Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Liku Liku Produksi Pesawat N219 dan Variannya

9 Januari 2022   02:03 Diperbarui: 9 Januari 2022   03:17 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dok PTDI via Kompas.com

Pesawat N-219 Nurtanio besutan dari PTDI telah mendapat sertifikat atau type certificate pada tanggal 18 Desember 2020 yang lalu dari Directorate General of Civil Aviation (DGCA) Kementrian Perhubungan selaku pihak yang berwenang mengeluarkan sertifikat kelaikan pesawat di Indonesia.

Bagi pesawat terbang, hal ini merupakan pintu gerbang untuk masuk ke tahap produksi sebagai tahap akhir sebelum pesawat dapat digunakan oleh pengguna dan operatornya.

Memang untuk sebuah pesawat memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit sebelum dapat tersedia dan digunakan.

Sebelum masuk ke tahap produksi, tahapan yang harus dilalui setelah pendesainan dan pengembangan adalah sertifikasi yang harus memenuhi beberapa persyaratan seperti jumlah jam terbang, daya tahan struktur pesawat dan lainnya dimana semua itu dilakukan dalm serangkaian tes dengan menggunakan prototipe pesawat yang akan diproduksi.

PTDI sendiri sudah membangun dua buah prototipe dari pesawat N-219.

Proses sertifikasi pesawat N-219 ini memakan waktu hampir 7 tahun dengan dua kali perpanjangan masa sertifikasi yang dimulai dari tahun 2014 yang lalu karena berbagai kondisi yang dihadapi selama proses tersebut.

Mengutip dari Kompas.com pada tanggal 28 Desember 2020 , PTDI akan memulai tahap produksi pesawat ini (sekarang sudah masuk tahap produksi) dan jika segalanya berjalan lancar maka industri kedirgantaraan kita akan bangkit kembali dan patut menjadi kebanggaan bagi kita semua.

Hal ini karena pesawat ini merupakan pesawat pertama buatan Indonesia yang masuk tahap produksi, tidak seperti adek adeknya yaitu N250 dan N2130 yang hanya berupa prototipe saja karena kondisi ekonomi saat itu.

Kabar gembira juga datang dari pemesanan oleh sebuah perusahaan di Indonesia yang sudah memesan 5 buah yang dilakukan pada bulan Nopember 2021 yang lalu serta dari beberapa Pemerintahaan Daerah di Indonesia yang juga dikabarkan melakukan pemesanan.

Pesawat N219 rencananya juga akan dibuat dalam berbagai varian seperti MSA atau Maritime Surveillance Aircraft serta pesawat amphibi yang dapat mendarat dan lepas landas di air dan darat.

Berbeda dengan model utama dari pesawat utamanya, varian ampibi dari pesawat ini dihadapi dengan masalah anggaran.

Varian amphibi ini (N219 A) akan sangat mendukung industri pariwisata, utamanya untuk wisata pulau dan danau di Indonesia selain itu dapat meningkatkan konektivitas pulau pulau yang kita miliki dari pulau terluar dan tertinggal.

Akan tetapi untuk mengembangkan varian tersebut juga memerlukan biaya yang tidak sedikit seperti untuk melakukan serangkaian tes utamanya untuk pengoperasian di air.

Dalam perencanaannya, anggaran untuk pengembangan ini kabarnya terhambat dengan perubahaan pada struktur LAPAN dan BPPT yang menjadi BRIN, karena alokasi dana untuk pengembangan ini melalui kedua badan tersebut.

Sedangkan proses Riset pengembangan dari varian ini dilakukan oleh LAPAN dan BPPT yang kini ada di BRIN.

Harapan terhadap keberadaan varian amphibi dari pesawat N219 adalah sama tingginya dengan pesawat utamanya, tidak hanya atas dasar kebanggaan atas produk dalam negeri saja tapi juga atas dasar kegunaaan yang bisa membantu negeri ini dalam industri pariwisata dan konektivitas antar pulau.

Tahapan untuk sampai hingga tahap produksi tidaklah sebentar untuk pesawat ini, jangan sampai nasib sama terjadi pada variannya yang sama sama memiliki potensi yang besar terhadap kemajuan negeri.

Langit dan laut Indonesia ingin melihat pesawat buatan anak negeri terbang di angkasa dan dapat beroperasi di laut, kita sudah masuk tahap akhir untuk dapat merealisasikan itu namun kini harus dihadapkan oleh perubahan yang dapat dikatakan kontradiksi dengan realita yang sudah didepan mata.

Selain itu, kontradiksi juga ada dari tekad kita untuk memajukan pariwisata kita dengan mengubah dari kuantitas ke kualitas juga akan mengalami liku liku untuk meraihnya.

Kita semua menyadari bahwa negara kita adalah negara kepulauan, banyak pulau terutamanya yang kecil dan sedang berpotensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata seperti private island dimana ketersediaan pesawat amphibi serta seaplane merupakan pendukung utama dalam hal akses, ingat 3A?

Pesawat N219 dengan varian varian nya bukan sekedar sebuah kebanggaan nasional namun juga menjadi sesuatu yang dapat berkontribusi dalan memajukan negeri kita ini melalui pariwisata dan konektivitas antar pulau yang pada akhirnya akan memeratakan perekonomian di semua pulau kita baik yang kecil dan sedang.

Selamat kepada PTDI atas prestasinya,  Selamat bergabung kepada BRIN dalam industri kedirgantaraan, mohon tetap kembangkan varian amphibi pesawat N219 untuk kemajuan negeri.

Salam Aviasi dan Pariwisata.

Referensi ;

Satu Dua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun