"Bukankah seharusnya paman yang bertanya seperti itu kepadamu? Apakah kamu ingin mengatakan sesuatu pada paman?" Detak jantungku semakin berdetak dengan kencang setelah mendengar ucapan paman.
"Ma...maksud paman apa?".
"Semalam kamu menatap paman dengan tatapan yang mengintimidasi. Lalu, kamu juga menatap paman tidak hanya sekali dengan tatapan seperti itu. Kamu mengetahuinya?" tanya paman dengan sedikit tersenyum seperti meremehkan.
"M...mengetahui apa p...paman?" jawabku dengan sangat gugup.
"Esa, paman tahu kalau kamu itu pintar dan suka baca. Pasti kamu tahu sesuatu tentang paman yang kamu dapatkan dari bacaan yang kamu baca".
Pertanyaan paman itu sukses membuatku kaget dan ketakutan. Bagaimana paman bisa tahu tentang itu. Aku benar-benar ketakutan sekarang. Aku ingin siapapun itu datang ke rumahku untuk mengalihkan pembicaraan ini.
"Jawab saja Esa agar paman tidak marah". Pertanyaan ini membuatku yakin jika paman adalah psikopat. Seperti yang sudah aku baca bahwa salah satu ciri seorang psikopat adalah secara emosional mudah terusik dan mudah marah.
"CEPAT JAWAB PERTANYAAN PAMAN, ESA" sentak paman membuatku sangat ketakutan.
Benar. Ini bukan Paman Al yang dulu. Dia sudah berubah sekarang. Dengan air mata yang mulai bercucuran, aku berkata,
"Paman adalah psikopat. Aku baca tentang ciri-ciri seorang psikopat dan contoh kasusnya membuat aku berspekulasi bahwa paman adalah psikopat. Aku berpikir seperti itu karena aku memang melihat ciri-ciri itu didalam diri paman. Paman sudah berubah. Paman bukan seperti paman yang dulu. Ditambah sekarang paman tiba-tiba menanyakan hal ini, lalu marah-marah hanya karena sikapku yang tiba-tiba memperhatikan paman saat acara keluarga malam kemarin. Ini membuat aku semakin yakin bahwa paman adalah psikopat" jelasku panjang lebar dengan rasa takut yang masih menyelimuti.
Paman yang mendengarkan penjelasanku hanya tersenyum lalu tertawa sambil bertepuk tangan.