Kembali ke NKRI.
Dengan adanya beberapa rute dan frekuensi penerbangan yang akan terdampak ini maka akan berpengaruh pada pemulihan industri pariwisata serta juga kebutuhan mobilitas pengguna jasa transportasi udara lainnya, seperti yang untuk keperluan bisnis dan sosial atau mengunjungi kerabat dan keluarga, akankah kita kembali lagi ke periode waktu dimana harga tiket pesawat tinggi? Kita tentu berharap tidak.
Masalah yang dihadapi oleh maskapai tidak saja pada proses mendukung pemulihan pariwisata tapi juga saat Ibu kota berpindah nanti, dimana akan terciptanya rute-rute baru dari dan ke Ibu kota baru baik pada rute dan frekuensinya.
Ini akan menjadi tantangan yang tidak mudah bagi para pelaku industri aviasi baik dalam mengaktifikan kembali kegiatannya maupun dalam mendukung pemulihan pariwisata.
Dengan tidak melupakan kebutuhan mobilitas dari pengguna jasa transportasi udara di Indonesia yang diprediksi jumlahnya akan meningkat serta akan terciptanya rute rute penerbangan baru pada ibu kota baru akan membuat tantangan industri aviasi semain berat pula.
Laju pemulihan industri pariwisata tidak hanya akan dipengaruhi dengan dibukanya kembali destinasi wisata atau relaksasi serta peniadaan karantina dan sebagainya, namun juga akan bergantung pada ketersediaan kursi penerbangan yang dibutuhkan oleh para holiday maker untuk tiba di destinasi.
Dan ketika lebih banyak lagi destinasi wisata yang akan dikembangkan di masa mendatang maka dibutuhkan pula ketersediaan kursi penerbangan.
Untuk itulah untuk dapat mengaktifkan kembali industri pariwisata dengan laju yang diinginkan juga memerlukan pengaktifan kembali industri aviasi dengan kecukupan jumlah armada yang kini justru berlawanan arah dengan laju pada pariwisata.
Dan jangan pula kita berada pada satu titk dimana kita menghadapi krisis kekurangan kursi penerbangan pada segala industri.
Mudah mudah an juga tidak.
Referensi