Mohon tunggu...
Virna
Virna Mohon Tunggu... Lainnya - Explorer

Menulis tema random sesuai arah isi pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sumber Daya Air sebagai Penopang Hidup

11 Mei 2024   11:11 Diperbarui: 11 Mei 2024   11:14 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air memiliki peran penting dalam menopang kehidupan. Tidak hanya berjasa bagi hidup manusia, tapi lebih dari itu setiap makhluk hidup membutuhkannya. Bumi sendiri tersusun atas 70% air (Manahan, 2010). 

Tumbuhan memerlukan air untuk proses fotosintesis. Hewan memerlukan air untuk bertahan hidup. Begitu pula pada manusia. Komposisi air dalam tubuh manusia sendiri menempati porsi yang dominan yakni 45 – 70 % dari berat badan total. 

Menurut Linder (1992) komposisi air dalam tubuh sebesar 59% dari berat badan total untuk orang yang memiliki berat badan 70 kg. Merujuk fakta yang ada, manusia memerlukan air untuk proses metabolism sebagai media reaksi kimia dalam tubuh dan juga menunjang aktivitas sehari-hari.

Salah satu pemanfaatan air dalam kehidupan sehari-hari ialah sebagai air minum. Namun, tak jarang pencemaran terjadi pada sumber air minum tersebut. 

Air minum yang tercemar dapat menimbulkan permasalahan serius terkait kesehatan misalnya memicu diare. Oleh karena itu, permasalahan akan pencemaran air perlu untuk diatasi. Terlebih lagi sesuai dengan tujuan ke 6 SDGs yang menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua maka, perlu tindakan untuk meningkatkan kualitas air, termasuk air minum.

Ada 3 parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas air minum yaitu parameter fisika, kimia, dan biologi. Parameter fisika ialah parameter yang didasarkan atas sifat-sifat fisik. Parameter kimia ialah parameter yang didasarkan oleh adanya senyawa kimia yang terkandung di dalam air minum. Sementara itu, parameter biologis ialah parameter yang didasarkan oleh kehadiran mikroorganisme dalam air minum.

Merujuk Permenkes 32 tahun 2017, baku mutu wajib untuk setiap parameter telah diperinci. Parameter fisik antara lain tidak berbau, tidak berasa, warnanya 50 NTU, dst. Baku mutu untuk parameter biologis yaitu total coliform 50 CFU/100 mL dan E.colinya 0 CFU/100 mL. Terakhir, baku mutu untuk parameter kimia antara lain pH berkisar 6,5 – 8,5 mg/L, kesadahan (CaCO3) sebesar 500 mg/L, dst.

Apabila parameter-parameter yang ada dalam permenkes tersebut terpenuhi maka kualitas air minum menjadi baik. Jika air yang kita minum berkualitas baik maka, kualitas hidup kita juga akan ikut meningkat. Bisa dianalogikan kalau asupan yang masuk ke tubuh baik maka hasilnya baik pula. Oleh karena itu, kita perlu menghargai keberadaan air di alam ini dengan menjaga kualitas dan memanfaatkannya secara bijak.

Daftar Pustaka

Anonim, 2017, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 32 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan                       Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus per Aquo, dan Pemandian Umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun