Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Tonggak Sejarah Aviasi dan Kedirgantaraan Indonesia

26 Januari 2022   20:33 Diperbarui: 26 Januari 2022   22:48 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pesawat Boeing B-737 TNI AU (dokpri)


Pihak Amerika menawarkan pesawat Lockheed Martin F-16 Viper (dahulu General Dynamics) sebagai gantinya karena antrian untuk mendapatkan F-35 Lighting II adalah 9 tahun.


Pada sebuah artikel pada website Lockheed Martin berjudul 'Three Reasons the F-16 Block 72 is the Ideal Bridge to Fifth-Generation Capabilities'  disebutkan bahwa pesawat LM F-16 Viper cocok bagi Indonesia sebagai jembatan untuk nanti akhirnya memesan F-35,  jembatan yang dimaksud adalah transisi dari pesawat tempur generasi keempat yang saat ini kita miliki ke LM F-35 Lighting II yang merupakan pesawat tempur generasi kelima sedangkan Boeing F-16 Viper merupakan generasi 4.5.


Selain dari LM F-16 Viper Amerika juga memberikan pilihan pesawat Boeing F/A 18 Super Hornet, entah karena pesawat ini sulit mendapatkan pasarnya di Asia atau lainnya, namun yang jelas bukan karena ketidakmampuan kita untuk mengoperasikan pesawat tempur generasi kelima.


Singapore memiliki pesawat F-16 block 52 yang merupakan upgrade an pada tahun 2014 sedangkan LM F-16 Viper yang ditawarkan Indonesia adalah F-16 block 72 bila mengacu pada generasi yang dimaksud, sedangkan Australia terakhir memiliki McDonnell Douglas F/A-18 Hornet yang bukan generasi 4.5  sebagai jembatan serta sudah dipensiunkan sebelum kedua negara ini memesan dan mendapatkan pesawat Lockheed Martin F-35 Lighting II tanpa jembatan.


Pesanan pesawat Lockheed Martin F-35 Lighting II Singapore sudah disetujui Amerika sedangkan Australia sudah menerima 40 dari 72 pesanan.


Namun demikian serta apapun alasan tidak bisa nya kita mendapatkan pesawat LM F-35, kita patut bangga dengan Boeing F-15EX Strike Eagle II yang akan masuk dalam inventory TNI AU kita serta membuktikan pada dunia bahwa penerbang penerbang tempur kita juga mampu mengoperasikan segala jenis pesawat pada segala klasifikasi generasi pada pesawat tempur dan bahkan bermesin jet yang ketika pada tahun 1960 an masih terbilang terkini.

Seluruh Dunia perlu kembali ke tahun 1960 an ketika negara kita memiliki pesawat pesawat jet paling mutakhir ketika itu dan menjadi kekuatan udara yang ditakuti, apakah itu justru latar belakang yang kini digunakan ?.

Entalah..


Pada dunia kedirgantaraan kita juga mendengar bahwa pesawat PTDI N-219 sudah menyelesaikan proses sertifikasi sehingga sudah siap diproduksi untuk pemesanan, berita ini juga sangat membanggakan kita sebagai negara yang mampu memproduksi pesawat sendiri.


Ketiga milestone atau tonggak sejarah pencapaian negara kita dalam aviasi dan kedirgantaraan patut dibanggakan serta momentum untuk mempertegas kembali bahwa Indonesia tidak hanya negara yang berdaulat tapi juga bermartabat serta mampu mengelola ruang udara untuk penerbangan sipil dunia serta beradaptasi dengan teknologi terkini.


Maju terus Aviasi dan Kedirgantaraan Indonesia, saatnya lebarkan sayap Garuda kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun