Tak seorang pun di sekolah yang mau bermain dengan May, sampai muncul seorang gadis kecil di kelasnya, pada suatu pagi. “Kamu boleh duduk di mana saja,” kata guru kelas pada si gadis kecil. Gadis kecil berusia sembilan tahun itu menatap sekeliling kelas dan melihat beberapa bangku kosong di sekitar. Lalu pandangannya bertemu dengan binar harapan di mata May , anak perempuan bertubuh setinggi Ibu Guru, dengan rambut kepang dua seperti dirinya. Dengan yakin ia mengambil tempat duduk di samping May , diiringi pandangan heran dari semua murid. Beberapa jam kemudian isi kelas dikejutkan dengan penyakit May yang muncul tiba-tiba. May kejang-kejang! Bulatan hitam di matanya nyaris menghilang. Dari mulutnya keluar busa. Beberapa teman May menyingkir, yang lain berbisik-bisik dan tertawa. Si gadis kecil tampak cemas. Bersama beberapa guru ia menemani May ke puskesmas terdekat. Seminggu kemudian, setelah pulih, May tampak takjub karena murid baru, gadis kecil itu masih duduk di situ. “Mengapa kamu duduk di sini?” tanyanya. “Mengapa kamu mau bermain dengan saya? Apa kamu tidak tahu saya punya penyakit aneh?” tanya May terbata-bata. Tetapi si gadis kecil hanya tersenyum. Ketika May diusili teman sekelas, ketika ada yang menjambak dan menendang May , ketika semua beramai-ramai mengejek May, gadis kecil membelanya. Begitu juga sebaliknya. May akan bersedih dan mencoba membantu sebisanya ketika gadis kecil mendapat kesulitan. Di waktu luang, gadis kecil mengajari May pelajaran sekolah. Semakin lama mereka semakin akrab. Gadis kecil berhasil menjadi juara kelas. May yang dua tahun tinggal kelas dapat naik ke kelas empat. Suatu hari May tak masuk sekolah. Berhari-hari, bahkan berbulan-bulan May tak muncul. Gadis kecil sedih mendengar May tak lagi sekolah. Kedua orangtuanya bilang percuma menyekolahkan May, sebab penyakit May sering kambuh. Ia juga sering mengamuk pada siapa saja. Gadis kecil sedih. Ia datang ke rumah May, tetapi May tak ada. Gadis kecil tak percaya ketika orang-orang berkata May kini menjadi anak jalanan, berkeliaran di jalan-jalan. Suatu sore, si gadis kecil itu pulang menuju rumahnya. Ia harus berjalan melalui lorong pasar yang sudah cukup gelap. Tak seorang pun di sana, ketika tiga lelaki jahat tiba-tiba menyergapnya! Gadis kecil tak bisa berteriak karena mulutnya disekap. Ia akan diseret ke tempat yang lebih gelap! Tiba-tiba sesosok bayangan datang dan memukuli orang-orang itu sambil berteriak. Ia mengibas-ngibaskan rantai panjang yang dibawanya ke udara. Para lelaki itu kocar-kacir. Orang-orang mulai berdatangan mendengar lengkingannya. “ May!” panggil gadis kecil gembira. May membelai rambut gadis kecil dan memeluknya. Tetapi ia tampak sangat berbeda. Ia begitu lusuh. Bajunya sobek di sana-sini. Pergelangan tangannya dipenuhi karet warna-warni. Begitu juga rambutnya. Rantai panjang yang sejak tadi dipegangnya, kini dililitkannya di pinggang. Airmatanya tiba-tiba menitik ketika ia berkata, ”Hanya kamu…temanku…, hanya kamu….” Tahun terus berlalu. Gadis kecil tumbuh remaja. Ia tahu, ia mempunyai seorang teman yang hingga kini masih berkeliaran di jalan dan di pasar-pasar. Sesekali ia menyelusuri pasar dan jalan-jalan, berharap dapat bertemu dengan May. “Orang gila! Orang Gila! Lariii!” “ May gila! May gilaa!” Gadis kecil masih menawarkan persahabatan seperti dulu, tetapi May menghindari. “ May, kamu temanku…kamu tidak gila!” kata si gadis. “Aku akan menolongmu….” Airmata May berderai. “Kamu temanku…,pergilah…," suaranya pelan. “Hanya kamu…temanku selamanya…,satu-satunya…, karena itu…kamu harus…pergi….” Sejak saat itu gadis itu tak pernah lagi bertemu dengan May. Tetapi di mana pun May berada, gadis itu tahu May akan selalu berada di hatinya. Kau adalah sahabat yang ku anggap sejati dan selamanya. Apapun itu keadaanmu, Kau tetap selalu yang pertama....The spesial someone.... ( Kisah ini aku peruntukkan buat Sahabatku May yang ada di Surga, Suatu saat aku akan menyusulmu bila Allah menghendaki Tunggu aku ya, May. Senyuman itu akan aku kenang.)
adalah suatu wadah Grup para penulis cerita secara umum, baik itu Fiksi maupun tulisan fakta. Wadah didirikan oleh Priya Purnama, Vesta Permata, Dan Virna melati Mewangi. Kami bertiga bagian elemen yang pernah jadi satu dalam tulisan yang kami sebar dalam majalah atau media koran maupun Jejaring sosial. Dan kami akan membuat sebuah proyek tulisan yang akan kami buku kan. Semoga saja terkabul. Terimakasih atas bagian kepedulian yang mau bergabung di Grup ini. Wassalamulaikum mau bergabung dan mengirim tulisannya. Makasih (http://www.facebook.com/groups/374792569230705/)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H