Mohon tunggu...
VIRISSA NUR ZAHRAH
VIRISSA NUR ZAHRAH Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa S1 Universitas Jember

Halo nama saya Virissa, mahasiswa di Universitas Jember yang menempuh S1 program studi teknik konstruksi perkapalan. Saya suka menulis artikel kreatif dan menyusun strategi konten untuk media digital. Saya memiliki pengalaman memimpin tim dalam mengerjakan suatu progres atau program kerja suatu organisasi. Dan saya suka mencoba hal baru. Terima kasih sudah mampir di beranda sayaa:)

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mengatasi Tantrum pada Balita dengan Cara Positif

30 Januari 2025   11:00 Diperbarui: 30 Januari 2025   11:00 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengatasi Tantrum pada Balita (Sumber: Pinterets)

Tantrum adalah hal yang umum terjadi pada balita, terutama ketika mereka merasa frustrasi, lelah, atau tidak dapat mengungkapkan perasaannya dengan baik. Sebagai orang tua atau pengasuh, penting untuk menghadapi tantrum dengan cara yang positif agar anak merasa dipahami dan dapat belajar mengelola emosinya. Berikut beberapa cara efektif untuk mengatasi tantrum pada balita secara positif:

1. Tetap Tenang dan Sabar

Ketika anak mengalami tantrum, langkah pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang. Jika orang tua ikut marah atau panik, situasi bisa menjadi lebih buruk. Tarik napas dalam-dalam dan hadapi tantrum dengan sikap yang sabar.

2. Pahami Penyebabnya

Cobalah mencari tahu penyebab tantrum. Apakah anak lapar, lelah, bosan, atau merasa tidak diperhatikan? Dengan memahami penyebabnya, orang tua bisa mengatasi masalah dengan lebih efektif.

3. Berikan Pilihan

Balita sering mengalami tantrum karena merasa tidak memiliki kendali atas situasi. Memberikan pilihan sederhana, seperti memilih baju atau makanan yang ingin dimakan, dapat membantu anak merasa lebih berdaya dan mengurangi risiko tantrum.

4. Alihkan Perhatian

Jika tantrum mulai muncul, coba alihkan perhatian anak ke hal lain yang lebih menarik. Misalnya, ajak mereka melihat sesuatu yang menarik, bernyanyi bersama, atau menawarkan mainan favoritnya.

5. Gunakan Bahasa yang Sederhana

Balita belum memiliki kemampuan komunikasi yang baik, sehingga mereka bisa frustrasi ketika tidak bisa mengekspresikan keinginannya. Gunakan bahasa yang sederhana dan ajarkan mereka kata-kata untuk menggambarkan perasaan mereka.

6. Berikan Pelukan dan Validasi Emosi

Kadang-kadang anak hanya butuh merasa dipahami. Berikan pelukan hangat dan katakan bahwa Anda mengerti perasaannya. Misalnya, "Ibu tahu kamu sedih karena tidak bisa bermain lebih lama, tapi sekarang sudah waktunya tidur."

7. Terapkan Konsekuensi yang Konsisten

Jika tantrum disertai dengan perilaku yang tidak dapat diterima, seperti memukul atau melempar barang, berikan konsekuensi yang jelas. Namun, pastikan konsekuensi tersebut bersifat mendidik, bukan hukuman yang keras.

8. Ajarkan Teknik Relaksasi

Ajarkan anak cara menenangkan diri, seperti menarik napas dalam-dalam atau menghitung hingga sepuluh. Ini bisa membantu mereka mengembangkan keterampilan mengelola emosi sejak dini.

9. Beri Contoh yang Baik

Anak-anak belajar dari orang tua. Jika orang tua menunjukkan cara yang tenang dalam menghadapi situasi sulit, anak akan meniru dan belajar mengendalikan emosinya dengan lebih baik.

10. Berikan Pujian Saat Anak Berperilaku Baik

Jangan lupa memberikan pujian ketika anak berhasil mengendalikan emosinya. Misalnya, "Kakak hebat, tadi tidak menangis saat mainannya diambil adik."

Mengatasi tantrum pada balita dengan cara positif membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Dengan pendekatan yang penuh kasih sayang dan pemahaman, anak akan belajar mengelola emosinya dengan lebih baik seiring waktu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun