Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengaktifkan Kembali Bandara Selaparang di Lombok

28 November 2021   18:23 Diperbarui: 28 November 2021   18:26 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo : Vince Quest/pixabay.com

Bandar Udara Selaparang di kota Mataram memang sudah resmi berhenti melayani penerbangan komersial pada tanggal 30 September 2011 dan sejak tahun 2014 menjadi base latihan dari salah satu sekolah penerbang di Lombok.

Beberapa berita tersirat bahwa lahan Bandar udara ini ada pihak yang ingin bandara ini tetap beroperasional secara komersial untuk penerbangan jarak pendek namun karena beberapa hal seperti biaya operasional yang tinggi, wacana tersebut tidak atau belum terlaksana.

Menurut opini penulis sungguh disayangkan bila Bandar udara ini tidak di optimalkan penggunaan mengingat Lombok tidak hanya menjadi destinasi utama tapi juga sangat potensial untuk menjadi hub aviasi dan pariwisata serta dengan beroperasinya sirkut Mandalika juga membuka potensi untuk tersedianya layanan pesawat charter wisata dan bisnis, semua ini melihat lokasi geografis Lombok itu sendiri yang berada tidak jauh dari beberapa destinasi wisata lainnya seperti Bali, Taka Bonerate, Labuhan Bajo dan Sumbawa.

Dan bila ada wacana ingin menjadikan Lombok sebagai destinasi sports tourism maka bandara ini juga bisa dijadikan sebagai pusat kegiatan aviasi utamanya general aviation seperti penggunaan pesawat untuk olah raga kedirgantaraan seperti terjun payung, glider dan lainnya.

Di Indonesia sepertinya belum ada pusat kegiatan aviasi ataupun kedirgantaraan dan bila ini semua dapat dilakukan maka bisa memberikan kontribusi ekonomi bagi Provinsi Nusa Tenggara Barat serta masyarakat sekitar pada khususnya.

Apabila ada yang pernah melihat film Drop Zone yang dibintangi Wesley Snipes, mungkin mendapat gambaran seperti apa dimana bandara tidak hanya berupa landasan tapi juga berbagai fasilitas pendukung kegiatan-kegiatan aviasi dan kedirgantaraan.

Beberapa bisnis dalam aviasi dan kedirgantaraan seperti sekolah penerbang, pelatihan terjun payung, glider dapat menggunakan lahan di bandara tersebut dengan sistem sewa yang dapat memberikan pemasukan bagi Nusa Tenggara Barat selain dari penyewaan lahan parkir bagi pesawat-pesawat charter.

Olah raga kedirgantaraan bukannya belum pernah diadakan di Lombok, dahulu pernah diadakan acara skydiving yang diadakan oleh Federasi Aero Sports Indonesia atau FASI dengan penerjunan baik disekitar bandara serta Tanjung Aan dan Kuta.

Namun memang jalur masuk atau entry point ke bandara Praya perlu menjadi pemikiran juga bagi keselamatan penerbangan terutama apabila diadakan acara penerjunan.

Dari potensi pesawat charter pun tidak menutup kemungkinan adanya permintaan penerbangan ke destinasi-destinasi tersebut diatas apabila penerbangan komersial berjadwal tidak tersedia serta penyediaan Scenic Flight Tour ke Rinjani Geopark atau Gili-Gili yang ada di Lombok.

Selain itu pula lahan parkir pesawat yang ada di bandara udara ini dapat menjadi alternative bagi bandara sekitar sekitar seperti Bandara International Praya serta Ngurah Rai di Bali ( bandara secondary dan alternatif).

Dalam beberapa kesempatan, banyak tamu-tamu kehormatan seperti Raja Arab Saudi yang dahulu mengunjungi Bali membawa banyak pesawat dan juga bila ada acara KTT Dunia atau MICE lainnya dimana lahan parkir bandara Ngurah Rai tidak dapat mengakomodasi ini.

Hal ini karena memang trafik serta lahan di Bandara Ngurah Rai sudah padat hanya untuk penerbangan komersial  akan tetapi disaat yang sama Bali sering dijadikan tempat acara-acara MICE seperti KTT dan pertemuan lainnya dimana setiap peserta baik Kepala Pemerintahan/Negara serta delegasinya membawa pesawat masing-masing.

Jelang KTT G20 tahun 2022 beberapa bandara dikabarkan akan menjadi tempat parkir pesawat para peserta seperti bandara Cengkareng, Semarang, dan Surabaya, Yogyakarta dan Makassar, harapan untuk secondary airport yang tengah berlangsung pembangunannya dapat menyediakan lahan yang lebih di masa mendatang sehingga Bali bisa mengkomodasi hal-hal seperti ini.

Untuk biaya operasional pun beberapa cara bisa dilakukan seperti yang dilakukan di bandara di Labuhan Bajo serta Kualanamu di Medan yang bekerjasama dengan pihak investor utamanya yang berpengalaman dalam pengembangan pusat kegiatan aviasi dan kedirgantaraan.

Potensi Lombok kini dikit demi sedikit muncul ke permukaan dan sirkut Mandalika sebagai waking call nya sehingga memang sangat wajar apabila kita semua dapat melihat itu khususnya para pemegang kebijakan dalam merencanakan pengembangan Lombok sebagai destinasi yang sangat dan sangat potensial di masa mendatang.

Bandara tidak hanya dapat berfungsi sebagai pintu masuk ke sebuah daerah saja tapi juga sebagai pusat kegiatan aviasi seperti pesawat charter serta olah raga kedirgantaraan seperti terjun payung, dan bandara Selaparang menurut penulis sangat ideal untuk dijadikan itu semua.

Mudah-mudahan pihak pengelola bandara di Indonesia dan Pemerintah Daerah setempat sebagai pemilik lahan dapat duduk bersama kembali dan melihat munculnya potensi-potensi wisata Lombok yang dahulu mungkin terlewati oleh mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun