Mohon tunggu...
Virgie Stephanie
Virgie Stephanie Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Utarakan Suara Hati Dengan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sombong Merendah, Cegah Sikap Humble Bragging yang Bikin Geram

3 Mei 2024   00:35 Diperbarui: 3 Mei 2024   00:39 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humble Bragging | Dok : Via Pinterest/Nachole Gaspar

Budaya sombong tapi merendah pasti telah seringkali terdengar, apalagi dilingkungan sekitar kita. Biasanya seseorang akan memamerkan prestasi yang telah mereka lakukan secara langsung dan tidak langsung dengan mengklaim rasa rendah hati. Namun perlu diketahui sikap seperti ini menimbulkan rasa geram bagi banyak orang lho

“Padahal kemarin aku ga ada persiapan tampil menari”, “ Semalam aku ga belajar, tapi bisa lulus tes” "Saya merasa seperti tidak layak untuk mendapatkan penghargaan ini, tetapi tentu saja saya menerimanya dengan rendah hati." Nah dari beberapa contoh dari tindak tutur yang menunjukkan bahwa adanya sikap humble bragging.

Humble bragging yang sering kali diucapkan oleh orang-orang yang seakan-akan ingin menunjukkan sikap rendah hati. Biasanya sikap ini terlihat menyombongkan diri pun pasti sering kita lakukan tanpa disadari. Dengan demikian ada cara untuk mencegah gejala perilaku  humble bragging sebagai berikut, 

1. Latih Kesadaran Diri 

Dalam pencegahan ini dapat dilakukan dengan mengevaluasi diri, perasaan , dan pikiran terlebih dahulu. Ketika kita sadar akan diri kita sendiri, kita lebih mampu mengenali ketika kita cenderung melakukan humble bragging, yaitu ketika kita mencoba untuk memamerkan prestasi atau keberhasilan kita dengan cara yang tidak langsung atau samar-samar. Dengan memperhatikan pikiran dan perasaan kita saat berbagi tentang pencapaian atau keberhasilan, kita dapat mengidentifikasi apakah kita merasa perlu menambahkan klaim rendah hati atau ungkapan yang menunjukkan kerendahan hati 

2. Lebih Bersikap Jujur 

Konteks ini mengarah berbicara secara jujur tentang pencapaian atau keberhasilan kita tanpa perlu menambahkan klaim rendah hati atau ungkapan yang dimaksudkan untuk memperlihatkan kerendahan hati. Ini berarti berkomunikasi secara transparan tentang pencapaian kita tanpa menyisipkan kata-kata atau frase yang bertujuan untuk membuat kita terlihat lebih rendah hati daripada yang sebenarnya.

 Misalnya, daripada mengatakan, "Saya tidak yakin bagaimana saya bisa mencapai ini," saat berbicara tentang pencapaian, kita dapat lebih jujur dengan mengatakan, "Saya merasa bangga dengan hasil kerja keras saya untuk mencapai ini." Dalam kasus ini, kita tidak menambahkan klaim rendah hati yang tidak perlu, tetapi tetap mengungkapkan rasa syukur dan prestasi. 

3. Menghargai Pencapaian Orang Lain

konteks humble bragging adalah tentang mengalihkan fokus dari diri sendiri dengan memberikan apresiasi dan dukungan kepada pencapaian orang lain. Ketika kita mengakui pencapaian dan kesuksesan orang lain dengan tulus, itu membantu kita mengurangi dorongan untuk memamerkan diri sendiri secara tidak langsung. 

4. Perhatikan Empati

Ketika kita menghindari perilaku humble bragging, kita secara sadar memilih untuk tidak membuat orang lain merasa tidak nyaman atau merendahkan diri mereka sendiri. Ini karena perilaku humble bragging dapat membuat orang lain merasa tidak dihargai atau merasa kurang penting dibandingkan dengan kita. 

Misalnya, ketika kita terus-menerus menyisipkan klaim rendah hati ketika berbicara tentang pencapaian kita, ini dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman atau merendahkan diri mereka sendiri karena mereka mungkin merasa perlu menanggapi dengan pujian atau pengakuan untuk mengangkat kita. 

5. Lebih Fokus Pada Proses

Dalam konteks humble bragging, fokus pada proses berarti berbicara tentang tantangan yang dihadapi, strategi yang diambil, dan pembelajaran yang diperoleh dalam mencapai suatu pencapaian, daripada hanya menonjolkan hasil akhir dengan cara yang tidak langsung. Misalnya, daripada hanya menunjukkan prestasi akhir, seseorang dapat berbicara tentang rintangan yang mereka hadapi dan bagaimana mereka mengatasi tantangan tersebut dengan tekad dan kerja keras. 

Dengan memfokuskan perhatian pada proses, upaya, dan pembelajaran, individu dapat mengurangi kecenderungan untuk melakukan humble bragging dengan tidak secara tidak langsung memperlihatkan superioritas atau kesempurnaan mereka. Sebaliknya, mereka menekankan kerendahan hati dengan mengakui bahwa setiap pencapaian melibatkan perjuangan dan kesalahan, dan bahwa mereka terus belajar dan berkembang sepanjang perjalanan mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun