Mohon tunggu...
Virni YasmaVara
Virni YasmaVara Mohon Tunggu... Lainnya - Warga sipil

Perempuan muda yang ingin membawa kedua orang tuanya ke tanah suci Mekkah dan Madinah. Dan meraih mimpi-mimpi kecilnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Angin Rindu Cahaya Jiwa: Pesan di Tengah Derai Hujan

7 Mei 2023   22:11 Diperbarui: 7 Mei 2023   22:38 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai menuliskan itu, sang gadis pun meletakkan ponselnya dan kembali berkutat dengan segala bentuk kertas juga pena di atas mejanya. 

Hari mulai siang, namun sang gadis masih terus melakukan segala kesibukannya di dunia nyata. Sang gadis pun tak sadar jika ia mulai lelah dan tertidur di meja belajarnya. Tidur siang nan nyenyak pun ia miliki sebagai reward tidak sengaja yang ia dapatkan siang itu. Sayangnya mimpi indahnya tak berlangsung lama saat perasaan cemas begitu hebat menyelimuti batin juga jiwanya. Hal itu juga mengganggu mimpi indahnya. Dengan terengah-engah, ia terbangun dari mimpi siangnya itu. Mengatur nafasnya, ia tersentak saat dengan tetiba mendengar suara garang dari para guntur yang tengah beradu di langit siang dengan para hujan. Tersadar dengan keadaannya sang gadis pun dengan segera mencari ponselnya kemudian mematikan data selulernya yang masih terhubung dengan internet kala itu dan menyalakan plane mode untuk ponselnya, "Alhamdulillah," raganya sedikit mulai tenang tapi tidak dengan batinnya. Rasa cemas itu terus menggerogotinya di tengah redupnya cahaya dalam hujan siang itu. 'Rasanya seperti sudah sangat sore,' Memejamkan mata kemudian membuka kembali matanya, sang gadis pun ingin memeriksa pukul berapa hujan siang itu dengan membuka ponselnya. "Pukul 12.33 ya. Eh?" Sang gadis sedikit terkejut saat melihat pesan notifikasi di bagian depan layar ponselnya. Kemudian ia pun berinisiatif membukanya. Ternyata pesan itu adalah salah satu balasan dari obrolan grup sosial media yang tadi. Bukan si penulis puisi yang membalasnya. Namun, melihat itu sang gadis pun tersenyum saat membacanya. Jawaban itu cukup menghangatkan hatinya yang tengah cemas kala itu, 

"Rindu itu ibarat angin, seberapa besar atau kecil, kita yang mampu  mengendalikan" tulisnya seseorang dengan akun bernama Yunus 12:18/07/05/2023

'Ya itu benar,' itulah balasan yang dikatakan gadis itu kala selesai membaca balasan dari pesan-nya. Memberikan tab love sebagai apresiasi seseorang yang membalas pesannya. Plane mode telah diaktifkan, sang gadis pun tak membalas lagi pesan itu secara online di obrolan. Hanya dalam hati ia menyebutnya, berharap seseorang yang membalas pesannya dapat merasakan telepati rasa dari batinnya. 'Aku benar-benar naif. Pada dasarnya aku pasti hanya ingin menenangkan diriku sendiri, payah,'

Tentang Rindu

7 Mei 2023

~fara_yasma013

Sumber: Herway.net | Editing Kedua: Virni Yasma Vara
Sumber: Herway.net | Editing Kedua: Virni Yasma Vara

_________________

Cerita ini saya tulis berdasarkan kisah nyata saya dalam obrolan Facebook pagi ini. 

_________________

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun