Dini hari tadi sebelum pukul 24:00 tepatnya sekitar empat puluh lima menit sebelum hari berganti, beberapa daerah di sekitar Kabupaten Tegal diguyur hujan, pada pukul antara 22:45. Turunnya hujan setelah musim kemarau yang kering dan memanas menjadi sebuah keajaiban yang tak disangka-sangka oleh warga. Beberapa orang turut bersuka ria dan mengucap Alhamdulillah.
Sebelum turun hujan pada malam harinya dari waktu maghrib hingga isya udara dinginnya masih terasa panas dan membuat badan kegerahan. Sehingga hujan yang turun pada malam hari itu bagai anugerah tidak terkira. El Nino yang menyerang Indonesia telah menghempaskan berbagai wilayah di Indonesia tidak terkecuali Kabupaten Tegal yang berada di utara Jawa.
Sudah dari bulan Maret yang lalu pemerintah telah mewanti-wanti masyarakat untuk bersiap akan kemarau panjang. Baik pemerintah daerah hingga masyarakat sekalipun tidak ada yang pernah menyangka musim kemarau akan berlanjut hingga akhir September. Pada umumnya di bulan itu akan terjadi perpindahan musim. Antara musim kemarau menuju musim hujan.
Namun di awal bulan Semtember, seluruh negeri gempar akan berita datangnya El Nino yang diperkirakan berlangsung dari awal September hingga Maret di mana September-Oktober adalah puncaknya. Suhu akan naik drastis di kisaran siang hari antara pukul 12:00-14:00. Rata-rata suhu tertinggi bisa dari 35°C -37°C.
El Nino adalah sebuah fenomena alam di Samudra Pasifik yang dapat berdampak pada cuaca global. Bersadarkan BMKG, El Nino terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tengah dan timur menjadi lebih hangat dari biasanya, sehingga dapat mempengaruhi pola tekanan atmosfer dan pola angin di daerah tersebut. Di Indonesia, El Nino biasanya berdampak pada peningkatan curah hujan di wilayah pantai barat Sumatera dan Jawa, serta penurunan curah hujan di wilayah timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur dan Papua. El Nino juga dapat mempengaruhi suhu udara di berbagai wilayah.
Fenomena itu tidak hanya sekali ini terjadi, tetapi pernah 6 kali terjadi di Indonesia. Terakhir terjadi El Nino adalah pada tahun 2019. Meskipun menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, El Nino yang terjadi di tahun 2023 ini lebih tinggi dibanding El Nino pada tahun 2019 atau El Nino lemah.
Dampak yang ditimbulkan jelas tidak sedikit. Mulai dari kekeringan, kekurangan pasokan air bersih, ratusan hektare padi yang gagal panen, dan masih banyak lainnya. Dari kekeringan tersebut diakibatkan karena cuaca yang terlalu ekstrem. Tubuh manusia menjadi renta terkena demam jika berada di luar ruangan selama beberapa menit saja. Badai angin kering yang panas pun jadi salah satu ancaman, jalan raya yang dilewati pengendara akan sering tersibak oleh debu yang dihempaskan angin. Belum lagi jika ada gundugan daun berceceran di sekitar jalan. Angin tak segan-segan membuatnya berterbangan.
Berita persiapan langkanya pasokan padi juga terjadi di wilayah Kabupaten Tegal. Tak sedikit ladang ratusan hektare hanya diisi oleh sisa padi yang telah setengah hijau setengah kuning karena kekeringan. Ladang yang berada di dekat waduk Cacaban mengandalkan pasokan airnya untuk menyiram tanam. Mereka pastinya berharap hujan tiba segera. Karena padi adalah tumbuhan yang memerlukan banyak air.
Pada kecamatan serta desa yang terkena dampak kekurangan pasokan air, pihak dari dinas kesehatan serta PMI Kabupaten Tegal membagikan air bersih gratis kepada wilayah yang terkena dampak.
Guyuran hujan pada Senin malam menjadi pembuka harapan bagi warga sekitar. Tanah kering dan gersang berkat hujan pada tanggal 09-10-2023 itu sedikit menjadi lunak. Debu yang dibawa angin otomatis melunak ditempat. Harapan baru serta doa pun dipanjatkan supaya meski fenomena El Nino berlangsung hujan tetap turun sehingga memberi keberkahan di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H