A story from the past: The Light of Future Dreams

Fyuh ...' helaan hafas panjang terdengar dari seorang gadis muda yang tengah duduk di depan kantor pajak pemerintahan Kota Valerian. Matanya kian sayup memandang hilir pikuk orang yang berlalu lalang memasuki pusat pembayaran pajak. 

Terduduk di ujung kursi itu, rasa sepi nan pasrah seolah-olah telah merenggut seluruh jiwa gadis itu. 2 tahun yang lalu, ia masih ingat benar. Jika ia sangat menginginkan dan bercita-cita untuk menjadi seorang tenaga medis, lebih ditekankan pada seorang dokter. Sebuah impian yang telah ada sedari ia kecil. Namun, segala hal tiba-tiba saja terjadi. 

Semacam gelombang elektromagnetik yang tiba-tiba menyerang dan menyerap segalanya. Setiap hal yang tidak di inginkannya, yang bahkan mungkin sangat ia benci, tidak pernah ada niat di dalam hatinya untuk memahami setiap hal itu. Namun apa? Takdir telah memutar segalanya. Dari yang tadi tidak pernah ia suka, tidak pernah ia ingin mengetahuinya. Sekarang---sekarang ia memiliki kewajiban untuk mempelajarinya. Dengan berat dan rasa sakit, ia mulai harus melupakan semua impian masa kecil yang telah ia asah dan ia bina sendiri hingga 2 tahun yang lalu.

Matahari telah terbit, bulan telah tertidur kembali. Meskipun hati ini berat menghadapi, tapi sang gadis harus rela menerjang hingga mati. Sebuah keputusan telah dibuat. Dan, sekarang di sinilah ia terjebak. Sebuah kantor perpajakan milik pemerintah. Tempat yang sama sekali tidak diinginkan nya untuk di injak. 

Gadis ini hanya ingin belajar. Ia tidak terlalu berminat dengan kerja lapangan [setidaknya untuk saat itu]. Namun, ia tidak bisa se-enaknya untuk tidak mengikuti program sekolahnya akan kegiatan magang bukan? TIDAK BISA MUNDUR LAGI! Sudah waktunya move-on, dan lakukan apa yang kita bisa sekarang. 

Gadis itu pun menepuk kedua sisi pipinya dengan telapak tangan. Berusaha meyakinkan dirinya akan apa yang harus dilakukan. 'Okay, tidak ada gunanya lagi mengingat hal yang kemarin. Lakukanlah apa yang bisa kau lakukan sekarang. Selagi Allah swt. Masih memberimu kesempatan di kehidupan dan waktu ini. Maka lakukan Alexa!' Besit Alexa dalam hati sinambi berdiri dari duduknya.

Berlari, gadis itu sadar ketika hari ini ia hanya bisa menerima dan melakukan apapun yang ia bisa. Berdiam dan bersedih, tak lagi ada gunanya. Alexa Venecia Lilianeis, putri tunggal dari keluarga yang tidak terbilang kaya atau pun miskin ini merupakan gadis berbakat dengan segudang ilmu, kecakapan, serta kemampuan darinya. Menyesampingkan kenyataan jika ia dipenuhi dengan mimpi-mimpi indah dalam setiap hidupnya. 

Semua mata penuh kebahagiaan pasti akan terlihat dari sorot matanya setiap ia mengharapkan akan sinar di masa depan. Tapi 2 tahun yang lalu, tepat saat ia hendak mencapai kelulusan sekolah menengah pertama, kesuraman demi kesuraman sedikit demi sedikit menerpanya. Ditambah adanya peraturan terbaru dari pemerintah Kota Valerian, membuat Alexa terbatas dalam memilih sekolah. Hingga akhirnya, ia terjebak dalam sekolah yang tidak pernah ia bayangkan akan menimba ilmu di sana. Academi kejujuran Keuangan tingkat III Kota Valerian. Yang terbilang menjadi salah satu dari 10 sekolah ternama di Kota. 

Namun, tidaklah berguna bagi Alexa yang sangat mencintai biologi dan fisika. Tidak suka ataupun suka. Itu tak lagi ada gunanya. Apapun yang terjadi, semua kembali pada fakta. Jika itu artinya, sekarang tempat bernama Academi Kejuruan Keuangan tingkat III Kota Valerian merupakan sebuah pintu dimana ia akan mendapat kesuksesan di masa depan[jika Allah mengizinkan]. Hal itulah yang membuat Alexa bertahan hingga di tahap magang. Lebih tepatnya pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya. 

Sekarang, Alexa tidak memiliki tujuan.Banyak tantangan dalam kegiatan magang yang dilakukan Alexa. Mulai dari rasa berat hati hingga rekan sejawat yang menjadi rekan kerjanya saat ini. 

Semua itu menjadi masalah tersendiri bagi Alexa. 'Andai sajaa ... Andai saja jika aku magang sendiri di kantor ini? Tanpa kawan dari pihak sekolah? Itu pasti lebih baik!' lagi-lagi, hati Alexa terus bergeming. 

Mengeluh dengan setiap keadaan yang ada. Tapi itu tidak berlangsung lama. Terutama ketika ia sudah mulai akrab dengan setiap karyawan di kantor. Sering berbincang, akhirnya membuat Alexa secara tidak sadar mengungkapkan setiap isi hatinya. Dan berakhir dengan air mata. Hingga suatu saat. Ada dimana Alexa membawa air minum mineral dan saat itu adalah jadwal ia melakukan pelayanan dengan Pak Surya. 

Di sana, ia bertemu dengan berbagai macam jenis orang. Mulai dari yang perawakannya bagus, terlihat kumuh, yang ramah, atau yang pemarah. Semua itu akhirnya membuat Alexa bertanya, "Bagaimana mungkin, ketika semua orang tercipta dari satu bahan saja bisa menghasilkan banyak karakter dan sifat manusia?" Tanya Alexa pada Pak Surya. "Tentu saja bisa," jawab Pak Surya seraya tersenyum melihat Alexa. Alexa tak lagi mau diam, karena ia benar-benar membutuhkan jawaban saat itu. "Kenapa?" tanya Alexa kemudian dengan mata berbinar meminta jawaban pada Pak Surya. "Hahaha---kenapa ya? Alexa!" Panggil Pak Surya. "Ya Pak?" sahut Alexa. "Tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia ini. 

Seperti hal nya anak sekolah. Ada ratusan jumlah siswa dalam setiap sekolah. Tapi, saat purnasiswa, apakah mereka akan berhasil dengan kesuksesan yang sama? Ambil contoh academi jurusan keuangan seperti mu? Apakah semua temanmu akan lulus dan langsung kerja menjadi pegawai bank semuanya? Tidak kan? Jika itu terjadi, maka usaha lain akan hangus dan pindah usaha menjadi perbankan. Tapi, bukan berarti mereka semua tidak akan sukses. Mereka akan memiliki kesuksesan tergantung pada pribadi mereka sendiri. 

Siapa tau mereka dari academi jurusan keuangan akan lulus dan menjadi direktur perusahaan terbesar di Kota Valerian? Apa kamu akan tau? Tidak bukan? Itu sudah pasti--" Alexa terdiam mendengarnya, ia berusaha mencerna setiap yang disebutkan Pak Surya. "Jika perbedaan adalah masalahnya. Itu hanya tinggal dari diri kita yang mendorongnya. Jika kamu merasa minus, maka kamu harus menjadikan itu plus. Tapi, jika kamu merasa plus, maka ingatlah kamu harus merasa kamu itu masih minus. Tujuannya hanya satu, agar kamu tidak akan terjatuh dengan rasa malu, Alexa," pungkas Pak Surya kemudian melanjutkan pekerjaannya. Begitu pula dengan Alexa, ia kembali pada pekerjaannya untuk membantu pekerjaan Pak Surya.

Tapi dalam batin, Alexa sadar. Benar kata Pak Surya. Tidak ada gunanya juga aku terus merasa tertekan dengan perasaan sedih ini. Sekarang, aku harus mencari tujuan lain. Dan tujuan itu adalah...Aku akan menjadi sukses dengan caraku sendiri. Cara Alexa. Melupakan segala kesedihan dan fokus pada kesukaran di zaman sekarang. Mengubah lalu mengolahnya. Pasti akan bisa menghasilkan sesuatu yang berguna. 'Aku sudah menemukan mimpiku kembali! Aku pasti bisa meraihnya kali ini! Terima kasih Pak Surya. Harusnya aku sadar, tidak peduli dimana tempatnya. Aku pasti bisa berkembang,' besit Alexa yang pelan-pelan telah mencintai tempat ia bekerja(magang) saat ini.

Bumi akan selalu berputar. Hari kian akan terus berganti. Waktu juga masa, semua akan berubah. Tidakkah Kau ingin maju? Ataukah hanya terdiam di situ? Tertinggal dan hanya mendapat kehampaan semu?  ~ Fara Yasma

Sumber: kibrispdr.org