Counselor Self-Care: Mengurangi Stres dan Burnout Bagi Konselor
Oleh : Virgiana Putri Saskia, Adhi Krisna Maria Agustin
Program studi BK, FKIP, UKSW Salatiga
Pada era sekarang, masyarakat mulai menyadari pentingnya konseling untuk mengatasi rasa burn-out, bimbang, kecemasan, gelisah, bahkan sekedar untuk bercerita. Tak dipungkiri pada era modern ini orang-orang banyak yang kurang peka bahkan cenderung menutup diri dari orang lain dan asik pada dunia nya sendiri yang menyebabkan banyaknya orang yang terkena depresi dan stres bahkan di usia muda, dari perkembangan zaman yang sudah maju ini ternyata lingkungan belum tentu mendukung pada kegiatan atau hal yang positif.
Namun bagaimana kita melihat dari sudut konselor? Apakah konselor juga mengalami burn-out bahkan stres? Artikel ini akan membahas mengenai pentingnya “Counsellor Self-Care” bagi para konselor maupun para calon konselor nantinya.
Keberhasilan seorang konselor dalam menangani suatu kasus yang dihadapi oleh konseli merupakan hal yang sangat melegakan dan terkadang memberi kepuasan bagi seorang konselor, namun ternyata tidak selamanya konselor berhasil dalam menjalankan tugasnya atau dalam memberikan layanan bagi klien dan hal tersebut dapat mengakibatkan stress bagi konselor.
Banyak konselor yang mengalami kelelahan saat memberikan layanan baik secara fisik maupun secara emosional, terkadang emosi yang dibawa oleh klien bisa ter-transfer ke konselor seperti hal nya jika konselor merasakan teramat dalam perasaan sedih ataupun marah dari cerita klien, maka energi tersebut bisa transfer ke dalam mood konselor, maka bisa merasa terganggu.
Jika konselor yang mengalami tekanan secara emosional secara terus menerus bisa menyebabkan stres sehingga merasakan energi yang terkuras habis atau kelelahan jika menangani masalah klien dalam kesehariannya. Stres dapat dialami konselor karena stres merupakan masalah umum yang terjadi dalam kehidupan manusia dan sudah menjadi bagian hidup yang terkadang tidak bisa dihindari.
Konselor sangat mudah mengalami stress yang disebabkan dari beberapa faktor, misalnya saja peran individu dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, dll (Sandra & Ifdil, 2015).
Secara tradisional, para konselor berasumsi bahwa masalah yang mereka hadapi akan teratasi dengan sendirinya, dan banyak yang berusaha menghindari sumber stres yang mereka alami. Padahal jika dibiarkan terus menerus mengakibatkan dampak negatif yaitu terganggunya kesehatan fisik dan mental konselor (Dorociak, dkk, 2017). Terlalu sering, konselor mengabaikan perawatan diri (Bradley, et al, 2013) dan mengandalkan pepatah, "Konselor menyembuhkan dirinya sendiri."
Perawatan diri atau self-care secara luas didefinisikan sebagai perilaku atau pengalaman yang meningkatkan atau mempertahankan kesejahteraan konselor, termasuk aktivitas seperti makan makanan yang seimbang dan bergizi, berolahraga, cukup tidur, dan mencari dukungan dari profesional lain.