Pada waktu kita ingin memesan tiket pesawat di platform online, kita pasti akan memasukan kota asal dan tujuan dan ketika itu pula muncul kode pada kota asal dan tujuan itu, kode tersebut biasanya terdiri dari tiga huruf seperti contohnya UPG untuk Makasar (Ujung Pandang) atau MDO untuk Manado.
Kode ini merujuk pada kode yang diberikan oleh IATA atau International Air Transport Association dimana kode ini memang yang paling umum digunakan oleh para maskapai dan pelaku industri perjalanan sebagai identifikasi dari sebuah bandara.
Sistem indentifikasi lokasi ini sebenarnya tidak hanya dari IATA dan ICAO saja tetapi ada dua lagi yaitu sistem kode dari FAA dan negara Kanada atau dikenal dengan kode LID (Location Identifier).
Sistem kode bandara ini awalnya merupakan sistem kode untuk stasiun cuaca yang menggunakan sistem dua huruf dan kemudian ditambahkan satu huruf untuk menambah kombinasi kode untuk bandara di seluruh dunia, contohnya Los Angeles dimana stasiun cuaca nya memiliki kode LA dan kemudian ditambah huruf X menjadi LAX, San Francisco dari SF menjadi SFO dan seterusnya.
Bagaimana kita bisa membedakan satu sistem dari sistem lainnya? , Â mari kita menggalinya dengan singkat tapi padat mengenai sistem kode bandara ini.
IATA
Kode bandara oleh IATA ditetapkan berdasarkan IATA Resolution 763 yang mengatur tentang Location Identifier, resolusi ini termasuk dalam Passenger Service Conference Resolution Manual (PSCRM) Â yang disepakati oleh maskapai para anggota IATA untuk menjalankan operasional nya -- manual ini mencakup prosedur pemesanan, ticketing, Â check-in penumpang dan bagasi, Â
Sistem kode bandara ini diatur oleh kantor pusat IATA di Montreal Kanada dan dipublikasikan tiga kali dalam setahun untuk membantu operasional para maskapai di seluruh dunia.
Kombinasi huruf kode bandara IATA umumnya terdiri dari tiga huruf dimana bisa merupakan tiga huruf pertama dari kota dimana bandara berlokasi atau melayani serta bisa juga merupakan singkatannya seperti kode bandara ATL untuk Atlanta atau DPS yang merupakan singkatan dari Denpasar.
Sedangkan latar belakang dari penentuan kode bandara sendiri umumnya bervariasi bisa berdasarkan nama dari bandara itu sendiri maupun berdasarkan sejarah, lokasi ataupun nama bandara/kota dimana bandara tersebut melayani pelanggannya.
Bandara Internasional Soetta misalnya memiliki kode CGK sebagai bagian atau singkatan dari Cengkareng yang merupakan lokasi dari bandara, mengapa bukan JKT yang merujuk pada kota dimana bandara melayani ?
IATA menetapkan kode tersendiri untuk setiap kota metropolitan di seluruh dunia, kode ini juga terdiri dari 3 huruf seperti contoh kode BKK untuk kota Bangkok, BUE untuk Buenos Aires.
Kode JKT adalah kode metropolitan untuk kota Jakarta yang dahulu digunakan oleh bandara Kemayoran hingga berhenti beroperasi pada tahun 1980 an, sedangkan kode bandara yang sudah pernah digunakan jarang digunakan kembali.
Kemungkinan sebabnya adalah karena bandara Soekarno Hatta terletak di luar kota metropolitan Jakarta melainkan Cengkareng yang bukan bagian dari Jakarta
Kota London dilayani oleh 6 bandara namun tidak semua bandara tersebut memiliki kode bandara berawalan L seperti LHR untuk Heathrow, LGW untuk Gatwick, LCY untuk London City Airport, LTN untuk Luton, sedangkan dua bandara lainnnya yaitu London Southend (SEN) dan London Stansted (STN) tidak berawal L meskipun melayani kota metropolitan London karena lokasinya berada di luar London.
Kode metropolitan ini dapat digunakan oleh bandara apabila hanya ada satu bandara di sebuah kota tersebut, namun bila ada lebih dari satu bandara maka salah satu dari bandara dapat menggunakan kode metropolitan nya sedangkan bandara lainnya menggunakan kode lain.
Kode IATA bandara Suvarnabhumi (BKK) dahulunya adalah kode bandara Don Mueang namun sejak bandara Suvarnabhumi menjadi bandara utama, kode BKK di transfer dari Don Mueang yang kini memiliki kode DMK.
Bagaimana dengan sebaliknya dimana satu bandara melayani dua kota metropolitan? dalam hal ini kode bandara akan mempresentasikan kedua kota metropolitan tersebut, Â contohnya DFW untuk bandara Dallas yang melayani kota Dallas dan Fort Worth serta bandara MSP yang melayani Minneapolis dan Saint Paul.
Kode bandara juga bisa memiliki latar belakang dari sejarah sehingga tidak ada kaitannya dengan nama ataupun lokasi dari bandara tersebut, Â contohnya bandara O'hare Chicago yang memiliki kode ORD yang merupakan kepanjangan dari Orchard dimana dahulunya merupakan kawasan bernama Orchard Place serta nama dari bandara dahulunya yaitu Orchard Field Airport.
Bandara di Orlando memiliki kode MCO dan bukannya ORL atau lainnya, ini karena bandara saat ini merupakan bekas lokasi pangkalan udara bernama McCoy Air Force Base.
Ada beberapa huruf yang tidak boleh digunakan sebagai huruf awal yaitu huruf Q yang digunakan untuk radio telekelomunikasi, selain itu beberapa negara memiliki pengecualian tambahan seperti di Amerika tidak menggunakan awalan huruf W dan K agar tidak membingungkan dengan kode awalan yang digunakan oleh Federation Communication Commission sebagai call sign radio broadcast.
Satu hal yang terpenting adalah kode bandara IATA tidak dapat dirubah untuk berbagai alasan seperti pergantian nama kota, perubahan ejaan dan lainnya.
Beberapa contoh bandara di Indonesia misalnya kode UPG untuk Ujung Pandang yang kini bernama Makassar, kemudian kode BTJ untuk Banda Aceh yang sebelumnya dengan ejaan lama yaitu Banda Atjeh..
Negara negara dapat mengajukan kode sesuai permintaan namun keputusan ada di IATA sehingga tidak selamanya disetujui dan tergantung ketersediaan kombinasi huruf, Â misalnya bandara Northwest Florida Beach yang mengajukan kode TFB (The Florida Beaches) namun karena TFB sudah terdaftar maka pemberian kode selanjutnya menjadi ECP.
Biaya pengajuan kode bandara oleh IATA bagi negara negara non anggota akan dikenakan biaya USD 5.700
Beberapa kode bandara IATA ada yang aneh, lucu dan tidak sesuai seperti kode bandara PEE, POO, HOT dan GAY yang sedang diusahakan diganti untuk bandara  Bodhgaya karena tidak sesuai dengan kota Gaya.
ICAO
International Civil Aviation Organisation yang merupakan badan dimana anggotanya merupakan Pemerintahan setiap negara didunia juga menerapakan kode bandara di seluruh negara.
kode yang diberikan ICAO ini yang lebih umum digunakan oleh otoritas penerbangan serta Pelayanan penerbangan seperti Air Traffic Controller, pilot dan stasiun cuaca.
Kode bandara yang diterapkan oleh ICAO ini tercantum dalam panduan  Document 7910 tentang Location Indicator yang hingga kini sudah direvisi sebanyak 184 kali.
Kode ICAO terdiri dari empat huruf dimana huruf pertama mempresentasikan kawasan (region) /negara dimana bandara berlokasi, mulai dari huruf A hingga Z.
Namun ada beberapa pengecualian (latar belakang politik) dimana ada bandara yang terletak di luar wilayah negara bersangkutan tetapi tetap menggunakan awalan yang sama dengan negara bersangkutan contohnya bandara Saint Pierre milik Perancis yang terletak di kawasan Amerika Utara menggunakan awalan L sama dengan Perancis bukan awalan K untuk kawasan Amerika.
Kemudian ada bandara Mount Pleasant milik Angkatan Udara Inggris yang memiliki kode EGYP dimana E adalah awalan untuk negara Inggris sedangkan bandara Mount Pleasant berlokasi di Kepulauan Falklands di kawasn Amerika Selatan yang ber kode S.
Huruf A digunakan untuk kawasan Western Southern Pacific yang meliputi Solomon Islands, Papua New Guiena dan Nauru, huruf B untuk Greenland, Â Islandia dan Kosovo kemudian huruf W untuk kawasan Asia Tenggara yang terdiri dari Indonesia, Â Malaysia, Singapore, Â Brunei Darusalam dan Timor Leste, sedangkan huruf terakhir Z untuk daratan utama Tiongkok, Korea Utara dan Mongolia.
Penentuan kode bandara ICAO harus tetap mengacu pada kawasan, utamanya pada huruf awal (prefix) Â sedangkan untuk dua huruf lainnya diserahkan kepada negara bersangkutan.
Pengecualian pemberian kode bandara versi ICAO ini ada di negara Amerika dimana kebanyakan bandara menerapkan kode IATA setelah prefix, contoh nya bandara Miami yang memiliki kode MIA (IATA) dan KMIA (ICAO).
Selain itu ada beberapa huruf dan kombinasi huruf yang tidak digunakan sebagai prefix karena beberapa alasan yaitu huruf Q, I, J dan X karena Q digunakan untuk radio telekomunulikasi, I untuk navigasi, sedangkan X digunakan secara internal oleh Rusia dan negara negara pecahan USSR untuk mengidentifikasi pangkalan
Pemerintahan dan militer.
FAA
Badan Aviasi Amerika menerapkan kode bandara untuk setiap bandara di Amerika yang tercantum dalam section 2 pada panduan umum FAA tentang Location Indentifier System Administration.
Kode bandara FAA terdiri dari 3-5 karakter serta berupa huruf dan angka, latar belakang dari kode FAA ini adalah untuk mengidentifikasi lokasi semua fasilitas penerbangan yang ada di Amerika baik yang melayani secara komersil maupun private.
Beberapa kota di Amerika menggunakan kode FAA sama dengan kode IATA nya sebagai contoh bandara JFK di New York (ICAO: KJFK / IATA: JFK / FAA LID : JFK).
Beberapa ketentuan FAA pada sistem kode mereka yaitu kode FAA tidak menginjinkan dua bandara menggunakan kode yang sama dalam satu metropolitan area bila jaraknya kurang dari 200 miles.
Beberapa huruf abjad tidak dapat digunakan sebagai prefix kode yaitu N yang secara eksklusif untuk Departemen Angkatan Laut Amerika, Â kemudian huruf Q yang digunakan untuk radio telekomunikasi serta K dan W yang telah digunakan untuk radio bradcast dan stasiun televisi.
Selain Amerika, Kanada dan Rusia juga menerapkan sendiri kode LID nya masing masing.
Salam aviasi.
Referensi: Satu  Dua  Tiga  Empat  Lima  Enam  Tujuh  Delapan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H