Pesawat terbang baik jet maupun baling baling sama halnya dengan mobil dan kapal, namun untuk memiliki pesawat terbang tidak berdasarkan pada hobi atau hanya berdasarkan  pada bentuk dan model seperti pada mobil.
Ada dua pertanyaan yang mendasar bila kita ingin memiliki pesawat pribadi, pertama seberapa kemampuan finansial kita dan yang kedua adalah apa kegunaan pesawat tersebut dalam kehidupan kita.
Pesawat yang bisa kita beli bervariasi pula, bisa yang fixed wings baik itu bermesin jet atau baling baling serta pesawat dengan rotary wings yaitu helikopter.
Pertanyaan pertama akan mempresentasikan seberapa jauh kemampuan kita secara finansial, karena memiliki pesawat terbang tidak hanya berhenti pada pembelian dan pemeliharaan seperti pada mobil, masih ada hal lain seperti memperkerjakan pilot, membayar parkir pesawat, membayar landing fee pada airport tujuan.
Semua itu akan menguras saldo rekening bank dengan cepat bila tidak memperhitungkan itu semua sebelum membeli.
Sebagai gambaran kecil saja, untuk mengganti ban pesawat bisa menghabiskan antara USD 2,000-3000 dan untuk gambaran besarnya pada pesawat jet pribadi dalam setahun jumlah uang yang akan dikeluarkan bisa hingga USD 2 juta dengan total jam terbang 450 jam
Untuk pesawat baling baling kita ambil contoh pesawat ATR 42-600 yang harga berkisar USD 17,850,000 untuk pesawat baru, sedangkan untuk biaya per tahunnya dengan berdasarkan penggunaan selama 450 jam adalah USD 1,484,653 dan bila di kalkulasikan dalam per jam nya sebesar USD 3,299.
Kalkulasi ini memang untuk pesawat baru dan akan berbeda dengan pesawat second-hand yang harga nya bisa lebih murah tapi bisa lebih tinggi pada biaya operasionalnya.
Selain membeli pesawat baik baru maupun second-hand ada beberapa opsi lain seperti leasing dan part-time plans.
Ada dua jenis leasing yaitu dry leasing dan wet leasing, dimana dry leasing tanpa pilot, kru, pemeliharaan dan asuransi dan biasanya untuk jangka panjang sedangkan wet leasing sudah mencakup semua dan biasanya untuk jangka pendek saja.