Penerapan ring seperti ring 1, 2, dan seterusnya umum digunakan dengan radius masing-masing, yang berdasar pada pengenalan area dan ancaman yang pada akhirnya menempatkan personil yang juga mumpuni.
Ring satu, misalnya, yang bisa dikatakan area sentral dari kegiatan memiliki tingkat keamanan tertinggi yang memerlukan keberadaan personil yang mumpuni pula.
Jika pada bandara maka ring satu dapat dikatakan mencakup seluruh area bandara baik itu sisi darat (landside) seperti ruang check in, ruang tunggu, dan area lain sebelum boarding dan juga sisi udara (airside) seperti apron, tempat parkir pesawat dan landasan pacu.
Pada bandara bandara di Indonesia, kita sering melihat kehadiran personil yang disediakan oleh bandara dengan yang disebut personil Aviation Security atau disingkat Avsec.
Selain itu pula ada kehadiran personil dari bea cukai untuk mencegah segala bentuk penyelundupan. Serta adakalanya personil militer, dalam hal ini dari Angkatan Udara, yang memang memiliki latar belakang kemampuan mengamankan area pergerakan pesawat pada pangkalan udara militer.
Kehadiran personil pada ring satu biasanya akan melibatkan tidak hanya Avsec saja, tetapi juga militer tanpa harus mengganggu operasional bandara itu sendiri.
Dengan melihat jenis ancaman-ancaman yang semakin meningkat dari waktu ke waktu serta dengan melihat kehadiran personil yang ada pada radius bandara, utamanya pada ring satu, maka memerlukan pula peningkatan pada kemampuan dari personil yang bertugas mengamankan area tersebut.
Sekolah sekolah aviasi yang menyelenggarakan pendidikan aviation security perlu menghasilkan lulusan-lulusannya menjadi personil aviation security pada bandara-bandara dan aerodrome dengan jumlah banyak.
Peningkatan melalui kurikulum lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi dan perkembangan yang ada termasuk terhadap ancaman dan modus baru serta skala yang bisa lebih besar, terutama pada dampaknya.
Selain itu kerjasama antara sekolah aviasi dengan badan-badan terkait seperti badan intelijen dapat lebih meningkatakan awarness mereka dalam mengenali indikasi-indikasi awal dari sebuah ancaman.
Hal tersebut tidak saja untuk mengurangi risiko terhadap terjadinya hal-hal yang dapat membahayakan penumpang, kru, pesawat, dan juga benda-benda pada bandara dan aerodrome, namun juga mengenali atau identifikasi seawal mungkin segala jenis ancaman.