Suksesnya dosis vaksin pertama dan kedua merupakan sebuah angin segar bagi Desa Cilebut Barat, sekaligus harapan bagi program vaksinasi booster yang sedang dijalani demi mencegah penyebaran varian covid-19 yang bermutasi seperti Delta dan Omicron. Hal tersebut dibuktikan ketika warga menyambut secara antusias pengumuman vaksin booster melalui sosialisasi yang disampaikan oleh RT, RW, dan tokoh masyarakat.
Terlaksananya vaksinasi pertama dan kedua merupakan sebuah syarat mutlak bagi warga desa yang ingin mendapatkan suntikan booster dengan rentang waktu 3 bulan setelahnya. Adapun mekanisme vaksin yang diberlakukan oleh desa secara umum, seperti pendaftaran luring atau daring, screening, vaksin, dan pencatatan.
Selain itu juga vaksinasi merupakan sebuah syarat di Desa Cilebut Barat untuk mendapatkan bantuan sosial dari desa. Maka tidak heran apabila banyak warga yang tertarik untuk melakukan vaksinasi.
Sebenarnya, Desa Cilebut Barat juga memiliki tujuan lain selain meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus. Ketika saya dan kelompok studi lapangan melakukan kunjungan dan wawancara ke Desa Cilebut Barat (07/04/22), Pak Ahmad Fauzi, Sekretaris Desa, mengatakan “program sosial ini bukan semata-mata hanya untuk menyehatkan warganya, melainkan untuk memberdayakan mereka melalui bantuan sosial dan juga relawan,” ucap beliau.
Bantuan sosial merupakan harapan bagi warga agar tetap bisa bernapas lega di tengah kesulitan ekonomi. Sementara pekerja sosial dan relawan pun menjadi potensi untuk memberdayakan warganya khususnya yang menganggur agar mendapatkan ilmu dan juga insentif.
Antusiasme warga terhadap program sosial vaksin booster merupakan bukti nyata dari keberhasilan pemerintah dalam membina warganya. Warga yang taat membuat Desa Cilebut Barat dengan mudah menjalani program kerjanya. Tidak luput dengan kolaborasi antarpihak yang dilakukan desa seperti pemerintahan pusat, organisasi atau tokoh masyarakat, RT/RW, dan lain-lain dalam membantu menyukseskan program vaksin ini.
Desa Cilebut Barat juga melayani pelayanan vaksinasi dengan baik seperti upah kepada pekerja dan pegiat sosial, birokrasi yang baik, dan cepat tanggap dalam merespons keluhan warganya, seperti vaksin di awal yang selalu kehabisan stok, tetapi desa dengan sigap menanganinya melalui penambahan dosis dan kuota, serta pendaftaran daring. Adapun jadwal vaksin yang dibuka setiap hari yang dilaksanakan di lapangan desa, kantor polisi, dan tempat umum sekitar desa.
Sampai saat ini, Desa Cilebut Barat masih menjalani program vaksinasi booster pertama yang setiap harinya meningkat guna menguatkan kekebalan tubuh warganya. Selain itu, harapan Desa Cilebut Barat ialah untuk terus bisa melayani warganya dalam program sosial apapun, khususnya urgensi program sosial vaksinasi booster.
Melihat dari suksesnya vaksinasi pertama dan kedua, serta kegigihan program booster yang sedang dijalani oleh Desa Cilebut Barat, terdapat sebuah aspek dalam pembangunan sosial yang dilakukan, yaitu intervensionisme.
Intervensionisme yang dilakukan oleh desa tidak hanya melibatkan para seperangkat pemerintah yang memiliki wewenang dalam kebijakan, tetapi warganya sendiri yang menjadi objek, bisa menjadi subjek atau aktor guna memahami dan belajar perihal kondisi yang sedang dihadapi.