Mohon tunggu...
Virgilius Christyomukti
Virgilius Christyomukti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Mahasiswa calon ekonom dari Universitas Brawijaya yang tumbuh di SMA Kolese Debritto

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Feminisme: Reformasi Perspektif dalam Pemikiran Ekonomi Modern

20 Oktober 2023   09:13 Diperbarui: 20 Oktober 2023   09:14 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Feminisme merupakan sebuah gerakan yang berkembang pada abad ke-18. Gerakan ini muncul akibat dominasi kaum patriarki yang sangat kuat, dimana segala bentuk tingkah laku, sosial, hingga politik dipegang oleh kaum patriarki. Menurut Susanto, Kelemahan fisik, kemampuan, serta akal (paradigma berpikir), menjadikan kaum feminis sedikit dikucilkan. Paradigma sosial yang diturunkan ini mengakibatkan peran perempuan yang sangat dibatasi hingga tidak begitu diperhitungkan dalam kemajuan dunia. 

Landasan Berpikir dalam Perspektif Feminisme

Sejarah telah mencatat bagaimana peranan kaum "patriarki" bagi kemajuan dunia. Kecenderungan kaum laki-laki mendominasi segala pemikiran yang berkaitan dengan kemajuan dunia, sangat besar . Hal itu dapat dibuktikan bahwa tokoh-tokoh ilmuan yang sangat berpengaruh dalam menyumbang ilmu pengetahuan di dunia, didominasi oleh kaum laki-laki, seperti Plato, Aristoteles, Oppenheimer, dan lain sebagainya. Sudut pandang patriarki pada masa sebelum munculnya feminisme, dianggap sangat meninggikan gender laki-laki. Beragam hukum yang berlaku banyak yang condong bersifat manipulatif, mudah diintervensi oleh politik, ekonomi, dan sosial serta cenderung mengarah pada pembentukan hierarki dengan ketentuan hukum yang tidak mendasar, yakni patriarki. Hukum yang condong bersifat patriarki, menyebabkan ketidakadilan, dominasi dan subordinasi terhadap perempuan. Hal ini menyebabkan konsekuensi terhadap kesetaraan gender. Paradigma yang lekat dengan tingginya harkat laki-laki, membuat munculnya kesenjangan gender, sehingga secara tidak sadar menggambarkan situasi perempuan yang tidak memiliki status dipandang dalam kehidupan nyata dan sosial daripada laki-laki.

 Paradigma yang sudah lekat tertanam ini, membuat para tokoh perempuan intelektual mulai sadar terhadap kesenjangan gender. Para tokoh lantas mulai aktif bergerak menyerukan retorika reformasi tentang kebebasan, kesetaraan dan hak-hak kaum perempuan. Gerakan ini dikenal dengan feminisme. Feminisme dapat diartikan sebagai gerakan yang menuntut adanya kesetaraan (emansipasi) serta keadilan hak-hak perempuan dalam hal politik, sosial, dan ekonomi. Melalui gerakan ini, para tokoh secara perlahan menyuarakan kesetaraan dengan kaum laki-laki. Salah satu tokoh perempuan yang secara ekstremis mulai mengkritisi dan menuntut adanya kesetaraan gender, adalah Mary Wollstonecraft lewat bukunya yang berjudul "A Vindication of The Rights of Woman". Mary mengkritisi perihal Revolusi Prancis yang hanya berlaku untuk kaum laki-laki.

Feminisme Sebagai Reformasi Paradigma

Gerakan feminisme lambat laun terus berkembang. Berbagai bentuk aliran feminisme mulai lahir dan berkembang hingga saat ini. Memasuki abad ke-19, feminisme mulai berdampak dengan memberikan berbagai peranan dalam capaian penegakkan hak-hak perempuan di era modern ini. Mary Wollstonecraft, merupakan tokoh yang menjadi tonggak perjuangan dari gerakan feminisme di era modern ini. Perjuangannya itu ditandai dengan upaya menegakan hak-hak pendidikan bagi kaum perempuan, yang diharapkan dapat menjadi individu yang berintelektual dan mandiri, terutama pada aspek finansial. Selain itu ada beberapa tokoh yang menyuarakan kesetaraan perempuan, diantaranya John Stuart Mill, yakni kesetaraan kerja dan Elizabeth Cady Stanton, tentang konvensi hak-hak perempuan. Perkembangan gerakan feminisme dalam upaya mengubah paradigma kehidupan sosial dan ekonomi di era modern, dilakukan melalui tiga gelombang. Gelombang pertama ditujukan untuk misi membebaskan perempuan dari segala bentuk penindasan, gelombang kedua ditujukan untuk menyuarakan aspirasi perempuan dalam menuntut kesetaraan gender, dan gelombang ketiga ditujukan untuk memperluas tafsiran akan feminisme. Ketiga gelombang ini memunculkan tafsiran-tafsiran baru dalam memandang gerakan feminisme. Hingga saat ini, gerakan ini terus berkembang dan mengalami shifting terhadap misi dan tujuan yang ingin diperjuangkannya. Era modern ini sudah dapat dikatakan sebagai era keemasan, dimana berbagai capaian dari latar belakang munculnya gerakan feminisme, mulai direalisasikan, misalnya seperti perempuan diperbolehkan untuk bekerja, diperbolehkan untuk belajar dalam pendidikan yang formal, hingga pada kesempatan yang sama antara perempuan dengan laki-laki untuk menjadi seorang pemimpin.

Feminisme dengan Ekonomi Modern

Ilmu ekonomi telah berkembang dari waktu ke waktu. Mulai dari masa klasik, merkantilisme, fisiokrat, hingga keynesian. Hal itu menunjukan bahwa ekonomi terus berkembang dan berevolusi. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, tentang gerakan feminisme, kita dapat mengetahui bahwa inti dari gerakan feminisme adalah untuk mencapai kesetaraan. Kesetaraan itu dapat ditafsirkan sebagai kepemilikan hak-hak perempuan yang sebanding dengan hak-hak laki-laki. 

Hingga saat ini, perkembangan akan kesetaraan sudah cukup adil. Hal itu bisa dilihat dari realisasi pada kehidupan nyata kita sehari-hari, seperti banyak wanita yang bekerja, berpendidikan, dan banyak lain contoh di luar sana yang menyatakan kesetaraan sudah cukup adil. Pada ekonomi modern, kita dapat melihat dampak perubahanya dalam struktur sosial dan demografi, dimana banyak penyesuaian baru dan mekanisme baru dalam paradigma sosial ekonomi saat ini. Pada konteks ini kita coba untuk menganalisis aspek hubungan feminisme dengan ekonomi modern.

  • Distribusi Kekayaan : Teori Upah dan Nilai

Distribusi kekayaan dan pendapatan dapat dianalisis melalui aliran dan pemikiran yang berkembang dari masa ke masa. Salah satu pemikiran yang dengan mencolok mengidentifikasi tentang distribusi kekayaan dan pendapatan adalah pemikiran klasik dari David Ricardo. Tokoh ini yang mengasumsikan dan menciptakan teori nilai dan upah dalam sebuah rantai produksi ekonomi, dimana terdapat variabel pekerja yang perlu untuk dibayarkan. David Ricardo menjelaskan bahwa tingkat upah merupakan balas jasa bagi tenaga kerja untuk mempertahankan dan melanjutkan kehidupan sehari-harinya. 

Pada perjalannya, gerakan feminisme terus berkembang demi mencapai kesetaran yang diimpikan. Salah satunya yakni menyoroti adanya diskriminasi gender dalam pembayaran dan upah kerja (kaitannya dengan peran gender yang dipandang rendah). Untuk mencapai kesejahteraan yang bersinggungan dengan teori upah, maka gerakan feminisme dengan tegas menyuarakan tentang kesetaraan untuk pekerja wanita dalam konteks upah dan pendapatan. 

Teori upah dan nilai dalam perkembangannya dinilai selaras dengan teori ekonomi modern saat ini. Keterkaitan ini ditinjau dari nilai tambah dan produktivitas, serta sistem pengupahan dan kebijakan publik. Dalam ekonomi modern, pengupahan dalam kerja dinilai sudah mencapai kesetaraan dalam konteks gender. Tetapi dalam konteks produktivitas, pengupahan akan tetap berbeda, karena semakin tinggi manfaat atau output yang dihasilkan akan semakin tinggi pula nilai tambah pada sistem upah. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi lewat digitalisasi, yang membawa pengaruh pada produktivitas dalam produksi. Pekerjaan yang melibatkan keterampilan teknologi tinggi atau pengetahuan khusus dapat cenderung mendapatkan upah yang lebih tinggi. sedangkan yang masih bergantung pada cara-cara tradisional akan kesulitan dalam mencapai efisiensi produktivitas.

  • Pekerjaan Perawatan 

Pekerjaan perawatan adalah jenis pekerjaan yang fokus pada memberikan perhatian, dukungan, dan perawatan kepada orang lain. Pekerjaan perawatan diantaranya mencangkup merawat anak, pekerjaan rumah tangga dan lain sebagainya. Dalam hal ini yang menjadi bahan kajian, adalah bagaimana hubungan antara pekerjaan perawatan dan ekonomi mencangkup banyak aspek termasuk dampaknya pada struktur ekonomi, partisipasi perempuan di pasar kerja, dan penilaian nilai pekerjaan tersebut. Dalam Pekerjaan Perawatan yang menjadi kunci hubungan dengan ekonomi diantaranya : 

  • Pekerjaan yang tidak mendapat imbalan dalam bentuk uang apapun umumnya dikenal sebagai pekerjaan tidak berbayar. Jenis pekerjaan ini mungkin paruh waktu atau penuh waktu dan dapat dilakukan di berbagai bidang seperti pelayanan masyarakat, magang, atau pekerjaan sukarela. Meskipun pekerjaan tidak berbayar dapat memberikan pengalaman berharga dan peluang bagi individu untuk mengembangkan keterampilan baru, namun hal ini juga dapat menimbulkan tantangan. Misalnya, individu mungkin harus menanggung biaya perjalanan dan pengeluaran lain yang berkaitan dengan pekerjaan yang mereka lakukan, sehingga menimbulkan beban keuangan. Meskipun demikian, pekerjaan tidak berbayar semakin menjadi bagian penting dari angkatan kerja dan memainkan peran penting dalam perbaikan masyarakat. Menghargai pekerjaan perawatan, yang sebagian besar dilakukan oleh perempuan di rumah untuk anak-anak, orang lanjut usia, atau anggota keluarga lainnya, masih belum sepenuhnya diakui atau diapresiasi dalam struktur ekonomi konvensional. Kontribusi ini sering dianggap sebagai "tenaga kerja tanpa kompensasi.
  • Segregasi dalam angkatan kerja merupakan isu utama yang mempengaruhi banyak orang. Secara khusus, segregasi pekerjaan sering kali mengakibatkan pekerjaan tertentu didominasi oleh satu jenis kelamin atau ras. Hal ini dapat mengakibatkan terbatasnya kesempatan dan perlakuan tidak adil bagi mereka yang tidak termasuk dalam kelompok dominan. Namun, upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini dan mendorong keberagaman dan inklusi di berbagai industri. Inisiatif-inisiatif ini mencakup peningkatan akses terhadap pendidikan dan pelatihan bagi kelompok marginal, menciptakan praktik perekrutan yang inklusif, dan meningkatkan kesadaran akan manfaat dari keberagaman tempat kerja. Dengan bekerja sama, kita dapat berjuang menuju masyarakat yang lebih adil dan adil. Seringkali, pekerjaan perawatan ditemukan di bidang tertentu, seperti kesehatan, pendidikan, atau pekerjaan rumah tangga, sehingga menyebabkan segregasi berbasis gender dalam angkatan kerja. Pemisahan ini dapat mengakibatkan kesenjangan ekonomi karena pekerjaan perawatan cenderung memberikan upah yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pekerjaan lain.
  • Keterlibatan perempuan di pasar tenaga kerja layak untuk dianalisis dan diobservasi. Telah diketahui secara luas bahwa, secara historis, perempuan tidak dimasukkan dalam pasar kerja karena berbagai alasan, namun hal ini telah berubah selama bertahun-tahun, dengan semakin banyaknya perempuan yang berpartisipasi. Namun diakui bahwa masih ada hambatan yang perlu diselesaikan untuk memastikan bahwa perempuan sepenuhnya terintegrasi ke dalam pasar tenaga kerja. Partisipasi perempuan dalam pasar tenaga kerja mempunyai dampak ekonomi dan sosial, baik pada tingkat mikro maupun makro. Perjuangan untuk menyeimbangkan pekerjaan dan perawatan dapat berdampak signifikan terhadap partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja. Hal ini dapat membatasi peluang karir dan mobilitas ekonomi, sehingga menyebabkan kesulitan besar bagi sebagian perempuan.
  • Yang paling penting adalah nilai pekerjaan perawatan bagi perekonomian kita. Pekerjaan yang dilakukan oleh para pengasuh sangat penting bagi keberhasilan ekonomi masyarakat kita. Namun, hal ini seringkali diremehkan dan tidak disadari. Pekerja perawatan memberikan layanan penting seperti perawatan anak dan orang tua, tata graha, dan perawatan medis. Layanan-layanan ini mungkin disediakan oleh para profesional yang dibayar atau anggota keluarga yang tidak dibayar, namun semuanya penting bagi berfungsinya perekonomian kita. Meskipun demikian, pekerjaan perawatan biasanya dibayar rendah dan kurang dihargai. Penting bagi kita untuk menyadari pentingnya pekerjaan perawatan dan melakukan perubahan yang diperlukan untuk memastikan bahwa pekerja perawatan mendapat kompensasi dan dukungan yang adil. Nilai ekonomi dari pekerjaan perawatan merupakan fokus utama teori ekonomi feminis. Pekerjaan ini dapat dengan mudah diabaikan dalam pengukuran tradisional, seperti PDB, meskipun hal ini sering kali dilakukan oleh perempuan dan berkisar pada perawatan antarpribadi. Penting untuk mengenali dan mengevaluasi jenis pekerjaan ini.
  • Akses terhadap sumber daya dan hak-hak ekonomi pada dasarnya saling terkait, karena kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya secara langsung berdampak pada kemampuan seseorang untuk menghasilkan kekayaan. Tanpa akses yang layak terhadap sumber daya seperti tanah, air, dan bahan mentah, individu dan masyarakat mungkin kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka atau mengembangkan perekonomian berkelanjutan. Selain itu, kebijakan dan sistem ekonomi dapat mempunyai dampak yang signifikan terhadap akses dan distribusi sumber daya. Memastikan akses yang adil terhadap sumber daya dan mendorong hak-hak ekonomi dapat mendukung pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, serta berkontribusi terhadap tujuan keberlanjutan dan keadilan sosial yang lebih luas. Hak-hak ekonomi perempuan dan akses terhadap sumber daya dapat dipengaruhi oleh pekerjaan perawatan. Dukungan dan kebijakan yang tidak memadai dapat menghambat perempuan dalam mengakses peluang ekonomi yang setara dengan laki-laki karena tanggung jawab pengasuhan dapat menjadi batasan.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun