Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Sedikit Nancy Pelosi

7 Agustus 2022   20:28 Diperbarui: 7 Agustus 2022   21:26 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Wikimedia Commons

Nama Nancy Pelosi telah menghiasi berita utama di media baik offline maupun online di seluruh dunia akhir akhir ini karena kunjungan nya ke Taiwan beberapa waktu lalu.

Siapakah Nancy Pelosi dan bagaimana sepak terjangnya serta pandangannya yang membuat dia menduduki salah satu posisi penting di Amerika dimana dia menjadi wanita pertama dan satu satunya hingga kini yang menjabat sebagai Speaker of the House of Representative atau Presiding Officer (Ketua DPR Amerika).

Jabatan ini merupakan jabatan yang membuat siapapun yang memegangnya sebagai pihak di urutan kedua setelah Wakil Presiden Amerika untuk bertindak sebagai Presiden Amerika jika ada  sesuatu hal sesuai dengan konstitusi.

Nancy Pelosi berasal dari keluarga percampuran Itali Amerika yang lahir pada tanggal 26 April 1940 dari pasangan Annunciata M. "Nancy" D'Alesandro dan Thomas D'Alesandro Jr, sang bapak dikenal sebagai politisi handal pada jamannya.

Karir politik Pelosi mulai beranjak di California setelah Pelosi pindah ke San Francisco, dimana pada tahun 1977 dia terpilih sebagai anggota Komite Nasional partai Demokrat, komite ini bertugas untuk mengkordinasi strategi dengan para kandidat yang mencalonkan sebagai pejabat politik di semua level baik itu lokal , state maupun nasional.

Pada tahun berikutnya Pelosi terpilih sebagai ketua demokrat untuk California Selatan dan sejak tahun 1981 hingga 1988 menjadi ketua partai demokrat untuk negara bagian California.

Pelosi kemudian dicalonkan oleh Sala Burton untuk menggantikannya sebagai anggota DPR Amerika dari negara bagian California, Sala Burton ketika pada tahun 1986 mengalami gangguan kesehatan.

Pada tanggal 7 Februari 1987 tepatnya seminggu setelah disumpah sebagai anggota DPR untuk kedua kalinya, Sala Burton meninggal dunia, dan setelah memenangkan pemilihan untuk menggantikannya, Nancy Pelosi resmi menjadi anggota DPR Amerika pada bulan Juni 1987.

Pada pemilu midterm 7 November 2006 partai demokrat mengalahkan partai republik dimana hal ini membuka pintu bagi Pelosi yang ketika itu menjabat sebagai house minority leader untuk dinominasikan sebagai Speaker of the House untuk periode selanjutnya.

Dan setelah memenangkan pemilihan Speaker of the House Nancy Pelosi resmi menjadi Ketua DPR Amerika pada tanggal 4 Januari 2007, jabatan ini dipegang olehnya hingga 2011 setelah dia berhasil mempertahankannya pada pemilu 2009.

Jabatan ini sempat lepas setelah tahun 2011 dan menjadi house minority leader di DPR hingga akhirnya Pelosi mendapatkan kembali jabatan tersebut pada tahun 2019 setelah partai demokrat berhasil merebut kembali kursi terbanyak.

Sang Pejuang Hak Azasi Manusia

Nancy Pelosi dikenal sebagai pribadi yang sangat memperhatikan pada hak azasi manusia dalam artian yang luas dan tidak pada satu ataupun beberapa hal saja.

Pada tahun 2001 dia menentang UU Patriot (Patriot Act) yang ditandatangani oleh Presiden Amerika ke -43 karena adanya wewenang untuk menahan imigran tanpa batasan waktu serta menggeledah properti dan record tanpa adanya surat, kesediaan dan pengetahuan sang pemilik.

Nancy Pelosi juga dikenal sebagai pendukung LGBT sejak lama, ini dapat dilihat dari penolakannya pada UU Pernikahan atau Defense Marriage Act (DOMA) pada tahun 1996 dimasa pemerintahan Bill Clinton (D).

Undang Undang ini menegaskan pernikahan adalah penyatuan antara satu pria dan wanita serta memberikan ijin kepada negara bagian untuk melarang pernikahan sesama jenis.

Selain DOMA, Pelosi juga menentang rencana perubahan UU yaitu Federal Marriage Act pada tahun 2004 dan 2006 yang pada akhirnya memang tidak dilanjutkan berbeda dengan DOMA yang menjadi UU.

Masih pada hak azasi manusia Pelosi pernah memberi sumpah anggota DPR AS pertama yang menganut agama Islam dimana anggota DPR tersebut disumpah dibawah Alquran yang merupakan koleksi perpustakaan Presiden AS ke-3 yaitu  Thomas Jefferson yang kemudian menjadi koleksi pada di perpustakaan Kongres Amerika (US Congress Library)

Kejadian ini pun sempat menjadi bahan pembicaraan baik itu di Amerika maupun banyak negara didunia seperi Australia.

Namun perjuangan Pelosi pada hak azasi manusia  jugalah yang dapat dikatakan sebagai latar belakang dari kunjungannya ke Taiwan, sehingga lebih dari kunjungan resmi yang banyak pihak menyebutnya dengan kunjungan yang bersifat provokasi dan bertentangan dengan kebijakan satu China yang telah diterapkan oleh Amerika sejak tahun 1979.

Untuk diketahui bahwa Kebikakan One China adalah mengakui People's Republic of China (PRC) dan tidak mengakui Republic Of China (ROC) dimana dinyatakan bahwa People's Republic of China adalah satu satunya (sole) pemerintahan di China tanpa adanya Republic of China sebagai sebuah kedaulatan yang terpisah.

Amerika tidak menyetujui permintaan China untuk mengakui kedaulatan China terhadap Taiwan, hanya saja Amerika menghargai(acknowledge) posisi China yang menganggap Taiwan sebagai wilayah dalam kedaulatannya.

Dalam konteks hubungan dua negara ini berarti Amerika memiliki hubungan diplomatik dengan China namun secara bersamaan menjalin hubungan non diplomatik dengan Taiwan.

Pada tahun yang sama, Amerika mensahkan UU yaitu Taiwan Relations Act yang bertujuan untuk menjaga kepentingan keamanan dan perdagangan AS di Taiwan mengingat sudah tidak dasar lagi hubungan antar kedua negara, namun TRA juga tidak terbatas pada keamanan dan perdagangan saja tetapi juga pada pertukaran budaya dan bidang lain antara penduduk Amerika dengan penduduk Taiwan.

Atas dasar UU inilah beberapa kunjungan delegasi Amerika ke Taiwan dilakukan walau ini oleh beberapa pihak masih dilihat sebagai bagian dari hubungan diplomatik (subdiplomatic)

Pada sebuah kunjungannya ke Tiananmen Square pada tahun 1991, Nancy Pelosi membentangkan banner yang bertuliskan ' To those who died for democracy in China', tindakan ini oleh seorang analis dari sebuah platform berita sebagai tindakan menusuk jarum ke mata negara China.

Sehingga apa yang menjadi dasar kunjungannya ke Taiwan tidak dapat dilihat sebatas pada kontorversialnya saja namun juga refleksi dari penilaian dan pandangan Pelosi terhadap China.

Kunjungan Pelosi ke Taiwan sebenarnya sedianya sudah dilakukannya pada bulan April 2022 dimana pada bulan tersebut terjadi pula kunjungan delegasi yang dikirim oleh Biden ke Taiwan, namun Pelosi terpaksa harus membatalkannya karena postif terkena Covid 19.

Referensi 

Satu Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun