Mohon tunggu...
VIRISSA NUR ZAHRAH
VIRISSA NUR ZAHRAH Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa S1 Universitas Jember

Halo nama saya Virissa, mahasiswa di Universitas Jember yang menempuh S1 program studi teknik konstruksi perkapalan. Saya suka menulis artikel kreatif dan menyusun strategi konten untuk media digital. Saya memiliki pengalaman memimpin tim dalam mengerjakan suatu progres atau program kerja suatu organisasi. Dan saya suka mencoba hal baru. Terima kasih sudah mampir di beranda sayaa:)

Selanjutnya

Tutup

Horor

Arwah Penunggu Pohon Beringin

18 Januari 2025   20:20 Diperbarui: 18 Januari 2025   10:57 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Di pinggir desa Sukamaju, berdiri sebuah pohon beringin tua yang menjulang tinggi dengan akar-akar gantung seperti tirai tebal. Pohon itu dianggap sakral oleh warga setempat. Mereka percaya, ada penunggu yang menghuni pohon tersebut—arwah seorang perempuan yang dikenal sebagai Nyai Asih.

Menurut cerita yang beredar, Nyai Asih dulunya adalah seorang dukun yang dihormati. Namun, ia dituduh menggunakan ilmu hitam untuk mencelakai orang yang menolak permintaannya. Akibatnya, warga memburunya dan menggantungnya di pohon beringin itu. Sejak malam tragis itu, banyak kejadian aneh yang terjadi di sekitar pohon tersebut.

Malam yang Menyeramkan

Rina, seorang mahasiswi yang sedang melakukan penelitian budaya, mendengar cerita tentang pohon beringin itu. Penasaran, ia mengajak dua temannya, Bayu dan Sinta, untuk mengunjungi pohon tersebut pada malam hari, meskipun sudah diperingatkan oleh warga.

“Jangan mendekati pohon itu saat malam. Nyai Asih tidak suka diganggu,” ujar Pak Jaya, seorang tetua desa.

Namun, rasa penasaran mereka terlalu besar. Mereka tiba di pohon beringin sekitar pukul 11 malam. Cahaya bulan menerobos celah dedaunan, menciptakan bayangan menyeramkan di tanah. Udara terasa dingin meski tidak ada angin.

“Cuma pohon biasa,” ujar Bayu sambil menyentuh akar gantung pohon itu.

Sinta merasa tidak nyaman. “Kita sudah lihat. Ayo pulang sekarang,” pintanya.

Tetapi Rina mengeluarkan kamera untuk memotret pohon tersebut. Saat ia memotret, terdengar suara pelan seperti seseorang berbisik.

“Pergi…”

Mereka saling berpandangan. “Kalian dengar itu?” tanya Rina. Bayu menggeleng, tetapi wajahnya mulai pucat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun