Mohon tunggu...
Virginias Projects
Virginias Projects Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Perpustakaan

Hobi menulis dan bermain piano

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusur Potensi Bahaya Narkoba Digital Melalui Kegiatan Interaktif bersama Komunitas Anak Harapan Bangsa

10 Februari 2022   19:27 Diperbarui: 10 Februari 2022   19:43 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngesrep, Kota Semarang (10/21) – Sampai saat ini kasus narkoba yang tercatat dalam laman BNN Provinsi Jawa Tengah mencapai angka 159 kasus.  Pemerintah Kota Semarang terus berupaya untuk menurunkan jumlah kasus narkoba yang ada dengan melakukan berbagai program untuk menekan laju kasus narkoba di Jawa Tengah, terutama di Kota Semarang.

Untuk mendukung pemberantasan narkoba di Kota Semarang, salah satu kelompok KKN Universitas Diponegoro Tim 1 tahun 2021/2022 melakukan sosialisasi bahaya narkoba digital di lingkungan Kelurahan Ngesrep, Semarang. Kegiatan sosialisasi dilakukan pada tanggal 06 Februari 2022 dengan peserta sasaran yakni kelompok anak muda di Komunitas Anak Harapan Bangsa. Kegiatan yang dilakukan mulai dari pukul 10.00 WIB ini menghasilkan beberapa aktivitas yang diikuti oleh seluruh peserta sosialisasi seperti games ketangkasan, quiz studi kasus narkoba digital berhadiah, serta sesi materi pembahasan dan penayangan video interaktif.

Selama ini, perspektif narkoba yang masih kita ketahui adalah narkotika fisik. Namun, di era modern sekarang muncul narkoba jenis baru dalam bentuk digital yang dapat membahayakan masyarakat, khususnya lagi anak-anak dan remaja.

Potensi bahaya narkoba digital belum banyak dibahas oleh media maupun masyarakat secara luas. Padahal potensi dan efek ketergantungan yang dihasilkan oleh narkoba digital sama berbahayanya dengan pemakaian narkotika konvensional. Narkoba digital ini adalah suatu aplikasi yang dalam penggunaannya bisa memberikan efek relaksasi tapi jika disalahgunakan efek sampingnya adalah kecanduan dan halusinasi. Cara kerja aplikasinya adalah dengan mengeluarkan gelombang suara binaural beat, saat diaktifkan binaural beat akan berbunyi dan bekerja pada frekuensi tertentu dengan memberikan efek relaksasi, meditasi, dan kreativitas pada pendengarnya.

Sebenarnya, pemakaian dalam jumlah wajar akan memberikan efek relaksasi dan dapat mengurangi kadar depresi dalam tubuh. Tetapi pemakaian berlebihan akan menyebabkan rasa mual, kejang, bahkan ‘diklaim’ dapat membuat pemakainya berhalusinasi.

Dokpri
Dokpri

Masih banyak anak-anak yang ternyata belum mengetahui tentang aplikasi narkoba digital dan ini menjadikan betapa pentingnya edukasi terhadap komunitas harapan bangsa sehingga menambah wawasan dan kewaspadaan. Adapun beberapa contoh aplikasi yang berpotensi dapat menghasilkan binaural beat adalah seperti i-doser, istoner, dan stereodose yang belum diketahui oleh anak-anak. Beberapa aplikasi tersebut sudah beredar secara umum namun pengguna harus membayarkan sejumlah biaya aplikasi untuk dapat digunakan.

Melalui penyampaian materi serta penggunaan video animasi yang menjelaskan secara singkat apa itu narkoba digital, jenis-jenisnya, dan efek penyalahgunaan diharapkan anak-anak bisa lebih waspada terhadap potensi bahaya narkoba digital di masa yang akan datang.

Penulis : 

Fadhillah Ahya Ramadhan 

Virginia Emmanuela Kristin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun