Mohon tunggu...
Visakha Metta
Visakha Metta Mohon Tunggu... Administrasi - Selamat Datang !

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bertambahnya Jumlah Jurnalis Perempuan di Indonesia Khususnya di TEMPO dan ANTARA

16 Oktober 2022   23:25 Diperbarui: 17 Oktober 2022   07:52 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnalis perempuan di Indonesia jika dijumlahkan atau ditotal banyak pekerjanya. Jumlah yang semakin bertambah pekerja media jurnalis perempuan di Indonesia semakin mengalami perkembangan. 

Media berfungsi sebagai alat komunikasi untuk membantu memberikan informasi, baik media cetak maupun media audio-visual atau online. Media juga menggunakan perkembangan teknologi yang semakin maju (Suhara, 2016). 

Media massa memainkan peran sentral dalam perkembangan masyarakat kita, oleh karena itu media massa kontroversial. Media massa biasanya diasosiasikan dengan aspek budaya,  ekonomi, dan politik sebagai satu kesatuan yang saling terkait.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Jurnalis Perempuan Indonesia 

Seseorang yang bekerja pada dunia media massa sangat berisiko yang dapat memengaruhi atau mengacam keamanan diri cukup tinggi, hingga pekerjaan jurnalis sangat tidak disarankan bagi seorang perempuan. Seorang jurnalis biasanya didominasi laki-laki. Tidak hanya itu, seorang jurnalis perempuan hanya sebagai objek pelengkap di mata laki-laki (Yuniarti, 2012).

Penyebab jurnalis perempuan di Indonesia masih sedikit dan belum berkembang karena masih terdapat stigma di mana perempuan yang terlalu memiliki risiko untuk dirinya. Namun, seiring dengan waktunya berjalan serta pendidikan yang semakin tinggi, pemahaman pada pekerjaan di dunia media massa bagaimana, serta perkembangan teknologi membantu setiap perempuan untuk melakukan pekerjaanya sebagai seorang jurnalis perempuan menjadi melirik untuk bekerja di jurnalis. 

Dalam buku Jurnalis Perempuan (edisi 28: 32) mengatakan bahwa pada tahun 2009 jumlah atau total pekerja jurnalis perempuan yang ada di Indonesia sangat sedikit. Jurnalistik Perempuan yang menjadi bagian dari anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) sebesar 234 orang saja, dibandingkan jumlah jurnalis laki-laki yang sangat banyak sebesar 1.339 orang yang dibagi di 26 kota. 

Jurnalis perempuan Indonesia dijumlahkan hanya sebesar 12% (Yuniarti, 2012). Namun, sekarang jumlah jurnalis sudah semakin bertambah dari tahun-tahun sebelumnya. Pembaharuan data mengenai jumlah pekerja jurnalis perempuan bertambah atau mengalami kenaikan sebesar 8%, yang sebelumnya 12% sekarang menjadi 20% menjadi bagian dari anggota jurnalis AJI. Jurnalis perempuan belum mencapai target anggota AJI jumlahnya sekitar 30% (Adriana, 2021).

Pembagian Jurnalis Perempuan

Jurnalis perempuan masih dibagi lagi pada bidang divisi masing-masing yang lebih dikuasai seseorang. Jurnalis perempuan dibagi menjadi tiga divisi. "Jurnalis perempuan dibagi menjadi jurnalis tulis, foto, dan video," ujar Yovita Amalia seorang jurnalis perempuan ANTARA di bidang editor. 

"Jurnalis perempuan di Indonesia itu banyak jumlahnya, tetapi jurnalis yang seperti apa dulu nih? Jurnalis itu banyak ada jurnalis tulis, foto, video. Jumlah yang kurang itu jurnalis perempuan di bidang jurnalis foto," ujar Yovita Amalia. 

Jurnalis Foto Perempuan TEMPO

Jurnalis foto perempuan di media masih sangat minim atau sedikit. Terdapat pengalaman kerja dari salah satu jurnalis perempuan yang telah bekerja selama tiga setengah tahun di media TEMPO. 

"Aku magang sebagai jurnalis foto perempuan tahun 2017. Terakhir jurnalis foto perempuan di TEMPO itu ada di tahun 2012. Selama 5 tahun jurnalis foto perempuan akhirnya ada lagi," ujar Yovita Amalia. 

Pengalaman kerja salah satu jurnalis perempuan ini membuktikan bahwa perempuan dapat mematahkan stigma perempuan itu tidak dapat bekerja sebagai jurnalis karena terlalu berisiko. Setelah 5 tahun tidak ada jurnalis foto perempuan di media TEMPO, akhirnya ada lagi jurnalis perempuan. Risiko dalam pekerjaan pasti ada, tetapi yang banyak orang katakan mengenai diskriminasi. Diskriminasi pada media online TEMPO tidak ada. 

"Bekerja di jurnalis foto perempuan di TEMPO tidak ada diskriminasi yang berarti gitu lo, karena saat kami di lapangan juga tenaganya sama ANTARA laki-laki dengan perempuan. Sikut-sikutan iya, ketika mengambil liputan. Terutama ketika mengambil foto cepat ada di KPK, DPR, dll. Pokoknya penugasan-penugasan hard news yang orang medianya banyak. Dipikiran kita diskriminasi itu tidak ada, tetapi di pikiran kita itu kita bekerja itu untuk mendapatkan berita apapun caranya kita akan menghalalkan cara itu untuk mendapatkan foto yang bagus. Contoh, aku bisa bilang itu tidak ada diskriminasi saat itu aku liputan di Bareskrim POLRI itu tentang isu narkoba dulu artis namanya Pretty Asmara. Almarhum dulu di Bareskrim itu semuanya baris kayak gimana caranya untuk mendapatkan gambar. Di situ kan aku perempuan sendiri, pendek, orang-orang bawa kameranya tinggi-tinggi aku cuma bawa kamera DSLR satu doang. Itu aku malah dibantu untuk mendapatkan gambar dibantu sama dua orang cowok TV, dia bantu aku ngangkat aku untuk mengambil gambar. Mereka berdua nanya udah dapet ambil  gambarnya belum kayak gitu. Menurut aku ga ada namanya diskriminasi gender, perlakuannya sama saja," ujar Yovita Amalia. 

TEMPO.CO
TEMPO.CO

Jurnalis Editor Perempuan ANTARA 

Jurnalis editor perempuan sangat dibutuhkan dalam media. Media membutuhkan pandangan perempuan mengenai beberapa isu atau kejadian tertentu. Perempuan lebih menggunakan perasaan atau memiliki empati yang tinggi sehingga peran perempuan dalam mengedit video sangat dibutuhkan. Narasumber yang sedang bekerja di LKBN ANTARA selama satu setengah tahun mengungkapkan mengenai menjadi seorang editor perempuan memiliki empati yang tinggi.

"Anggota Editor di LKBN ANTARA jumlahnya 14 orang, aku perempuan sendiri. Karena aku perempuan sendiri, aku dibutuhkan untuk melihat pandangan beberapa video-video apakah ada rasa empatinya. Kalau laki-laki yang mengedit video itu akan berbeda dengan perempuan. Untuk beberapa video yang membutuhkan rasa empati yang tinggi seperti kerusuhan di Malang, Kanjuruhan, Ratu Elizabeth meninggal itu biasanya banyak meminta pandangan perempuan mengenai empati pada beberapa video. Karena kalau pandangan empati pada perempuan akan lebih mengena atau rasa empati yang tinggi pada video," ujar Yovita Amalia. 

ANTARA.CO
ANTARA.CO

Perempuan Berhak Dapat Kesempatan 

Perempuan yang bekerja di media mendapatkan hak jenjang karir. Seperti pemimpin redaksi CNN Indonesia pada tahun 2016 dipimpin oleh perempuan (Silaban, 2020). 

Tidak hanya itu, di media TEMPO juga pimpinan redaksi nya perempuan pada tahun 2019. 

"Sekarang di ANTARA pun pemimpin redaksiku perempuan, sejak tahun 2019. Tidak itu saja, kalau di TEMPO itu preset foto itu pekerjanya perempuan semua," ujar Yovita Amalia. 

Jurnalis Perempuan Netral 

Perempuan terkadang terbawa perasaan terhadap isu atau permasalahan gender yang berkaitan pada perempuan, tetapi menjadi seorang jurnalis perempuan tidak dapat terbawa perasaan terhadap suatu isu. 

"Menjadi seorang jurnalis jika tidak menyukai isu tertentu secara personal, kamu bertindak secara profesional dengan aturan mediamu. Jadi, kalau kamu tidak suka, ya kamu simpan itu sendiri, supaya kamu tidak mempengaruhi audience-mu. Karena sifat netral itu sudah menjadi SOP pada pekerjaan," ujar Yovita Amalia. 

"Kecuali, kamu mendapatkan penugasan khusus, ya. Misalnya, liputan khusus yang membahas mengenai isu-isu perempuan. Boleh untuk memihak hal itu, tetapi bukan pendapat pribadi, ya. Jurnalisme itu kan kamu memberikan atau mencari informasi dari informanmu, apa yang kamu dapat dari informanmu ungkapkan," tambahan ungkapan dari Yovita Amalia.

Sumber Buku Tambahan: 

Jurnal Perempuan no 28, Perempuan dan Media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun