar hotel. 

Mencoba membuat snowman, yang ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Alhasil bola salju yang tadinya untuk snowman, kami pakai untuk bermain snow ball.

Ski resort di Maroko memang tidak secanggih ski resort di Eropa. Namun kesederhanaannya justru memberi nilai tambah. Ia menjadi unik. Di mana lagi kita bisa melihat keledai sebagai alat transportasi berkeliling di salju. Lereng-lereng salju dipenuhi dengan pengunjung dari berbagai usia. Semuanya bermain sesuka hati. 

Ada yang sibuk mencoba bermain ski, ada yang sibuk bermain kereta luncur, ada pula yang "hanya" sibuk bermain salju. Semuanya bercampur dalam satu tempat, tanpa disertai rambu ataupun pemisah area. Namun jelas tergambar kegembiraan di wajah mereka. Termasuk kami pastinya. Yang baru pertama kali bertemu salju.

Keledai sebagai sarana transportasi
Keledai sebagai sarana transportasi

Bagi yang ingin merasakan bermain salju Oukameden bisa menjadi tempat tujuan. Namun bagi yang ingin merasakan ski resort, bermain ski yang sesungguhnya, Oukaimeden belum mampu menjawab kebutuhan tersebut.

Sebetulnya selain Oukaimeden, Maroko memiliki tempat bersalju lainnya, yaitu Ifrane. Ifrane dijuluki sebagai Little Switzerland, karena gaya arsitektur bangunannya yang mirip Eropa. Ifrane yang dibangun sekitar tahun 1920 ini memang dibangun oleh Prancis. 

Di sini terdapat ski resort Michlifen Ifrane. Sayangnya saya belum sempat berkunjung ke sana. Jadi tidak dapat membandingkan mana yang lebih bagus antara Oukameden atau Ifrane.

Selepas dari Oukaimeden, kami pun melanjutkan perjalanan ke Marrakech, salah satu tempat tujuan wisata utama di Maroko. Lokasinya yang tidak berjauhan, yaitu sekitar 80 Km, membuat banyak tour organizer yang menawarkan paket tur ke Oukameden dari Marrakech.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun