Mohon tunggu...
Melati Virna
Melati Virna Mohon Tunggu... -

Membaca dan menulis adalah kata kunci perjalananku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Rindu May

28 April 2012   06:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:00 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak seorang pun di sekolah yang mau bermain dengan May, sampai muncul seorang gadis kecil di kelasnya, pada suatu pagi. “Kamu boleh duduk di mana saja,” kata guru kelas pada si gadis kecil. Gadis kecil berusia sembilan tahun itu menatap sekeliling kelas dan melihat beberapa bangku kosong di sekitar. Lalu pandangannya bertemu dengan binar harapan di mata May , anak perempuan bertubuh setinggi Ibu Guru, dengan rambut kepang dua seperti dirinya. Dengan yakin ia mengambil tempat duduk di samping  May , diiringi pandangan heran dari semua murid. Beberapa jam kemudian isi kelas dikejutkan dengan penyakit  May  yang muncul tiba-tiba.  May  kejang-kejang! Bulatan hitam di matanya nyaris menghilang. Dari mulutnya keluar busa. Beberapa teman  May menyingkir, yang lain berbisik-bisik dan tertawa. Si gadis kecil tampak cemas. Bersama beberapa guru ia menemani  May  ke puskesmas terdekat. Seminggu kemudian, setelah pulih,  May  tampak takjub karena murid baru, gadis kecil itu masih duduk di situ. “Mengapa kamu duduk di sini?” tanyanya. “Mengapa kamu mau bermain dengan saya? Apa kamu tidak tahu saya punya penyakit aneh?” tanya  May  terbata-bata. Tetapi si gadis kecil hanya tersenyum. Ketika  May  diusili teman sekelas, ketika ada yang menjambak dan menendang  May , ke­ti­ka semua beramai-ramai mengejek  May, gadis kecil membelanya. Begitu juga sebaliknya.   May akan bersedih dan mencoba membantu sebisanya ketika gadis kecil mendapat kesulitan. Di waktu luang, gadis kecil mengajari  May pelajaran sekolah. Semakin lama mereka semakin akrab. Gadis kecil berhasil menjadi juara kelas.  May yang dua tahun tinggal kelas dapat naik ke kelas empat. Suatu hari  May tak masuk sekolah. Berhari-hari, bahkan berbulan-bulan  May tak muncul. Gadis kecil sedih mendengar  May tak lagi sekolah. Kedua orangtuanya bilang percuma menyekolahkan  May, sebab penyakit May sering kambuh. Ia juga sering mengamuk pada siapa saja. Gadis kecil sedih. Ia datang ke rumah  May, tetapi  May tak ada. Gadis kecil tak percaya ketika orang-orang berkata  May kini menjadi anak jalanan, berkeliaran di jalan-jalan. Suatu sore, si gadis kecil itu pulang menuju rumahnya. Ia harus berjalan melalui lorong pasar yang sudah cukup gelap. Tak seorang pun di sana, ketika tiga lelaki jahat tiba-tiba menyergapnya! Gadis kecil tak bisa berteriak karena mulutnya disekap. Ia akan diseret ke tempat yang lebih gelap! Tiba-tiba sesosok bayangan datang dan memukuli orang-orang itu sambil berteriak. Ia mengibas-ngibaskan rantai panjang yang dibawanya ke udara. Para lelaki itu kocar-kacir. Orang-orang mulai berdatangan mendengar lengkingannya. “ May!” panggil gadis kecil gembira. May membelai rambut gadis kecil dan memeluknya. Tetapi ia tampak sangat berbeda. Ia begitu lusuh. Bajunya sobek di sana-sini. Pergelangan tangannya dipenuhi karet warna-war­ni. Begitu juga rambutnya. Rantai panjang yang sejak tadi dipegangnya, kini dililitkannya di pinggang. Airmatanya tiba-tiba menitik ketika ia berkata, ”Hanya ka­mu…temanku…, hanya kamu….” Tahun terus berlalu. Gadis kecil tumbuh remaja. Ia tahu, ia mempunyai seorang teman yang hingga kini masih berkeliaran di jalan dan di pasar-pasar. Sesekali ia menyelusuri pasar dan jalan-jalan, berharap dapat bertemu dengan  May. “Orang gila! Orang Gila! Lariii!” “ May gila!  May gilaa!” Gadis kecil masih menawarkan persahabatan seperti dulu, tetapi  May menghindari. “ May, kamu temanku…kamu tidak gila!” kata si gadis. “Aku akan menolongmu….” Airmata  May berderai. “Kamu temanku…,pergilah…," suaranya pelan. “Hanya kamu…temanku selamanya…,satu-satunya…, karena itu…kamu harus…pergi….” Sejak saat itu gadis itu tak pernah lagi bertemu dengan May. Tetapi di mana pun May berada, gadis itu tahu May akan selalu berada di hatinya. Kau adalah sahabat yang ku anggap sejati dan selamanya. Apapun itu keadaanmu, Kau tetap selalu yang pertama....The spesial someone.... ( Kisah ini aku peruntukkan buat Sahabatku May yang ada di Surga, Suatu saat aku akan menyusulmu bila Allah menghendaki Tunggu aku ya, May. Senyuman itu akan aku kenang.)

Mading Cinta Fiksiana

adalah suatu wadah Grup para penulis cerita secara umum, baik itu Fiksi maupun tulisan fakta. Wadah didirikan oleh Priya Purnama, Vesta Permata, Dan Virna melati Mewangi. Kami bertiga bagian elemen yang pernah jadi satu dalam tulisan yang kami sebar dalam majalah atau media koran maupun Jejaring sosial. Dan kami akan membuat sebuah proyek tulisan yang akan kami buku kan. Semoga saja terkabul. Terimakasih atas bagian kepedulian yang mau bergabung di Grup ini. Wassalamulaikum mau bergabung dan mengirim tulisannya. Makasih (http://www.facebook.com/groups/374792569230705/)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun