Mohon tunggu...
Virna
Virna Mohon Tunggu... Lainnya - Explorer

Menulis tema random sesuai arah isi pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisah Mahasiswa Jogja yang Bertemu Rumitnya Kehidupan

30 Mei 2024   21:52 Diperbarui: 30 Mei 2024   23:01 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh dari Pixabay 

Ini adalah cerita sekelompok mahasiswa di Yogyakarta yang dipaksa siap menghadapi kenyataan. Kuliah jenjang sarjana, kurang lebih 4 tahun berjalan begitu cepat sampai tak terasa masa studi sebagai mahasiswa sudah selesai. Masalah mulai bisa dirasakan di sini. Setelah berjuang dengan huru hara skripsi yang sudah hampir membuat putus asa, rumitnya kehidupan dunia nyata mulai menyapa.

Saat saya bertemu mereka setelah selesai sidang skripsi, mereka masih bisa tertawa lepas menceritakan suasana sidang yang nano-nano sembari bercerita persiapan wisuda yang bakal mereka ikuti. Membahas vendor-vendor untuk mempercantik diri di hari wisuda. Mulai dari make up, baju, sampai rekomendasi fotografer.

Suasana berbeda terasa saat resmi menyandang gelar pengangguran karena sudah tidak tergolong mahasiswa, tapi bukan status pekerja juga. Satu persatu individu mulai mengutarakan kebingungannya mau ngapain habis lulus. Kenyataan lulus langsung kerja sesuai harapan nyatanya tak langsung terjadi. Ekspektasi yang selama ini dibangun runtuh dihancurkan realita.

Begitulah kira-kira yang ketiga orang lulusan yaitu Aluna, Fani, dan Juni (23) - bukan nama sebenarnya - rasakan setelah masa wisuda selesai. Mereka adalah mahasiswa angkatan 2019 yang artinya harus mengalami 2 tahun kuliah via online akibat pandemi Covid-19. Kuliah offlinenya cuman di awal dan akhir masa, mungkin itu jadi salah satu faktor juga mengapa merasa belum mantap menatap dunia yang kata orang "keras".

"Aku dulu gak dibolehin merantau kuliah di Jogja sebenarnya sama papaku, mintanya di deket rumah aja. Tapi pas pendaftaran SNMPTN diem-diem aku isi buat kuliah di Jogja." ujar Juni.

Berbeda dengan Juni yang bukan orang asli Jogja. Aluna dan Fani rumahnya tidak sejauh Juni. Terlepas orang asli mana, yang jelas sama-sama mengalami masa quarter life crisis. Mau asalnya dari manapun sama-sama mengalami masa kuliahnya online juga.

Pilihan hidup setelah lulus kuliah

Pilihan untuk ambil lanjutan kuliah atau kerja menjadi dilema yang tak kunjung selesai. Dari ketiga orang alumni kampus itu, Aluna yang pertama menjajal dunia kerja. Ia mencoba pekerjaan pertamanya di bidang yang jauh dari latar belakang pendidikannya. Namun, itu tak bertahan lama.

"Aku merasa gak cocok sama kerjaan yang dikasih. Makanya pilih keluar," penjelasan singkat darinya.

Pada akhirnya ia masih mencari-cari lagi peluang kerja yang sesuai spesifikasi yang dia pingin. Serupa tapi tak sama, nasib Fani juga sudah mendapat tempat kerja. Dia bekerja di instansi yang sesuai latar belakangnya, tapi nyatanya dia merasa pingin cepat-cepat pindah dari kerjaannya yang sekarang. Alasannya juga kurang lebih sama, bedanya dia pingin kerja yang sedekat mungkin sama rumahnya.

"Kalau dibilang masalahnya bukan dari gaji, tapi pengin yang bisa sering pulang ke rumah." ujarnya.

Sebenarnya dua orang itu awalnya ada dorongan untuk memilih lanjut kuliah saja, tapi adanya tanggung jawab lain yang harus mereka ambil yang mendorong pilihan mereka untuk memutuskan bekerja. Ya alasan ekonomi keluarga faktor utamanya.

Keputusan yang sulit

Kalau dua orang di atas memang sudah menjatuhkan pilihan untuk bekerja sementara waktu ini, berbeda kasus dengan Juni. Sebenarnya, dia adalah orang yang sudah sangat matang merencanakan kelanjutan hidupnya setelah lulus kuliah. Tapi nyatanya rencananya buyar semua.

Dia harus menelan kenyataan pahit kalau dia harus memutuskan meninggalkan bidang ilmu yang selama ini dia tekuni. Beberapa waktu lalu, dia menceritakan pertimbangannya untuk menempuh pendidikan dengan latar belakang yang berbeda demi menggapai masa depan impiannya.

"Sebenarnya ini keputusan sulit karena aku suka banget sama bidang ilmu ini, tapi realistis aja kalau aku bertahan lanjutin kuliah di bidang yang sama, masa depanku bakalan banyak masalah," ujarnya.

Targetnya untuk menjalani masa-masa depan yang lebih dari layak memang tidak bisa terwujud kalau mengandalkan latar belakangnya saat ini. Ya menurut sudut pandang saya, hidup ini pilihan dan perspektifnya akan berbeda-beda untuk setiap orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun