Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Recovery Bandara

4 Agustus 2022   23:03 Diperbarui: 5 Agustus 2022   06:03 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sign bandara (pixabay.com)

Pemandangan di hampir seluruh bandara di seluruh dunia sedang menghadapi masalah yang sama yaitu kekurangan staf untuk tetap beroperasi dengan lancar, namun lonjakan penumpang pada masa liburan musim panas menciptakan permasalahan yang tidak mudah diantisipasi.


Sebut saja mulai bandara di Inggris, Jerman,.Belanda hingga seluruh negara bagian Amerika mengalami hal yang sama, pembludakan penumpang dan kekurangan staf.


Dampak dari keadaan ini adalah mulai dari pembatasan jumlah penumpang serta pengurangan hingga pembatalan beberapa penerbangan dari maskapai yang jelas menambah merugikan maskapai yang juga mengalami hal serupa (kekurangan staf).


Pembatasan jumlah kapasitas bertujuan untuk tidak terjadinya penumpukan dan antrian pengguna jasa transportasi di bandara pada setiap periode waktu dalam sehari sehingga pengguna bandara dapat terlayani dengan maksimum.


Keadaan yang cukup mengkhawatirkan adalah keamanan bandara dimana staf keamanan terjadi pengurangan sehingga selain dari layanan, bandara terutamanya bandara internasional menghadapi tantangan yang tidak ringan.

Maskapai LLC Ryanair bahkan sempat menganjurkan pemerintah Irlandia untuk menerjunkan pihak militer untuk mengantisipasi antrian yang terjadi pada musim liburan paskah bulan April yang lalu.


Pandemi disebut sebagai biang keroknya dimana banyak perusahaan didunia termasuk pada industri aviasi mengurangi staf nya dalam usahanya mengurangi beban biaya operasionalnya, ditambah dengan keadaan dimana staf mereka yang masih diperkerjakan ada yang terkena Covid 19 sehingga harus menjalani karantina di rumah mereka masing masing.


Namun mengapa begitu sulit bagi bandara untuk memperkerjakan kembali staf yang dahulu di lepas ataupun membuka peluang kerja kepada lainnya ?


Kesulitan mendapatkan pekerja sepertinya tidak saja dialami oleh bandara melainkan juga pada seluruh industri karena ketatnya pasar pekerjaan yang kini sedang terjadi.


Pada website marketplace.org disebutkan bahwa Pandemi mengubah dimana, bagaimana dan kapan orang bekerja, sehingga walaupun jumlah kompensasi memang masih menjadi urutan pertama namun fleksibilitas waktu kini menjadi pertimbangan bagi para pekerja.


Keadaan ini tidak hanya menimbulkan kesulitan mendapatkan pekerja namun juga tantangan bagi perusahaan dalam mempertahankan pekerjanya yang masih ada agar tidak terlepas.


Keadaan yang dihadapi bandara sebenarnya sudah terlihat sejak tahun 2021, harian Washington Post pada beritanya tahun lalu telah menyatakan bahwa setidaknya lima.bandara terbesar di Amerika mengalami kekuarangan staf yaitu bandara Detroit (DTW), bandara Dulles (IAD), bandara Denver (DEN), bandara St.Louis (STL) dan bandara Boston (BOS).


Pada bulan Juni 2022 bandara London Heathrow (LHR) menjadi lautan bagasi karena terjadi penumpukan bagasi yang tidak dapat dilayani oleh bandara akibat kekuarangan staf.


Asosiasi Operator Bandara atau AOA sudah memperingati anggota nya sejak April 2022 yang merupakan operator bandara bahwa proses recruitment dan banyaknya staf yang absen karena terkena Covid 19 akan mengganggu operasional bandara.


Bagi bandara, memperkerjakan staf baru membutuhkan biaya dan waktu seperti security check dan juga pelafihan yang dibutuhkan pada proses recruitment.


Namun ada sebuah analisis yang menarik dari seorang analis bandara yaitu Earl Heffintrayer yang menyatakan pada nbcnews bahwa pada dasarnya bandara selalu mengalami kesulitan untuk menarik perhatian orang bekerja di bandara.


Sedangkan platform berita dw dalam.sebuah video nya mengungkap beberapa pengakuan dari eks pekerja di bandara yang mengatakan bahwa lama nya waktu bekerja dan perlakuan tidak adil menjadi alasan pekerja untuk tidak kembali atau bekerja di bandara.

Bandara merupakan tempat lapangan pekerjaan yang sangat luas dan besar dan merupakan tempat lalu lintas orang dan barang dimana lapangan pekerjaan yang ditawarkan mulai dari konter check in, penjualan tiket, kemananan, bagasi, kargo hingga outlet outlet ritel yang beroprasi di bandara sehingga memang dapat dipahami jika bandara merupakan jasa layanan yang bisa beroperasi lebih lama dari usaha lainnya dalam seharinya.


Namun demikian apa yang terjadi saat ini adalah hasil kumulatif nya dimana bandara bandara masih sulit mendapatkan staf mereka sedangkan reaktivasi penerbangan berjalan terus hingga lonjakan jumlah penumpang terjadi, sehingga bandara mengalami keadaan yang terlihat saat ini.


Sampai kapan keadaan ini terjadi ? Ini tergantung dari masing masing bandara dan keadaan labor market di masing masing negara, harapannya keadaan yang terlihat kini adalah puncak dari akumulasi dari keadaan sebelumnya.

Reaktivasi maskapai pada transisi Covid 19 dari Pandemi ke Endemi menciptakan laju penambahan jumlah pengguna transportasi udara yang tidak atau belum dapat di imbangi oleh operasional bandara melalui staf mereka.

Dan kini semua bandara sepertinya sudah menuju pada recovery nya sebagai bagian dari keseluruhan proses recovery pada industri aviasi dan mudah mudahan waktu yang dibutuhkan tidak lama.

Referensi :

Satu Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun