Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Sejarah Aviasi : Pesawat Jet Penumpang Pertama Soviet

14 Februari 2022   10:37 Diperbarui: 14 Februari 2022   10:41 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pesawat TU-104 (foto: aeroprints.com via Wikimedia)

Pada era tahun 1950 an para maskapai diseluruh dunia dihadapi masalah yang sama yaitu terkurasnya keuntungan operasional dari penggunaan pesawat bermesin piston  yang memakan waktu lama penerbangan, dibutuhkan pesawat yang dapat mengurangi lama penerbangan atas nama efisiensi selain dari peningkatan kenyamanan terbang bagi para pengguna transportasi udara saat itu.


Era jet membuat banyak pabrikan pesawat jet penumpang dan menciptakan perlombaan diantara mereka untuk menjadi yang pertama.


Sebut saja pabrikan de Havilland dari Inggris, Avro Canada hingga Boeing yang saat itu sudah memproduksi pesawat jet pembom mereka yaitu Boeing B-47 Startojet bermesin enam pada tahun 1947, mereka ketika itu saling berlomba untuk menjadi yang pertama.

Pihak Inggris sudah menjadi Negara pertama yang berhasil memproduksi pesawat penumpang jet pertama didunia dengan de Haviland Comet nya namun karena beberapa kecelakaan yang terjadi mengakibatkan dicabutnya sertifikat kelaikan udara pesawat tersebut oleh Pemerintah Inggris pada tahun 1954.


Maskapai Soviet yaitu Aerofiot yang ketika itu mengoperasikan pesawat bermesin piston Lisunov Li-2 dan Ilyushin Il-14 mengajukan permintaan kepada pabrikan Tupolev akan sebuah pesawat jet penumpang yang dibutuhkan dan disanggupi oleh pabrikan Tupolev pada tahun 1953 sebagai cikal bakal dari pesawat ini.


Tupolev yang ketika itu baru saja mencetak prestasi dengan produksi pesawat pembom mereka yaitu Tupolev TU-16 memutuskan untuk mengadopsi desain untuk Tupolev TU-104 dari pesawat tersebut dengan maksud untuk menghemat waktu dan biaya pendesainan pesawat selain dari memudahkan para kru pesawat yang sudah mengenal pesawat Tupolev TU1-6 untuk melakukan transisi ke pesawat Tupolev-104 ini.


Setelah Pemerintah USSR (kini Rusia) memberikan lampu hijau untuk pengembangan pesawat ini di tahun yang sama dan memberikan nama project pesawat ini dengan TU-16P namun kemudian diganti dengan TU-104, pihak Tupolev kemudian memulai pengembangan pesawat jet komersial bermesin ganda ini dengan kapasitas awal 50-100 penumpang.


Angka 4 pada penyebutan pesawat TU-104 ini memiliki arti yang menandakan jenis pesawat yang dapat mengangkut penumpang dan sejak dari penempatan angka 4 di pesawat Tupolev TU-104 itu pula semua pesawat yang diproduksi Tupolev yang berupa pesawat penumpang selalu diberikan angka 4 seperti pada TU-144 dan TU-204.


Tidak dibutuhkan lama bagi Tupolev untuk mengembangkan pesawat ini yaitu hanya dua tahun dimana prototype pertama pesawat ini yang diberi nama Opit berhasil melakukan penerbangan pertama pada tanggal 17 Juni 1955.


Walau mengadopsi pesawat militer namun interior pesawat Tupolev TU-104 tidaklah sama dengan pesawat Tupolev TU-16, karena pada pesawat ini terdapat sistem pendingin dan sistem penerangan di kabin pesawat serta dapat menampung 50-100 penumpang.


Pesawat Tupolev TU-104 dengan mesin Mikulin AM-3 memulai penerbangan komersial nya yang dioperasikan oleh maskapai Aeroflot dengan rute Moscow-Omsk-Irkutsk pada tanggal 15 September 1956 dan kemudian pada tahun berikutnya pada rute-rute lainnya termasuk rute penerbangan internasional seperti ke Dehli, London, Ottawa, Budapest dan lainnya.


Maskapai diluar Soviet yang mengoperasikan pesawat ini adalah Czechoslovak Airlines asal Ceko yang memesan 6 unit pada tahun 1957 untuk melayani rute penerbangan internasional mereka ke Paris, Brussel dan Moskow dengan konfigurasi 81 kursi.


Pesawat Tupolev TU-104 hadir dalam aviasi komersial dunia ketika itu sebagai pesawat komersial jet penumpang kedua setelah Comet besutan dari de Haviland dari Inggris.


Selama periode 1956-1958 pesawat Tupolev TU-104 merupakan pesawat jet penumpang satu-satunya yang menghiasi angkasa dunia karena setelah pesawat de Haviland Comet di grounded, secara otomatis tidak ada pesaing dari pesawat ini.


Namun tidak lama dari itu serangkaian kecelakaan terjadi pada pesawat ini yang bermula pada tahun 1958 dimana tercatat ada 3 unit pesawat Tupolev TU-104 selama tahun 1958 dan 5 unit pada tahun  1961 yang dioperasikan oleh maskapai Aeroflot yang mengalami kecelakaan.


Beberapa pilot pesawat ini menyatakan bahwa pesawat ini terlalu berat dan sering mengalami stall (kondisi saat pesawat kehilangan daya angkat) secara tiba-tiba, dan saking beratnya para pilot pesawat ini harus melakukan pendaratan dalam kecepatan yang lebih tinggi dari pesawat pada umumnya yaitu antara 270-300 km/jam atau hampir 50 km/jam lebih cepat dari kecepatan yang direkomendasikan untuk melakukan pendaratan, hal ini dilakukan untuk menghindari kehilangan ketinggian saat proses pendaratan.


Pada tahun 1979 terjadi kecelakaan fatal yang mengakibatkan korban jiwa sebanyak 58 orang dan membuat maskapai Aeroflot mempensiunkan seluruh armada pesawat ini.


Selama masa produksinya pesawat ini diproduksi sebanyak 111 unit dalam berbagai varian termasuk pesawat VIP untuk para pejabat Pemerintah Federal yaitu TU-104G .


Dunia pada era tahun 1950 dimana para pabrikan pesawat seperti Boeing dan Douglas serta lainnya tengah berlomba untuk memproduksi pesawat jet komersial dikagetkan oleh hadirnya pesawat Tupolev TU-104 ini yang semasa periode operasionalnya telah mengangkut lebih dari 90 juta penumpang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun