Mohon tunggu...
Arif Virkill Yuliannur
Arif Virkill Yuliannur Mohon Tunggu... -

Pekerja IT dan pengembangan bisnis. Menyelami dunia pengembangan software, tech startup, data mining, business intelligence, artificial intelligence dan machine learning. Saat ini bekerja di perusahaan IT di Myanmar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Opini Robot dengan Kecerdasan Buatan Tentang Ahok

13 Desember 2016   15:46 Diperbarui: 13 Desember 2016   18:08 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Salah satunya dia menjawab: “Terlalu banyak yang sudah dia lakukan untuk islam. Kita tidak boleh membiarkannya jalan sendiri.”

Wow. Apakah dia benar berpikir demikian? Tidak.

Itu adalah salah satu jawaban terbaik dan nyambung dengan topik yang diberikan. Beberapa percobaan sebelum dan sesudahnya menghasilkan kalimat yang sulit dipahami walau seolah relevan.

Dibaliknya, program akan merubah kalimat tersebut menjadi string pencarian dan dengan menggunakan twitter search API, mencari 100 tweet sehubungan kalimat atau tagline tersebut. Lalu difilterlah dan dikeluarkan twit yang berupa retweet, twit yang mengandung link (biasanya sekedar share link), twit duplikat (biasanya ulah bot juga), dan menghapus semua kata yang diawali tanda @ (mention). Ini dilakukan 20 kali (karena pencarian terbatas maksimal 100 search per hit) dan hasilnya dikumpulkan menjadi sebuah teks panjang berisi kumpulan opini tentang topik tersebut. Dari sinilah diterapkan algoritma markov untuk mengenerate opini dari topik yang diminta.

Masih banyak ide menarik untuk mengembangkan metode ini meski masih berbasis algoritma markov. Salah satunya adalah dengan menyimpannya dalam database berbasis dokumen yang biasa digunakan untuk support big data, dan menyimpan node yang digenerate dari rantai markov kedalam database juga. Hasilnya adalah generate kalimat yang lebih unik, menarik dan kemungkinan lebih relevan.

Namun pada akhirnya, proyek iseng ini hanya sebatas prove of concept (POC) saja karena masih mengandung banyak bug. Saya turunkan dari twitter. Salah satu kendalanya adalah search API twitter sangatlah terbatas. Jika kita meminta opini dengan string yang agak panjang, diatas 4 kata,  twitter tidak memberikan hasil, program akan crash. Disisi lain ada juga masalah sepele namun cukup menyebalkan, yaitu bagaimana memotong kalimat yang dihasilkan agar tidak lebih dari 140 karakter namun masih tetap berarti. Ah sudahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun