Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Telemedicine pada Penerbangan, Bisakah Atasi Keadaan Darurat saat Perjalanan?

3 Agustus 2022   20:01 Diperbarui: 5 Agustus 2022   16:00 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Telemedicine (Tumisu/pixabay.com)

Kedengarannya mungkin menakutkan bila terjadi keadaan darurat medis dan terlebih bila itu menimpa pilot yang memegang kendali pesawat, meski demikian keadaan darurat medis bisa terjadi juga selama penerbangan (inflight).

Beberapa kejadian darurat medis pernah terjadi di seluruh dunia baik itu yang terjadi pada penumpang maupun kru pesawat, pilot dan kru kabin.

Presiden dari perusahaan jasa keuangan American Express meninggal akibat serangan jantung dalam penerbangannya dari Tokyo ke New York pada tahun 2015.

Beberapa kejadian darurat medis juga terjadi pada pilot diantaranya pilot United Airlines dengan nomor penerbangan 603 serta yang baru baru ini terjadi pada pilot salah satu maskapai kita dalam penerbangan dari Surabaya (SUB) menuju Makassar (UPG).

Untuk kejadian darurat yang menimpa pilot ini sempat memicu perdebatan mengenai perubahan umur pensiun pilot pada Age-60 rule yang berlaku pada umur 65 tahun yang sebelum tahun 2004 adalah 60 tahun.

Pengalihan penerbangan (diversion) bisa dilakukan atas keputusan terakhir pada Captain Pilot dengan berbagai faktor pertimbangan yang matang seperti kondisi kesehatan penderita, jarak posisi pesawat dengan bandara terdekat, fasilitas kesehatan pada bandara dan lainnya.

Namun bagaimana dengan saat  penanganan medis sangat diperlukan dalam sebuah penerbangan (inflight) dan tidak ada penumpang yang berprofesi dalam bidang medis seperti dokter atau perawat medis?

Dalam sebuah penerbangan dari London ke Dubai, seorang penumpang menyadari bahwa dia lupa membawa obat-obatan nya, keadaan ini akan mempengaruhi perjalanan bisnis nya di Dubai terlebih obat-obatan tersebut sangat krusial bagi kesehatannya.

Dia kemudian menghubungi seorang dokter berbasis di Inggris dengan menggunakan aplikasi yang terhubung dengan wifi pesawat, setelah konsultasi obat-obatan yang diperlukan sudah tiba di hotel di Dubai tempat penumpang tersebut menginap.

Pelayanan konsultasi kesehatan jarak jauh ini bernama telemedicine yang sudah muncul setidaknya pada tahun 1920 an namun pihak NASA lah yang secara masif mengembangkan dan mempromosikannya untuk memonitor kesehatan para astronotnya.

Telemedicine sering dicampuradukan dengan telehealth, di mana keduanya berbeda dalam penerapannya, telehealth bersifat lebih luas dari telemedicine yang hanya mencakup konsultasi medis sedangkan telehealth mencakup promosi kesehatan, diskusi, pelatihan dan lainnya namun keduanya menggunakan teknologi komunikasi.

Bagaimana bila ada yang mengalami keadaan medis yang kronis seperti serangat jantung dan penyakit serius lainnya?

Badan Aviasi Sipil Dunia atau ICAO telah mengatur penanganan kesehatan dalam penerbangan yang tertera dalam dokumen ICAO no. 8984 sedangkan Badan Penerbangan Amerika atau FAA pada lampiran A pada FAR 121 tentang First Aid Kits dan Emergency Medical Kits.

Pada peraturan yang diterapkan oleh FAA terdapat daftar item yang menjadi keharusan pada First Aid Kits beserta dengan jumlahnya baik itu obat obatan maupun peralatan medis, jumlah First Aid Kits juga disesuaikan dengan jumlah kursi penumpang pesawat dimulai dari 0-50 kursi harus berjumlah 1 buah dan diatas 250 kursi harus berjumlah 4 buah.

Disamping itu pesawat dengan kapasitas diatas 30 orang harus dilengkapi dengan Automated External Defibrillators, semua kelengkapan ini bersifat wajib atau mandatory sebelum pesawat meninggalkan terminal dan bisa menjadi subyek tuntutan bila terbukti lalai.

Keadaan darurat medis dapat terjadi dimana dan pada siapa saja tak terkecuali dalam penerbangan di udara serta tidak hanya bisa terjadi pada penumpangnya saja tetapi juga kru pesawat baik itu kru kabin maupun pilot.

Peningkatan jumlah penerbangan didunia berarti peningkatan jumlah pengguna jasa transportasi udara, oleh karena itu segala antisipasi dalam berbagai hal termasuk kesehatan perlu dilakukan.

Beberapa maskapai didunia ada yang telah memiliki layanan telemedicine bagi pelanggannya terutama di Amerika dan semoga akan tertular pada semua maskapai di seluruh dunia.

Kita sebagai penumpang kini memerlukan persiapan yang lebih sebelum melakukan perjalanan terutama perjalanan jarak jauh, selain membawa obat obatan juga siapkan aplikasi kesehatan yang dapat menghubungi dokter kita setiap saat.

Perkembangan telemedicine kini sudah banyak diterapkan oleh pengembang aplikasi, institusi kesehatan dan serta beberapa maskapai dunia yang telah memiliki pelayanan telemedicine ini.

Bila kita melakukan penerbangan jarak jauh dan memiliki masalah kesehatan,ada baiknya melakukan riset sendiri seperti maskapai mana yang memiliki pelayanan telemedicine dalam jaringannya.

Dan apabila kita mengalami gejala gangguan kesehatan dalam sebuah penerbangan, usahakan sedini mungkin memberitahu kepada kru kabin sehingga penanganan dapat dilakukan sedini mungkin pula.

Mudah mudahan telemedicine dalam.penerbangan juga semakin luas diterapkan, utamanya lagi pada penerbangan di Indonesia, baik itu yang disediakan oleh maskapai itu sendiri maupun dengan bentuk kerjasama dengan institusi kesehatan.

Referensi: Satu Dua Tiga Empat Lima Enam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun