Selain itu pula lahan parkir pesawat yang ada di bandara udara ini dapat menjadi alternative bagi bandara sekitar sekitar seperti Bandara International Praya serta Ngurah Rai di Bali ( bandara secondary dan alternatif).
Dalam beberapa kesempatan, banyak tamu-tamu kehormatan seperti Raja Arab Saudi yang dahulu mengunjungi Bali membawa banyak pesawat dan juga bila ada acara KTT Dunia atau MICE lainnya dimana lahan parkir bandara Ngurah Rai tidak dapat mengakomodasi ini.
Hal ini karena memang trafik serta lahan di Bandara Ngurah Rai sudah padat hanya untuk penerbangan komersial  akan tetapi disaat yang sama Bali sering dijadikan tempat acara-acara MICE seperti KTT dan pertemuan lainnya dimana setiap peserta baik Kepala Pemerintahan/Negara serta delegasinya membawa pesawat masing-masing.
Jelang KTT G20 tahun 2022 beberapa bandara dikabarkan akan menjadi tempat parkir pesawat para peserta seperti bandara Cengkareng, Semarang, dan Surabaya, Yogyakarta dan Makassar, harapan untuk secondary airport yang tengah berlangsung pembangunannya dapat menyediakan lahan yang lebih di masa mendatang sehingga Bali bisa mengkomodasi hal-hal seperti ini.
Untuk biaya operasional pun beberapa cara bisa dilakukan seperti yang dilakukan di bandara di Labuhan Bajo serta Kualanamu di Medan yang bekerjasama dengan pihak investor utamanya yang berpengalaman dalam pengembangan pusat kegiatan aviasi dan kedirgantaraan.
Potensi Lombok kini dikit demi sedikit muncul ke permukaan dan sirkut Mandalika sebagai waking call nya sehingga memang sangat wajar apabila kita semua dapat melihat itu khususnya para pemegang kebijakan dalam merencanakan pengembangan Lombok sebagai destinasi yang sangat dan sangat potensial di masa mendatang.
Bandara tidak hanya dapat berfungsi sebagai pintu masuk ke sebuah daerah saja tapi juga sebagai pusat kegiatan aviasi seperti pesawat charter serta olah raga kedirgantaraan seperti terjun payung, dan bandara Selaparang menurut penulis sangat ideal untuk dijadikan itu semua.
Mudah-mudahan pihak pengelola bandara di Indonesia dan Pemerintah Daerah setempat sebagai pemilik lahan dapat duduk bersama kembali dan melihat munculnya potensi-potensi wisata Lombok yang dahulu mungkin terlewati oleh mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H